Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sing Numpak Motor i Ngopo, Toh? Wis Ngerti Udan Kok Ora Mantolan?

Rinawati oleh Rinawati
4 Januari 2020
A A
4 Spare Part Motor yang Sering Hilang saat Sedang di Parkiran Sing Numpak Motor i Ngopo, Toh? Wis Ngerti Udan Kok Ora Mantolan?
Share on FacebookShare on Twitter

Saya buka halaman home Terminal Mojok, ada sebuah judul artikel yang eye catching menurut saya. Saya tertarik dengan artikel yang ditulis dengan judul bahasa Jawa, “Sing Nduwe Mobil i Ngopi Toh Seneng Men Ngebut Nek Udan, Padahal Lak Yo Ra Keudanan?” Saya membaca dengan seksama, memahami apa yang penulis ingin sampaikan, dan mengolahnya dengan hikmat. Setelah selesai membaca, saya membatin. Sepertinya ada sesuatu yang salah tempat.

Saya akan memberikan intro, mungkin akan sedikit tidak nyambung. Jadi begini, artikel tersebut ber-setting di Jogja, kebetulan saya juga perantau yang baru 3 bulan di Jogja. Memang, saya belum banyak tahu tentang kota ini, tapi saya telah sedikit mengamati beberapa hal tentang tingkah laku masyarakat Jogja.

Jadi, memang benar sesuai namanya, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tapi menurut saya, masyarakat Jogja bukan hanya sekadar istimewa, tapi lebih cenderung ke unik. Tak perlu saya ceritakan di mana letak uniknya, kalau penasaran silahkan mencoba merantau ke Jogja. Sendiri. Saya hanya akan menceritakan sesuatu yang menurut saya unik yang berkaitan dengan judul artikel di atas. Ya, saya akan membahas tentang cara pengendara, baik motor ataupun mobil menghadapi cuaca.

Sebelum merantau ke Jogja, saya sudah merasakan merantau di Semarang. Semarang selalu saja padat kendaraan saat jam berangkat dan pulang kantor. Dan ndilalah hal ini akan diperparah ketika cuaca mendadak mendung, rintik-rintik menuju hujan. Entah itu pengendara motor ataupun mobil mereka akan berkendara secara ugal-ugalan alias barbar. Rasa kemrungsung, takut kehujanan, rasa pengen cepat sampai rumah berpadu ria, mereka mendadak menjadi pengendara ulung yang main salip sana-sini, gas los-losan, padahal posisi jalan sedang ramai. BAYANGNO. JENGKELNO KAN? PODO! MAKANE AKU PINDAH TEMPAT RANTAU WKWK

Dan menurut kacamata saya, pengendara Jogja justru kebalikan dari pengendara Semarang. Pengendara Jogja justru akan lebih selow, ngati-ngati tur sekecak kalau cuaca sedang mendung atau kondisi otw hujan. *Lho kok isa? Lha embuh, aku ae yo heran kok*.

Pernah saya suatu siang kejebak di cuaca mendung dan takut kehujanan, saya pun berniat ngebut, trus saya mengamati pengendara lain. “Lha kok mereka do santai. Kok ora kesusu-susu le numpak motor?” batin saya. Saking merasa aneh, saya mau ngebut pun jadi sungkan. SERIUS. ORA NGAPUSI. Btw saya ini motor Mio lovers. Hehe.

Jadi, menurut saya memang ada kesenjangan cara berkendara antara warga asli Jogja dengan warga luar Jogja a.k.a plat luar itu. Di mana pengendara luar jogja dianggap lebih ngawur karena ngebut di kondisi yang tidak tepat. Ya, bisa ngebut karena di kota sebelumnya terbiasa ngebut hehe.

Tapi rasanya kurang etis, kalau kita orang yang katanya “susah” ini selalu menyalahkan orang “kaya” yang membawa mobil.  Mungkin ada beberapa alasan sih, kenapa kita tidak perlu melulu menyalahkan si punya mobil kalau kita kecipratan genangan air:

Baca Juga:

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

Pertama: Jalan yang Remang-Remang

Jadi begini, tidak semua jalanan di Jogja itu diberi lampu penerang jalan, ringroad pun yang ramai dilewati kendaraan pun kadang masih remang. Contohnya, Jembatan Janti, Jl. Majapahit, Ringroad Timur. LUMAYAN REMANG ITU MAS ~

Meskipun mobil punya lampu, kadang genangan air ini seperti bunglon, nggak terlihat, berkamuflase seperti jalan biasa. Apalagi kalau airnya bening serupa warna jalannya. Rak segojo ujug-ujug mak byurrrrr

Kedua: Ngebut Karena Ada Kepentingan

Menurut saya, tidak ada pengendara mobil yang berniat memuncratkan air ke pengedara sekitar. Kalaupun terjadi itu pasti ada sebabnya. Kita tidak pernah tahu masalah apa yang sedang dilalui si pengendara mobil. Misalnya, pengendara mobil mendapat telepon dari rumah sakit bahwa istrinya akan segera lahiran. Nah karena berada di luar kota, pengendara mobil ini pun sedikit jeru menginjak gasnya. Ngebut. Nggak sadar kalau genangan air yang telah dilewatinya merugikan orang lain. Di pikirannya yang penting dia sampai rumah sakit tepat waktu. Lagian yo ngopo sih bermobil sengojo nrabas genangan air, edan po? Eman-eman lah. Ngotor-ngotori mobil tok!

Ketiga: Sadar Diri

Seperti apa yang saat ini terjadi di dunia maya, kita semua terlalu sering saling salah-menyalahkan, dalam hal apa pun. Layaknya netizen, aku dan kamu sering kali membenarkan pendapat sendiri tanpa melihat realita. Saya berikan contoh, banjir yang terjadi di Jakarta konon akibat dari kinerja Gubernur yang kurang kompeten. Oke, mungkin itu bisa saja benar. Karena kenyataannya normalisasi sungai atau waduk yang sudah direncanakan belum selesai atau terealisasikan. Ditambah pemotongan anggaran bencana banjir sekian miliar. Lantas para netizen maha benar ini menyudutkan posisi gubernur seolah semua kesalahan beliau. Padahal nih, bila kita mau lebih sedikit terbuka, banjir di Jakarta tahun ini disebabkan oleh cuaca yang memang sangat ekstrim. Bahkan curah hujan tanggal 1 Januari kemarin, dinyatakan BMKG menjadi yang tertinggi sejak 24 tahun terakhir. Sampai di sini paham? JANGAN HOBI SALAH MENYALAHKAN MUNAROHH!

Di akhir artikel ini, sebenarnya saya punya solusi simpel. Kalau kita naik motor dan tidak ingin basah kena air entah air hujan, air genangan atau pun air mata, cukup pakai sendal jepit, pakai mantol, pakai helm dan kacanya diturunin. Taraaa, selamat sampai tempat tujuan tanpa basah. Worth it kan saran saya? HAHAHA.

Saya sungkan mau mengucapkan ini, tapi bagaimanapun akan tetap saya ucapakan sebagai kalimat penutup.

“Kowe sing numpak motor i ngopo toh? Senengmen udan-gerimis rak nganggo mantol. Lak yo wis ngerti nek udan ning dalan akeh banyune. Kok malah menumbalkan diri untuk diciprati?”

BACA JUGA Lebih Baik Bertanya ‘Kapan Turun Hujan?’ Daripada ‘Kapan Kawin?’ atau Rinawati tulisan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 Januari 2020 oleh

Tags: hujanmobilMotor
Rinawati

Rinawati

Perempuan yang percaya bahwa menjadi diri sendiri itu overrated~

ArtikelTerkait

Kursus Mengemudi Mobil Matic Itu Aneh

Ketahui 3 Hal Ini Sebelum Memilih Tempat Kursus Mengemudi

6 Oktober 2022
Vespa Matic: Tampilannya Keren, tapi Payah di Jalan Nggak Rata dan Tanjakan Mojok.co

Vespa Matic: Tampilannya Keren, tapi Sungguh Payah di Jalan Nggak Rata dan Tanjakan

16 Oktober 2025
7 Film yang Cocok Ditonton Saat Hujan, Bikin Hangat Acara Nonton di Rumah Terminal Mojok

7 Film yang Cocok Ditonton Saat Hujan, Bikin Hangat Acara Nonton di Rumah

25 November 2022
tipe motor, Untuk Kalian yang Berisik Saat Manasin Motor dan Nggak Peduli dengan Tetangga

Untuk Kalian yang Berisik Saat Manasin Motor dan Nggak Peduli dengan Tetangga

10 Februari 2020
4 Merek Mobil yang Nggak Cocok Jadi Taksi Online, Penumpang Jadi Pegal-pegal Sepanjang Perjalanan Mojok.co

4 Merek Mobil yang Nggak Cocok Jadi Taksi Online, Penumpang Jadi Pegal-pegal Sepanjang Perjalanan

18 Juli 2024
6 Mobil yang Bikin Salah Paham karena Namanya Nggak Otomotif Banget, Ada yang Lebih Mirip Nama Makanan

6 Mobil yang Bikin Salah Paham karena Namanya Nggak Otomotif Banget, Ada yang Lebih Mirip Nama Makanan

24 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.