Mengantre adalah kegiatan yang membosankan, berubah menjadi menyebalkan saat antrean dipotong atau diserobot. Suka atau tidak, penyerobotan antrean emang sering terjadi. Mungkin, menyerobot antrean adalah budaya kita.
Tak jarang kita (saya, maksudnya) melihat aksi penyerobotan yang berbahaya. Menyerobot antrean lampu merah dan menyerobot giliran kereta di palang pintu misalnya. Seolah penting banget, mau kemana sih? Sampai pengin tukar nyawa sama waktu yang beberapa menit doang?
Nggak cuma di jalan, menyerobot antrean juga ada di berbagai sendi kehidupan. Dari antrean tiket, mengisi bahan bakar kendaraan, CS, sampai belanja di warung. Parahnya, oknum nggak sabaran selalu ada.
Berdasarkan pengalaman diserobot, ternyata menyerobot antrean juga ada seninya ya. Terlalu berlebihan dikatakan sebagai seni ya? Sebagai orang yang abangan mengenai seni, seni bisa dimaknai sebagai sesuatu yang indah. Berarti, cara menyerobot dengan indah bisa dinilai sebagai seni. Seni matamu!!!
Namun, pada antrean tertentu, ada prioritas pengantre yang boleh nyerobot ya, pemirsa. Seperti ibu hamil dan menyusui, orang bawa balita, dan manula. Ada juga sih yang menambahkan orang dengan keterbatasan, tapi kita perlu lihat lagi konteksnya. Salah-salah justru meremehkan kemampuan orang.
Berikut ini adalah berbagai teknik yang perlu dikuasai agar bisa menyerobot antrean dengan cara yang indah. Meskipun saya yakin nggak ada sama sekali nilai estetiknya. Lha wong hak orang lain, malah direbut. Waktu itu berharga, Bung.
#1 Menjadi pejabat atau orang kaya
Ini adalah cara yang paling efektif dan efisien dan hampir 100% berhasil. Tapi, ini buat pejabat dan orang kaya di negara korup ya, kalau di sini nggak gitu. Kan orang kaya dan pejabat sini suka antre, penyabar, dan merakyat. Dengan menjadi pejabat atau orang kaya, Anda tidak perlu antre. Bahkan untuk lampu merah juga bisa diterjang dengan leluasa.
Anda bisa menyewa pasukan pengawalan bebas lampu merah dan macet. Kalau perlu, kereta jangan jalan dulu kalau Anda belum lewat palang perlintasan. Saya bahagia bisa ngasih jalan ke orang kayak gitu. Ba****t, adalah binatang penghisap darah yang ada di amben (tebak kata tanda bintang).
#2 SKSD
Sistem komunikasi satelit domestik, eh sok kenal sok dekat. Bagi Anda yang tahu singkatan ini, mungkin sudah tidak muda lagi. Atau, punya orang tua yang dulunya agak “gaul”. Hmmm, jadi teringat masa lalu.
Teknik ini bisa juga dinamakan social engineering. Eh, beda ya? Nggak usah dipikirin. Kepada siapakah SKSD dilakukan? Tentu saja pada pengantre lainnya yang ada di jajaran 5 besar. Tapi kalau masih punya perasaan dikit, pilih antrean ke-10 lah.
Tadinya cuma sekadar ngobrol, akhirnya yang diajak ngobrol bakal bilang: udah sini antre di depan saya aja. Percayalah, antrean belakangnya nggak bakal protes. Selain itu, yang disebelin juga orang yang nyuruh Anda menunggu di depan dia. Sungguh sebuah seni menyerobot antrean level ngehek.
#3 Pura-pura bego
Khusus untuk siasat ini, sangat manjur kalau digunakan buat menyerobot antrean CS, misalnya di bank atau kantor pelayanan publik. Bagian pelayanan pelanggan emang biasanya antreannya panjang dan lama kayak coki-coki.
Kalau ada CS yang bangku depannya kosong dan CS-nya kelihatan sibuk merapikan sesuatu, bakal ada orang pura-pura bego datang langsung duduk. Terus, dia nanya nggak mutu, misal: mbak, nomor KTP itu yang sebelah mana ya?
Setelah kejadian itu, CS menjadi responsif dan langsung menangani tanpa menanyakan nomor antrean. Kejadiannya sangat alami, jadi banyak yang nggak sadar, termasuk CS-nya. Ini adalah salah satu trik hipnotis yang bisa dipelajari.
#4 Beli antrean
Trik ini saya dapat pada 2020. Saya baru tahu kalau ada teknik beginian. Tapi, untuk membeli antrean, nggak perlu merogoh banyak uang. Kisaran harganya antara Rp5 ribu sampai Rp10 ribu, tergantung urutan. Selain itu, setiap wilayah punya tarif yang berbeda.
Terus di mana sih bisa beli antrean? Menurut sumber yang berpengalaman, antrean bisa dibeli di pos satpam atau tukang parkir. Tapi, nggak semua satpam dan tukang parkir memberikan layanan ini loh ya! Jadi jangan ngotot kalau mereka bilang nggak ada.
Untuk layanan antrean di satpam dan tukang parkir, emang nyata. Namun, biasanya diberikan pada pengantre prioritas. Mereka adalah ibu hamil dan menyusui, manula, orang bawa anak kecil dibawah 5 tahun, juga orang yang kelihatan sakit atau terlihat perlu dikasihani.
Hal itu adalah salah satu wujud layanan pelanggan yang berperikemanusiaan. Sayangnya, ada juga yang menyalahgunakan. Tapi, yah gimana lagi, di mana ada permintaan, di sana ada penawaran. Begitu kira-kira menurut anak ekonomi.
Beberapa teknik menyerobot antrean tersebut masuk dalam “top 4” versi saya. Sebetulnya masih banyak sih teknik lain yang nggak kalah nyebelin, tapi empat itu yang sering saya temui dalam proses pengantrean yang selama ini saya jalani.
Kalau dipikir lagi, emang zaman ini masih ada ya antrean manual gitu? Bukannya tinggal booking online terus dapat nomor? Percayalah, nggak cuma antrean yang di print, yang antreannya masih pake kertas karton ditulis spidol juga masih banyak.
Walau begitu, sadarlah wahai penyerobot antrean, ada hak orang yang kamu ambil dalam proses jahat itu. Halah, malah ceramah!
BACA JUGA Masuk Kuliah: Saatnya Salah Jurusan dan tulisan Rusmanto lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.