Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

‎Sisi Gelap Kapal Penyeberangan, Sudah Bayar Mahal tapi Masih Kena Pungli di Dalam Kapal!

Mohammad Arfan Fauzi oleh Mohammad Arfan Fauzi
26 Mei 2025
A A
‎Sisi Gelap Kapal Penyeberangan, Sudah Bayar Mahal tapi Masih Kena Pungli di Dalam Kapal!

‎Sisi Gelap Kapal Penyeberangan, Sudah Bayar Mahal tapi Masih Kena Pungli di Dalam Kapal!

Share on FacebookShare on Twitter

‎Coba bayangin, kamu naik kapal penyeberangan yang harganya udah lumayan menguras dompet dan ingin istirahat nyaman. Tapi, untuk nyaman dan menikmati fasilitas, kalian masih harus bayar lagi. Bete kan? Pasti lah.

‎Ya, selamat datang di dunia kapal penyeberangan di Indonesia.

Sebenarnya, saya kelewat berani bilang bahwa kapal penyeberangan di Indonesia kayak gitu semua. Tapi, pengalaman saya menyeberangi c dan Selat Bali, sama saja. Formatnya sama: kalau mau menikmati ruangan, harus bayar lagi. Kalau nggak mau, ya harus puas di selasar kapal atau ruang tunggu yang panasnya nggak karuan, plus berisiknya minta ampun.

Saya ambil contoh saat naik kapal penyeberangan Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk, karena saya sering naik kapal di sana, sekaligus jadi pelabuhan tersibuk di Indonesia. Di sini, saya sering banget menemui fakta bahwa kalau mau menikmati fasilitas, harus bayar biaya tambahan. Wajar saya heran dengan ASDP, sebagai pemegang kendali lintas penyeberangan, kok bisa diam saja melihat praktik ini.

‎Kok ada kapal penyeberangan yang fasilitasnya gratis?

‎Oke, mungkin emang ASDP membolehkan para operator kapal bisa mengambil cuan dari penyewaan fasilitas kapal, dan ya emang itu hak mereka, toh mereka emang berbisnis kan?

Tapi lucunya ya, sebagian operator kapal yang lain ada lho yang berbaik hati memberikan fasilitas di dalam kapal secara cuma-cuma tanpa ada pungutan lagi, kok bisa? Berarti kan sebenarnya tanpa ada biaya tambahan pun, fasilitas tambahan bisa diakses. Tapi kenapa masih ada operator kapitalis yang mengeruk biaya tambahan hanya untuk masuk ke ruangan AC yang cuma disinggahi 1-3 jam perjalanan?

‎Apalagi biaya sekali jalan untuk menyeberang nggak bisa dinilai murah. Terutama bagi mereka yang naik kendaraan, bisa ratusan ribu sampai jutaan hanya untuk sekali menyeberang.

‎Alasan klasik yang paling sering dipakai adalah biaya tersebut untuk perawatan. Ya perawatan AC, kebersihan ruangan. Saya tahu kalau memang biaya tersebut mahal. Tapi kok masih ada operator yang bisa kasih gratisan? Artinya, keuntungan yang didapat oleh kapal dari mengangkut penumpang saja sudah cukup kan menutup semuanya.

Baca Juga:

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

Ya bisa jadi memang ideologi mereka emang beda. Ada yang niat memberikan pelayanan terbaik ke penumpang dan ada yang niatnya cuma mencari pemasukan tambahan.

‎Gacha banget

‎Oke, anggaplah kita legowo menerima “perbedaan” ini. Kita ikhlas bayar lebih sekadar ingin beristirahat dengan nyaman di kapal, harusnya dapat fasilitas lebih baik dong? Secara kita bayar pakai uang, bukan pakai daun. Tapi ya, sama saja. Kualitasnya nggak melulu lebih bagus.

Ibaratnya nih, naik kapal penyeberangan itu semacam gacha. Kalau beruntung, dapat yang fasilitas bagus plus gratis. Kalau nggak, dapat yang fasilitasnya hanya bisa diakses jika bayar lagi. Nah, kalau sial, udah harus bayar untuk mengakses AC, tapi AC-nya nggak dingin. Haduh.

‎Masalahnya hal ini kayak dinormalisasi oleh pejabat berwenang. Sejauh pengamatan saya, nggak ada tuh kayaknya upaya standardisasi fasilitas kapal penyeberangan. Padahal walaupun beda kapal, biaya kapal penyeberangan dibikin sama. Kayaknya bagi mereka asal itu kapal bisa jalan aja udah syukur. Mana pernah mikirin penumpang yang dipaksa panas-panasan dan duduk di kursi berkarat?

Saking banyaknya kapal yang kayak begitu, saya jadi punya daftar kapal mana yang saya blacklist. Kapal tersebut nggak akan saya naikin. Saya akan milih kapal penyeberangan yang lain, yang lebih manusiawi untuk ditumpangi.

Saya harap suara saya ini mewakili banyak orang-orang yang mengakses kapal penyeberangan dan punya keluhan yang sama. Semoga pihak yang berwenang bisa berbuat sesuatu. Atau, setidaknya berpura-pura perhatian dulu aja deh.

Penulis: Mohammad Arfan Fauzi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Culture Shock Naik Kapal Batu Layar dari Lombok ke Surabaya: Penumpang Cekcok dengan Brimob dan Keributan Lainnya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 Mei 2025 oleh

Tags: Bakauhenigilimanukkapal ferrykapal penyeberanganKetapangMerakpungli
Mohammad Arfan Fauzi

Mohammad Arfan Fauzi

Seorang pedagang ayam bakar yang juga wartawan media nggak terkenal.

ArtikelTerkait

Pengalaman Mengecewakan Berkunjung ke Pacet Mojokerto: Ketemu Pedagang yang Mematok Harga Nggak Wajar sampai Dikejar Calo Vila

Pacet Mojokerto, Surga Wisata yang Sayangnya Tercoreng Pungli

18 Agustus 2024
Program Donasi Rp1.000 Sehari Dedi Mulyadi Adalah Bentuk Nyata Pungli Berkedok Solidaritas Sosial

Program Donasi Rp1.000 Sehari Dedi Mulyadi Adalah Bentuk Nyata Pungli Berkedok Solidaritas Sosial

9 Oktober 2025
Jadi Pengusaha Bagus, Jadi Karyawan ya Nggak Apa-apa, wong Sama-sama "Dihajar" oleh Keadaan

Jadi Pengusaha Bagus, Jadi Karyawan ya Nggak Apa-apa, wong Sama-sama “Dihajar” oleh Keadaan

19 November 2024
Jalan Tol Trans Sumatera Bakauheni-Palembang Ampas, Kalah Bagus sama Jalan Depan Rumah Saya

Jalan Tol Trans Sumatera Bakauheni-Palembang Ampas, Kalah Bagus sama Jalan Depan Rumah Saya

17 Juli 2024
Pengalaman 12 Jam Naik Kereta Sri Tanjung Solo-Banyuwangi: Naik Sendiri, Turun Punya Keluarga Baru Mojok.co

Pengalaman 12 Jam Naik Kereta Sri Tanjung Solo-Banyuwangi: Naik Sendiri, Turun Punya Keluarga Baru 

7 Juni 2025
Kenapa sih Pada Protes Akses NIK Kudu Bayar? Kayak Nggak Paham Aja Biasanya Gimana SIM

Kenapa sih Pada Protes Akses NIK Kudu Bayar? Kayak Nggak Paham Aja Biasanya Gimana

15 April 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.