Pagi hari di Si Doel Anak Sekolahan episode 3 terasa berbeda. Tanpa omelan Babe Sabeni memang suasana rumah jadi terlihat sepi. Mak Nyak tampaknya menguatkan hati untuk menyapu dan beberes rumah, Atun juga sudah menyiapkan salonnya untuk dibuka kembali walau masih dengan kepala penuh perban, Mandra tumben-tumbenan sudah siap dan sigap mencuci opelet, Doel malah sudah siap berangkat mendatangi kantor yang kapan hari memanggilnya.
Mandra bertanya pada Doel perihal uang satu juta yang ada di baskom kemarin.
“Doel, uang yang sejuta kemarin lu ambil yak?”
“Iya,” jawab Doel.
“Lah, katanya disuruh simpen,”
“Aye mau balikin,” kata Doel sambil berjalan pergi.
“Lagu lu, sok orang kaya! Orang kaya aja masih mau ama duit mah. Emang dasar anaknya dongo, dongo. Sejuta itu sejuta.” Bang Mandra mengomel karena tidak habis pikir kenapa Doel mau repot-repot mengembalikan uang itu padahal kan uang segitu bisa dipakai buat kebutuhan sehari-hari.
Doel mampir dulu ke makam Babe sebelum datang ke rumah sakit tempat Andre dirawat untuk mengembalikan uang pemberian dari Sita. Andre menangis lihat Doel datang ke kamar rawatnya, dia meminta maaf karena menjadi penyebab Babe meninggal. Doel bilang Andre tidak perlu minta maaf pada Doel, tidak ada yang perlu dimaafkan. Andre hanya harus bisa memaafkan dirinya sendiri supaya bisa berdamai dengan kenyataan dan bisa menerima keadaan sebagaimana mestinya. Doel mengembalikan uang pada Sita yang sedang ada di situ bersama anaknya, Raka. Bahkan Doel sempat memperbaiki mainan Raka sebelum pamitan.
Zaenab mampir ke rumah Doel sebelum berangkat kursus, dia membantu Mak Nyak masak di dapur. Mak Nyak menyuruh Zaenab memakai baju Atun sementara karena takutnya nanti baju Zaenab bau asap kalau harus bantu memasak. Tapi Zaenab malah memakai kaus Doel dengan alasan kaus itu ada di gantungan kamar Atun.
Saat mereka memasak inilah, Sarah datang. Sarah ikut membantu masak di dapur. Setelah tahu kalau Zaenab sedang kursus bahasa Prancis, Sarah malah menawarkan buku-buku dan kamusnya untuk dipakai Zaenab. Sarah cerita kalau dulu dia pernah ingin sekali kursus bahasa Prancis, sudah beli semua buku dan kamusnya tapi kemudian jadi malas. Daripada tidak dipakai mending buat Zaenab saja katanya. Sarah juga bilang nanti Zaenab berangkat kursusnya bareng saja dengan Sarah sekalian ambil buku-bukunya dulu di rumah Sarah.
Mandra tersenyum-senyum melihat Sarah dan Zaenab akur memasak sama-sama. Sebenarnya Mandra ke belakang karena mau ambil embernya yang disabotase oleh Mas Karyo untuk membantu Atun mencuci kursi-kursi salonnya. Mandra dan Mas Karyo yang lagi ribut rebutan ember di sumur lalu diam saat menyadari Sarah dan Zaenab lagi asyik mengobrol dan bercanda sambil sesekali memakai bahasa Prancis. Mas Karyo dan Mandra malah mencoba mengintip dan nguping dari jendela dapur. Aksi kuping-menguping ini terbongkar karena Sarah dengan tidak sengaja membuang air bekas mencuci sayuran ke belakang dan mengenai badan Mas Karyo. Sukurin!
Doel sudah sampai di kantor yang memanggilnya untuk bekerja. Ternyata Doel telat sehari dari perjanjian. Harusnya kemarin dia datang jadi tentu saja posisi tersebut telah digantikan oleh orang lain. Doel menerimanya dengan berlapang dada. Mau bagaimana lagi.
Setelah selesai masak, Sarah dan Zaenab pamitan ke Mak Nyak. Mak Nyak tersenyum melihat mereka berdua bisa jadi teman. Sarah akhirnya benar-benar mengajak Zaenab mampir ke rumahnya. Sarah memberikan dua kamus besarnya untuk Zaenab. tapi kata Zaenab itu kamus mahal. Sarah bilang tidak apa, asalkan bisa dipakai atau kalau Zaenab gengsi untuk menerimanya, anggap saja Sarah meminjamkan kamus itu buat Zaenab. Nanti kalau sudah tidak diperlukan lagi, bisa dikembalikan ke Sarah.
Hari sudah siang saat Mandra pulang dari narik opelet. Mandra emosi karena di jalan depan rumah ada mobil parkir yang sedang menurunkan banyak sekali barang. Sepertinya rumah depan ada yang penghuni baru jadi sedang memasukkan barang-barang. Mandra turun dan bilang bahwa dia jadi tidak bisa memasukkan opeletnya karena terhalang mobil itu, tapi amarah Mandra langsung hilang saat tahu ada cewek cantik keluar dari rumah.
Mandra langsung luluh, langsung ngajak kenalan pula. Nama cewek itu Lala, lengkapnya Shakila. Dan sepertinya dia doyan bersepeda karena Lala langsung naik ke atas mobil untuk menurunkan sepedanya. Mandra gercep, dia bilang mau kasih setoran opelet dulu sebentar ke rumah habis itu bakal bantuin Lala menurunkan barang.
Hilih. Modus ini, moduuus.
Mandra ke belakang mencari Mak Nyak dan memberikan uang setoran. Hari ini dia dapat banyak penumpang. Saat ditanya Mak Nyak apa Mandra sudah ambil jatah duit dia, Mandra bilang sudah. Dua ribu aja cukup. Ditawari makan oleh Mak Nyak pun Mandra nolak. Dia lagi semangat mau bantuin Lala. Sambil senyum dia bilang ke Mak Nyak, “Saya mau bantuin tetangga depan tuh, baru pindahan. Namanya Shakila. Yang namanya Munaroh mah udah putus, lewat.”
Hahaha, selamat berbahagia ya, Bang Mandra!
Si Doel Anak Sekolahan episode 3 berakhir dengan adegan Mandra mengajak Lala mampir ke rumah demi bantuin Lala memompa ban sepedanya yang kempes. Adegan sok roman ala Mandra ini terganggu karena Mas Karyo yang mendadak nimbrung dan ikutan mau kenalan dengan Lala. Mas Karyo juga dengan pedenya mau bantu memompa ban sepeda Lala. Mandra nggak terima, dia usir Mas Karyo. Ribut lagi, tengkar lagi. Mereka nggak ada yang sadar bahwa Atun melihat dengan wajah kesal. Atun pasti cemburu nih.
Daftar sinopsis sebelumnya: Si Doel Anak Sekolahan musim 1, Si Doel Anak Sekolahan musim 2, dan Si Doel Anak Sekolahan musim 3.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.