Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Semarang di Mata Orang Wonosobo: Rusuh, Panas, tapi Mengingatkan sama Kampung Halaman

Arzha Ali Rahmat oleh Arzha Ali Rahmat
28 Juli 2024
A A
Semarang di Mata Orang Wonosobo: Rusuh, Panas, tapi Mengingatkan sama Kampung Halaman

Semarang di Mata Orang Wonosobo: Rusuh, Panas, tapi Mengingatkan sama Kampung Halaman (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya ini orang asli Wonosobo, lahir dan besar di Wonosobo, jadi tahu kabupaten ini kayak gimana. Tapi pada tahun 2022 lalu saya harus kuliah dan tentunya merantau ke luar daerah, tepatnya ke Semarang.

Kebetulan kampus yang jadi pilihan saya ada di Kota Lumpia. Awalnya, saat menginjakkan kaki pertama kali di Semarang, saya sudah tahu bakal tinggal di daerah kayak gimana. Tapi kok semakin ke sini saya semakin geleng-geleng kepala sama ibu kota Jawa Tengah ini.

Naik motor di Semarang bikin saya naik darah

Kalau mau dibandingin pengalaman berkendara di Wonosobo sama Semarang itu jauh banget. Wonosobo itu jalanannya santai, banyak yang rusak, hampir nggak ada lampu merah, banyak tanjakan, dan gelap kalau malam hari.

Semarang jelas kebalikannya, lampu merah di mana-mana, jalannya sih oke, kebanyakan ruas jalan juga terang, tapi yang bikin saya nggak tahan adalah pengguna jalannya. Mau pengemudi motor atau mobil, dua-duanya sama aja. Sama saja nggak jelasnya!

Pengendara di Semarang itu nggak ada sabar-sabarnya sama sekali. Mereka berkendara seakan-akan lagi balapan di sirkuit MotoGP dan F1. Nggak bakal ngasih kesempatan pengendara lain buat jalan atau nyalip. Bahkan celah 0,5 mm di jalan pun diterabas sama mereka.

Saya juga heran banyak orang yang nggak bisa pakai klakson sama lampu sein. Padahal sepengalaman saya berkendara di daerah Wonosobo, dua hal itu berguna banget. Lampu sein dipakai kalau mau belok, bahkan sekadar menyalip mobil. Di Semarang? Jangankan nyalip mobil, orang belok tanpa kasih sein aja banyak.

Klaskon juga sama. Di Wonosobo, tempat asal saya, orang mau nyalip mobil besar atau di persimpangan pasti menyalakan klakson sebagai tanda mau lewat. Lha, di Semarang? Pengendara di sini nggak akan pakai klakson kecuali saat macet atau mau menabrak pengendara lain. Tiga hal itu yang bikin saya naik darah dan nggak habis pikir sama pengguna jalan di kota ini.

Orang Wonosobo rasanya seperti terbakar di Semarang. Panas banget!

Sebenarnya wajar kalau sebuah kota besar itu hawanya panas. Tapi kan ini pengalaman saya dan apa yang saya rasakan, yang mana sebagai orang Wonosobo yang terbiasa sama hawa dingin saya merasa seperti dibakar di kota ini.

Baca Juga:

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

Saya saja bingung, kok ada orang Semarang yang bisa hidup tanpa kipas angin atau AC? Kipas angin saya saja hampir menyala setiap saat di sini.

Nggak usah jauh-jauh ke pusat kota, deh. Di daerah yang agak tinggi macam Gunungpati saja kadang panasnya masih menyengat. Padahal kalau dilihat di hape suhunya nggak panas-panas amat, kadang ada di kisaran 25 sampai 26 derajat di malam hari. Tapi herannya kok saya tetap merasakan gerah.

Mungkin gara-gara saya nggak biasa sama hawa panas kali, ya? Pokoknya kalau saya bisa punya rumah di Semarang (amin), saya harus pasang AC, sih.

Ternyata masih banyak kebun, hutan, dan kampung

Dulu, sebelu pindah ke Semarang, saya pikir kota ini besar, ya setidaknya kayak Surabaya atau Jakarta. Gedung tinggi, mall, perumahan, dan sekolah bagus memang banyak di sini. Tapi semakin saya telusuri, ternyata ada bagian Kota Lupia yang nggak jauh beda sama tempat tinggal saya.

Salah satunya Kecamatan Gunungpati yang mana di kecamatan ini suasananya 11/12 sama kampung saya di Wonosobo. Serius. Gimana nggak mirip, jalannya naik turun, terus di beberapa tempat suhunya masih adem. Ada kebun, sawah, bahkan hutan juga. Kampung-kampung bernuansa tradisional masih banyak di sini.

Gilanya lagi ada waduk, air terjun, sungai, hutan, sampai kawanan monyet yang suka berkeliaran di beberapa daerah Kecamatan Gunungpati. Jadi kadang saya mikir sekitar 20 sampai 30 tahun lagi kampung halaman saya kayaknya bakal jadi kayak Gunungpati, deh.

Tapi kalau dipikir-pikir, tinggal di sini enak juga

Walau saya terkesan mengeluh soal kemacetan, pengendara, dan Semarang yang panas, saya juga bisa memahami mengapa kota ini ditinggali orang banyak. Semarang memang nggak sempurna, bahkan jauh dari kata sempurna. Tapi, hidup di sini nggak sengsara-sengsara amat, apalagi kalau dibandingkan dengan Wonosobo yang syulit.

Di Wonosobo itu fasilitasnya minim, jalannya hancur, aksesibilitas busuk, hampir nggak ada hiburan pula. Sementara di Semarang hal-hal itu nggak berlaku, atau setidaknya lebih baik lah.

Jadi, kalau kalian sudah berdamai dengan segala hal-hal malesin di Semarang, sebenernya kalian bakal melihat kalau kota ini cukup worth it untuk ditinggali. Meski nggak ada yang bisa mengalahkan kampung halaman. Walau Wonosobo nggak semodern Semarang, tapi Negeri di Atas Awan itu tetap punya tempat tersendiri di hati saya.

Penulis: Arzha Ali Rahmat
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Hidup Layak di Semarang dengan Gaji UMK itu Bukan Angan Belaka, Asalkan Mentalmu Sekuat Gatotkaca.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 Juli 2024 oleh

Tags: kota semarangSemarangwonosobo
Arzha Ali Rahmat

Arzha Ali Rahmat

ArtikelTerkait

4 Tipe Mahasiswa yang Cocok Kuliah di Kota Semarang, Nggak Sembarang Orang Sanggup  Mojok.co jogja

4 Tipe Orang yang Sebaiknya Nggak Lanjut Kuliah di Semarang, Nggak Sembarang Orang Sanggup Menghadapi Kota Ini

29 Mei 2024
Jangan Jatuh Cinta dengan Orang Demak, Berat!

Jangan Jatuh Cinta dengan Orang Demak, Berat!

19 November 2024

4 Camilan Semarang selain Lumpia yang Jarang Dilirik Wisatawan, Sekali Coba Bisa Ketagihan

28 Juli 2025
Alasan Kota Semarang Layak Dikunjungi dan Jadi Tempat Tinggal terminal mojok.co

Alasan Kota Semarang Layak Dikunjungi dan Jadi Tempat Tinggal

12 Januari 2021
Ketemu Monyet hingga Kuliner Pinggir Jurang, Hal-hal yang Wajar di UNNES, tapi Nggak Lumrah di Kampus Lain Mojok.co alasan masuk unnes

Ketemu Monyet hingga Kuliner Pinggir Jurang, Hal-hal yang Wajar di UNNES Semarang, tapi Nggak Lumrah di Kampus Lain

5 September 2025
Tanjakan Munggang, Tanjakan Ekstrem di Pelosok Wonosobo yang Menguji Nyali Pengendara

Tanjakan Munggang, Tanjakan Ekstrem di Pelosok Wonosobo yang Menguji Nyali Pengendara

20 September 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.