Mataram Mall merupakan mal pertama di Kota Mataram yang juga berarti mal pertama di Provinsi NTB. Bagi orang Lombok dan NTB secara umum, Mataram Mall bukan sebatas mal pertama, tetapi juga penanda modernisasi di kota kecil ini. Sayangnya, seiring perkembangan zaman dan perubahan yang terjadi secara luas, Mataram Mall mulai ditinggalkan pelanggan. Bahkan, kini diwacanakan jadi Gedung Wali Kota Mataram.
Berdiri sejak 2005, sebagai mal pertama, Mataram Mall banyak merekam geliat sejarah Kota Mataram. Tentu saja, Mataram Mall pernah menjadi saksi bisu orang-orang yang panik ketika naik tangga berjalan atau eskalator untuk pertama kali.
Ia jadi saksi orang yang kaget melihat bangunan megah lebih dari dua lantai. Juga merekam pandangan orang-orang yang takjub melihat deretan toko-toko yang mungkin hanya bisa dilihat di televisi, akhirnya ada dalam satu pusat perbelanjaan di daerah ini.
Kini, seiring perkembangan zaman dan pesaing yang hadir belakangan, Mataram Mall mulai ditinggalkan. Desain bangunan yang mulai ketinggalan zaman ditambah pesaing yang menawarkan desain lebih kekinian bikin daya tarik Mataram Mall mulai pudar. Pesaing hadir dengan tawaran beragam hal terkini, selain juga menghadirkan deretan tenant yang tengah hits dan jadi buruan orang.
Salah satu tenant yang melekat dengan Mataram Mall, Supermarket Hero bahkan lebih dulu gulung tikar. Dengan mulai sepinya pelanggan ke Mataram Mall, tenant-tenant pun satu per satu angkat kaki dari Mataram Mall.
Daftar Isi
Simbol modernitas Kota Mataram
Mataram Mall hadir di awal milenium 2000. Saat itu relatif belum ada pusat perbelanjaan dengan standar sebuah mal di Mataram. Sementara gempuran tayangan hiburan di televisi seperti sinetron dan berita kerap mengabarkan tentang mal di kota-kota besar Indonesia.
Ketika Mataram Mall dibangun dan resmi dibuka, seketika disambut antusias oleh masyarakat Kota Mataram dan NTB. Pengaruh globalisasi mau tak mau bikin orang menyambut dengan sangat antusias sebuah mal yang ada di dekat mereka.
Orang dari berbagai wilayah Provinsi NTB berbondong-bondong ke Mataram Mall yang seketika jadi “destinasi wisata” di jantung Kota Mataram. Di awal-awal kemunculan, Mataram Mall selalu disesaki pengunjung.
Jika musim liburan, banyak keluarga dan rombongan dari pelosok-pelosok Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa—dua pulau besar di Provinsi NTB—mendatangi Mataram Mall. Banyak dari mereka datang bersama rombongan dengan menyewa mini bus yang biasanya dijadikan angkutan desa. Apalagi menjelang lebaran, niscaya kita susah bergerak di dalam Mataram Mall. Mataram Mall berubah layaknya pasar malam.
Apalagi saat itu Mataram Mall memiliki daya tarik lebih karena ada wahana kolam renang yang bernama Water Boom di dalam mal. Kolam renang dengan perosotan tinggi nan besar yang belum pernah ada sebelumnya semakin menaikkan daya tarik. Banyak sekolah-sekolah di Mataram menjadikan Water Boom Mataram Mall lokasi praktik renang untuk mengisi jam olahraga.
Tenant seperti Supermarket Hero, McD, KFC, Toko Buku Karisma, Fun City, dan sederet tenant berlabel nasional mengisi bagian Mataram Mall. Deretan tenant itu semakin menguatkan alasan masyarakat berkunjung ke Mataram Mall.
Baca halaman selanjutnya
Perubahan zaman, perubahan kebiasaan
Perubahan zaman dan hadirnya pesaing
Namun, seiring perubahan zaman yang membuat banyak perubahan dalam hal desain maupun minat masyarakat, Mataram Mall mulai tersisih. Desain bangunan yang ketika awal 2000-an dianggap menarik, mulai luntur.
Ditambah lagi beberapa tenant mulai angkat kaki dari Mataram Mall. Siapa mengira Supermarket Hero bakal tutup gerainya di Mataram Mall. Toko buku Karisma yang kerap jadi “tempat nongkrong” anak muda penyuka komik dan novel juga ikutan cabut. Diikuti beberapa tenant lainnya.
Kondisi itu semakin diperparah dengan kemunculan pesaing yang menawarkan desain bangunan lebih elegan dengan konsep kekinian. Pesaing juga mampu menarik tenant-tenant berlabel nasional.
Orang-orang mulai beralih meninggalkan Mataram Mall dan memilih mal baru. Praktis, dalam lima tahun terakhir Mataram Mall semakin sepi pengunjung.
Diwacanakan sebagai kantor Wali Kota Mataram
Saya tercengang ketika membaca di sebuah berita lokal, Mataram Mall diwacanakan akan diubah menjadi kantor Wali Kota Mataram. Dari berita itu, disebutkan alasannya karena kontrak pemanfaatan aset dari pengelola Mataram Mall akan berakhir pada 2026. Sementara itu, kantor Wali Kota Mataram saat ini dianggap tidak representatif. Mataram Mall disebut lokasi yang pas sebagai kantor Wali Kota Mataram.
Pada awal tahun 2023 ini Pemerintah Kota Mataram juga memanfaatkan Mataram Mall sebagai mal pelayanan publik. Beberapa Dinas seperti Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil), Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), dan lainnya mulai membuka pelayanan publik di Mataram Mall.
Tahun 2026 sebentar lagi. Jika memang Mataram Mall benar-benar beralih jadi Kantor Wali Kota, banyak orang akan sulit mengulang kenangannya di Mataram Mall. Memang bangunannya tidak bakal tergusur, tapi tentu tidak semua orang boleh masuk Kantor Wali Kota, kan?
Nantinya Mataram Mall bisa jadi hanya tinggal kenangan sebagai bekas pusat perbelanjaan terbesar dan paling keren di Mataram. Karena itulah, belakangan ini saya kerap kali mampir ke Mataram Mall, menginjak lantai per lantai. Memandang ruangan mal yang terasa semakin suram dan sunyi. Mengenang jutaan orang pernah ikut menjadi bagian globalisasi dan modernisasi di Mataram lewat kehadiran sebuah mal. Saya pribadi tidak menginginkan Mataram Mall berubah fungsi.
Ada banyak kenangan dan kejadian dari banyak orang pernah terjadi di Mataram Mall. Kita kerap sulit lepas dari masa lalu, tapi perubahan memang sebuah keniscayaan. Apa pun nasib Mataram Mall ke depan, satu yang pasti, Mataram terasa menyenangkan sejak kehadiran Mataram Mall.
Penulis: Atanasius Rony Fernandez
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Cari Transportasi Publik di Kota Mataram Itu Sulit