Kasihan. Satu kata itu yang sekiranya bisa menggambarkan keadaan anak-anak zaman sekarang yang harus sekolah dari rumah. Angkatan Corona lebih tepatnya. Contohnya adik saya sendiri. Dia sudah berkali-kali mengeluh bosan dan suntuk belajar di rumah terus. Ingin rasanya ke sekolah guyonan bareng teman-teman sekelas, begitu katanya. Sudah lelah.
Merindukan masa-masa pergi ke sekolah, makan bekal atau jajan di kantin, ngecengin kakak-kakak kelas dari balkon lantai dua, dan beragam nostalgia semasa sekolah lainnya mungkin bagi sebagian orang nggak seserius ini. Namun, nggak sedikit juga yang merasa sangat rindu sampai nggak tahan lagi pengin sekolah offline. Haduh.
Mau gimana lagi, ya. Namanya juga sedang pandemi. Nggak bisa memaksakan diri sekolah offline. Tapi, yang lebih prihatin lagi anak-anak sekolah angkatan Corona ini nggak bisa merasakan yang namanya class meeting. Ya ampun, saya jadi teringat masa-masa sekolah dulu. Serunya class meeting nggak ada yang bisa menandingi. Seru puol pokoke!
Saya punya banyak momen seru waktu class meeting dulu. Beruntung belum ada pandemi. Adik saya masih sempat sih merasakan class meeting sebelum pandemi menyerang, tapi sekarang terima kenyataan pahit saja. Dia sudah nggak bisa lagi merasakan class meeting. Hadeh.
Waktu zaman saya sekolah dulu, sering dibilang Pekan Olahraga Antarkelas biasa disingkat Porak. Kalau sekarang lebih keren bahasanya. Atau mungkin istilah class meeting memang sudah lama, ya? Ya, tapi saya lebih familier dengan Porak gitu, lho.
Dari namanya saja sudah tahu dong ya kalau class meeting atau Porak adalah acara olahraga. Olahraganya beragam, biasanya futsal, basket, voli, dan olahraga lainnya. Kalau di sekolah saya dulu, banyak kegiatan tambahan kesenian seperti menyanyi, menari, melukis, mambuat poster, dan lainnya. Nanti kalau menang dapat trofi dan sertifikat. Dulu sih gitu. Serius deh, class meeting memang seseru itu dan saya rindu!
Jujur saja dulu waktu sekolah, saya paling menunggu momen-momen class meeting atau Porak ini. Cuy, enak lho nggak usah belajar seharian penuh. Gimana nggak belajar, kan satu sekolahan sibuk mengurus keperluan class meeting. Apalagi dulu saya punya privilese sebagai anggota OSIS. Hehehe. Tentu lebih mudah bagi saya meninggalkan pelajaran kalau ada acara besar di sekolah seperti class meeting~
Nggak jarang saya paling sibuk kalau sudah ada acara class meeting. Ya, iyalah, menyiapkan segala keperluan seperti gawang sampai speaker raksasa untuk nanti disetel musik-musik menggelegar untuk memeriahkan suasana. Saya ingat betul waktu itu diminta bernyanyi. Saya yang nggak pede ini maju dan nggak peduli lagi. Asal acara Porak jadi meriah, deh. Padahal mah malu banget.
Selain karena nggak ada pelajaran, class meeting jarang dilakukan karena hanya sekali tiap semester. Langka. Sekalinya diadakan pasti dimanfaatkan untuk seru-seruan bareng teman-teman sekelas. Kalau saya sih dulu gitu. Di sekolah saya nggak diizinkan untuk bawa ponsel, makanya kalau ada dokumentasi harus cepat-cepat dimanfaatkan. Ya biar nanti banyak fotonya gitu. Hahaha.
Lebih lucunya lagi kalau class meeting sudah dijadikan ajang pertunjukan siapa yang paling keren saat bertanding. Ini adalah momen-momen krusial bagi para adik kelas cewek ketika kakak-kakak kelas cowok yang kece unjuk kebolehan main futsal atau basket. Saya juga nggak paham kenapa harus futsal atau basket. Padahal kalau ikut lomba kesenian atau memasak nggak kalah kece, kan? Mungkin karena berkeringat saja kali. Hadeh.
Belum lagi mereka yang punya pacar. Idih, pasti seribu persen yang tadinya nggak mau berpartisipasi main futsal, langsung berubah 180 derajat jadi semangat 45. Kebiasaan nih yang begini. Harus dipicu dulu baru bergerak.
Tapi, setuju nggak sih momen-momen paling seru itu kalau para guru juga ikut berpartisipasi dalam class meeting? Saya sih setuju banget! Pernah ada kejadian di sekolah saya, para guru membuat suatu pertunjukan menari dengan lagu yang sedang tren saat itu.
Jadi kelihatan kan aslinya guru yang biasanya galak, eh tiba-tiba bisa nyeleneh juga kelakuannya. Atau yang biasanya malu-malu, kok bisa jadi nggak tahu malu. Hahaha. Sayang sekali anak-anak sekarang nggak paham serunya class meeting. Sabar, yaaa~
Kalau saya sih jarang ikut partisipasi lomba lantaran anggota OSIS. Maklum saja, saya jadi lebih banyak menghabiskan waktu beresin ini dan itu. Eh, pernah ding berpartisipasi dalam lomba menyanyi dan membuat poster. Itu pengalaman terbaik saya waktu class meeting. Panas-panasan sambil melukis poster di tengah lapangan basket. Hadeh. Nggak lagi-lagi, deh.
Ya, untuk saat ini mau gimana lagi? Hanya bisa berdoa semoga pandemi ini bisa cepat berakhir. Supaya anak-anak sekolah yang belum pernah merasakan class meeting, bisa cepat-cepat merasakannya ya. Tapi, memang kondisi sekarang serba salah dan menyebalkan sekali. Biasanya dulu malas sekali pergi sekolah. Jangankan pergi, bangun dari kasur saja rasanya nggak mampu karena rasa ngantuk. Coba lihat sekarang, semuanya justru bikin rindu. Iya, kan?
BACA JUGA Menggugat Alasan Bali Selalu Jadi Tujuan Study Tour Anak Sekolah Jawa dan tulisan Ayu Octavi Anjani lainnya.