“Jenang apel? Apa itu?” Pertanyaan ini mungkin akan keluar dari mulut kalian saat pertama kali mendengar kata jenang apel. Apalagi kalau kalian bukan orang Batu, Malang, atau setidaknya bukan berasal dari tanah Jawa. Tapi kalau disebut dodol apel, mungkin kalian bakal langsung paham, ya. Iya, sederhananya jenang apel adalah dodol apel, kudapan manis yang terbuat dari apel.
Jenang apel, oleh-oleh khas dari daerah Batu dan Malang yang tidak setenar oleh-oleh lainnya
Sebagai oleh-oleh khas daerah Batu dan Malang, jenang apel memang nggak setenar oleh-oleh lainnya seperti sari apel atau keripik buah. Nama kudapan ini sebagai oleh-oleh seperti tersingkir begitu saja. Di berbagai toko oleh-oleh yang ada di Batu atau Malang misalnya, kudapan ini jadi salah satu item yang bisa dibilang jarang dijamah orang. Dari segi penjualan, sudah pasti kudapan ini nggak selaris sari apel atau keripik buah.
Padahal jenang apel adalah oleh-oleh yang menarik, lho. Secara harga nggak terlalu mahal dan rasanya pun enak. Ada perpaduan manis dan kecut dari gula serta apel saat dimakan. Kalau disuruh memilih antara jenang apel atau keripik buah, saya akan memilih jenang apel untuk dijadikan kudapan. Tapi itu dulu, sebelum saya melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kudapan satu ini dibuat.
Ceritanya sekitar dua tahun lalu saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu pabrik jenang apel yang ada di Kota Batu. Pabrik ini sebenarnya pabrik rumahan dan nama mereknya pun bukan merek terkenal. Tapi pabrik rumahan ini sudah punya jaringan ke beberapa toko oleh-oleh di Batu dan Malang. Pabrik ini nggak hanya memproduksi jenang apel, tapi juga sari apel dan keripik buah.
Pengalaman datang ke pabrik yang kurang higienis
Ketika berkunjung, saya cukup senang ketika melihat bagaimana pabrik tersebut memiliki sirkulasi udara yang baik. Mungkin karena ukuran rumah yang dijadikan pabrik cukup luas, jadi berada di dalam nggak tidak terasa pengap.
Tiap section juga dikerjakan oleh orang yang berbeda. Maksudnya, tidak ada pekerja yang dobel pekerjaan. Itu membuat saya cukup lega. Akan tetapi salah satu yang saya garisbawahi dari pabrik tersebut adalah pabrik ini masih kurang higienis. Meskipun pabrik rumahan, aspek kebersihan harus jadi pertimbangan utama.
Saya melihat apel-apel yang sudah dikupas dan siap diparut untuk jadi bahan baku jenang apel tidak diletakkan dalam wadah yang bersih. Wadah untuk menampung apel terlihat bernoda di beberapa sisi. Selain itu, saya masih menemukan pegawai yang tidak menggunakan pelindung kepala (entah itu hairnet atau topi) ketika memproses bahan baku jenang apel. Bahkan ada juga pegawai yang tidak memakai sarung tangan ketika mengemas jenang yang sudah jadi.
Mungkin bagi beberapa orang masalah ini bukan sesuatu yang serius. Tapi bagi saya, ini jelas jadi urusan yang tidak main-main.
Baca halaman selanjutnya: Ada pegawai yang kerja sambil merokok…