Sebagai ibu rumah tangga, pekerjaan sampingan yang saya tekuni sampai saat ini adalah menjadi penulis. Saya sempat berpikir bahwa saya akan membiayai jajan anak dengan terus menekuni profesi tersebut. Tapi harapan memang nggak selalu berujung indah. Salah satu pekerjaan menulis yang sekarang mulai saya tinggalkan adalah menjadi penulis di platform novel online.
Sejujurnya, beberapa tahun yang lalu, menjadi penulis novel online itu cukup menguntungkan. Saya sempat merasakan gajian 1-2 juta rupiah setiap bulan. Nominalnya memang terbilang kecil. Tapi sebagai orang Jogja, angka itu sudah sangat menggiurkan. Apalagi saya nggak perlu keluar ongkos bensin atau makan siang. Modal saya cuma kuota internet 100 ribuan per bulan.
Tapi tentu saja uang itu nggak bisa saya peroleh dengan mudah. Tiap malam, saya harus menyisihkan beberapa jam setelah anak-anak tidur untuk meneruskan cerita.
Novel yang saya kerjakan juga nggak hanya satu. Saya pernah mengerjakan beberapa novel dalam satu bulan. Sulit memang. Untungnya, saya menulis berdasarkan kisah nyata. Jadi saya nggak perlu terlalu pusing memikirkan jalan cerita buku tersebut secara garis besar.
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang mulai mengenal platform novel online yang menggaji penulisnya. Saya juga melihat beberapa teman penulis yang akhirnya coba-coba menjadi “perekrut” penulis-penulis baru ini. Tiap satu rekrutan berbuah pundi-pundi rupiah yang bisa dipakai jajan bakso.
Akan tetapi makin ke sini, saya merasa situasinya sudah jauh dari kata menguntungkan. Ibarat kata, dulu jadi penulis novel online itu lumayan, tapi sekarang “lu manyun”. Bagi penulis yang sekadar ingin menyalurkan hobinya sih nggak masalah. Namun hal ini berbeda dengan para penulis yang memang menulis untuk mencari sesuap nasi.
Jadi penulis untuk platform novel online: syarat makin gila, persaingan makin ketat
Ada beberapa alasan mengapa saat ini saya merasa jadi penulis novel online itu sudah jauh dari kata enak. Pertama, persaingan semakin ketat. Tak jarang penulis akhirnya membuat cerita 18+ hanya agar mendapatkan banyak tayangan.
Tema-tema tertentu juga mendominasi. Menulis di luar kategori tema populer, sudah pasti akan jadi ikan teri di antara sekumpulan paus.
Baca halaman selanjutnya: Syarat yang ditetapkan platform menulis online makin nggak masuk akal…