Siapa yang nggak kenal dengan Lord Rangga Sasana? Salah seorang mantan Sekretaris Jenderal Sunda Empire ini memang nggak pernah gagal memukau sampai bikin emosi orang yang mendengarkan segala ucapannya. Mulai dari asal muasal nama julukan Uncle Sam, sampai pasukan ABCD.
Tetapi, semalam saya dibuat geleng-geleng kepala dengan perkataan Lord Rangga yang kata orang lucu, namun memukau bagi saya secara pribadi. Di balik gestur tubuhnya yang bikin ngakak dan teori-teori anehnya yang bikin kepala pecah lebih-lebih membaca buku filsafat.
Dalam acara The Sultan yang disiarkan SCTV pada Minggu (29/5/2021) dini hari, Lord Rangga seakan membuka mata kita terhadap segala hal yang tersembunyi dari negara ini. Walaupun dimulai dari pernyataan-pernyataan nyelenehnya, ia mengingatkan pada kita bahwa sebenarnya Indonesia masih penuh pertanyaan soal sejarah. Kira-kira begini ucapannya:
“Sejarah itu kan ada yang tertulis, ada yang tidak tertulis, ada yang digantung, ada yang tersembunyi, dan ada yang digunakan untuk kepentingan politik!”
Ucapan itu muncul dari mantan petinggi kekaisaran global ini di akhir acara. Seketika kepala saya geleng-geleng dan seolah-olah tercerahkan dengan ucapan tersebut. Secara nggak langsung, blio ingin kita nggak lupa sejarah. Jas Merah. Jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Dari ucapan Lord Rangga itu, kita seharusnya langsung ingat dengan misteri Supersemar yang hingga kini naskah aslinya nggak ada? Sangat relate bukan dengan ucapan Lord Rangga? Bisa jadi, sebenarnya blio tahu di mana naskah itu, wong blio itu punya banyak jejaring global, nggak sulit lah buat mencari tahu kebenaran soal itu.
Selain soal Supersemar, dalam sejarah Indonesia juga masih dibuat “buta” terhadap siapa dalang sebenarnya dalam tragedi G30S/PKI. Gimana? Lord Rangga ini sudah benar-benar menyindir pemerintahan dengan gestur dan nada ucapan yang lawak banget! Mana ada orang yang membahas hal seserius di acara lawak selain Lord Rangga?
Otak visioner Lord Rangga juga mengingatkan kita pada dalang penembakan empat mahasiswa pada Tragedi 1998. Dari ucapannya soal menyibak sejarah, hingga kini nggak ada sejarah yang menyingkap siapa dalangnya. Sebagai agen perdamaian dunia, sudah sepatutnya blio menjadi pembicara di berbagai diskusi global.
Hal lain yang tersindir oleh Lord Rangga adalah hilangnya Wiji Thukul beserta aktivis lainnya. Juga soal dalang pembunuhan Munir. Blio benar-benar mengingatkan kita pada semua itu! Dari setiap orang yang membahas sejarah, cuma blio yang menyampaikannya dengan santai, ditambah lawakan teoritis ngaco yang khas dan unik.
Selanjutnya, Lord Rangga menyebut ada sejarah yang dijadikan alat politik. Memang benar adanya, loh! Kita tahu sendiri lah, ada tokoh yang selalu membawa nama presiden pertama Indonesia dan sejarahnya terhadap pergerakan politiknya. Saya nggak mau ngomong lebih lanjut, takut ada tukang bakso malem-malem.
Tapi, jika kita mencermati segala ucapan yang dilontarkan pria yang identik dengan baret birunya ini, banyak hal yang ingin kita ucapkan secara nggak langung disampaikan oleh Lord Rangga. Cerdasnya, blio ini selalu dianggap melawak, padahal pernyataanya itu mengandung retorika yang cukup baik walau teorinya kadang ngaco dan melenceng jauh.
Indonesia butuh orang-orang seperti Lord Rangga untuk memperjuangkan demokrasi dan reformasi. Blio menyampaikan gagasan kebenaran dengan cara out of the box! Memberikan lawakan dengan teori ngaco, lalu ditimpa dengan pernyataan sindiran yang mengarah pada penguasa negara ini.
Butuh pemikiran visioner dan imajinasi tinggi agar bisa mengungguli Lord Rangga. Menciptakan teori-teori sejarah global yang menyebutkan bahwa PBB lahir di Bandung itu perlu kreativitas dan imajinasi yang kuat. Sayangnya, blio kelepasan sehingga harus ditangkap dan dipidana.
Lepas dari pada itu, kita perlu menyimak ucapan-ucapan Lord Rangga. Penuh kejutan dan bisa membuat mulut kita terus menganga ketika mendengarkannya. Ya wajar sebagian orang tertawa dengan ucapannya yang kadang nggak jelas, tapi pasti ada hal yang bisa kita bawa dan itu positif. Dengan bergabung ke Yayasan Prince Rangga Foundation misalnya.
BACA JUGA Selama Ada Sunda Empire, Kita Tidak Perlu Khawatir Serangan Titan! dan tulisan Muhammad Afsal Fauzan S. lainnya.