Sekilas tentang Tradisi Belis yang Unik Sebelum Mempersunting Perempuan Flores

Menerka Alasan Belis Perempuan Flores yang Tinggi terminal mojok

Nona pu ‘belis’ mahal, kaka main salah…

Ini adalah sepenggal lirik lagi dari Silet Open Up dan Kapten Purek yang sempat viral di jagat maya, bahkan sampai diundang ke beberapa stasiun televisi. Yahhh, “belis” yang dimaksud dalam lagu tersebut merupakan mahar atau mas kawin yang dipersiapkan oleh pihak laki-laki yang hendak menyunting seorang wanita Flores.

Menyiapkan mahar kawin merupakan hal yang wajar pada umumnya jika seorang pria hendak menikahi seorang wanita, entah di mana pun asal daerahmu selama masih di Indonesia. Tetapi, mungkin di beberapa daerah, ada yang diberikan oleh pihak perempuan kepada laki-laki, salah satu contohnya seperti di daerah Padang Pariaman. Mas Kawin bentuknya bisa bermacam-macam, entah berupa uang, emas, rumah, mobil, seperangkat alat ibadah, bahkan pisang bertandan-tandan pun bisa dijadikan sebagai mas kawin.

Kalau Makassar punya budaya uang panai’ sebagai mas kawin, maka Flores juga punya budaya belis sebagai mas kawin. Yang unik adalah bentuk mas kawin belis ini berupa hewan seperti kuda, kerbau, sapi, kambing, dan lain-lain. Besaran belis yang dibawa oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan sangat bervariatif, alias tergantung kekuatan tawar menawar kedua belah pihak. Bahkan, walau sudah melakukan proses tawar menawar yang sudah begitu rumit, beberapa pihak mungkin masih saja merasa besaran belis yang diminta kemahalan.

Saya kasih sedikit gambaran mengenai harga paling minimal di Flores dari hewan-hewan yang biasa dijadikan belis. Kerbau biasanya minimal seharga 10 juta, sapi minimal 7 juta, kuda minimal 6 juta, dan kambing minimal 1,5 juta. Harganya pun tergantung dengan besar hewannya. Semakin besar hewannya, ya semakin mahal harganya. Coba bayangkan kalau belis yang diminta pihak keluarga perempuan adalah 5 ekor kerbau, 5 ekor sapi, 5 ekor kuda, dan 10 ekor kambing. Jika dikalikan dengan harga minimal dari hewan-hewan yang diminta untuk dijadikan belis, maka kira-kira seperti ini: kerbau 50 juta, sapi 35 juta, kuda 30 juta, dan kambing 15 juta. Kalau ditotal semuanya bisa mencapai 130 juta!!! Itu baru hewan, lho yaaa. Belum lagi emas, uang air susu ibu, dan macam-macam lainnya. Sebagai seorang laki-laki Flores, angka segitu untuk belis lumayan besar dan cukup menguras tenaga serta pikiran. Mau dapat uang sebanyak itu dari mana dengan situasi UMR Flores yang seadanya? Coba, lebih berat mana, rindu Dilan ke Milea atau belis nona-nona Flores? Eaaa~

Dalam diskusi ngalor-ngidul saya dengan beberapa teman dari Flores, kami mencoba menerka alasan-alasan yang menyebabkan belis atau mahar bagi perempuan Flores dianggap mahal.

#1 Pendidikan dan pekerjaan

Pendidikan dan pekerjaan bisa menjadi salah satu faktor penentu kenapa belis atau mahar perempuan Flores bisa menjadi sangat besar, dan ini mungkin menjadi pertimbangan bagi seluruh orang tua di Indonesia. Bayangkan saja kalau calon istrimu adalah wanita Flores, punya pendidikan tinggi, dan seorang PNS. Siap-siap saja untuk bekerja lebih giaaattt lagi, Bung! Yah, wajar saja kalau hal ini menjadi faktor yang menyebabkan belis anak orang sangat besar. Orang tuanya sudah capek-capek nyekolahin anak gadisnya tinggi-tinggi dan dapat pekerjaan, lalu kamu datang mau ngajak hidup susah senang sama-sama. Orang tua mana yang mau coba?

#2 Tuntutan keluarga perempuan

Faktor lainnya perkara penentuan belis perempuan Flores adalah tuntutan dari keluarga perempuan (selain orang tua), dalam tanda kutip mereka yang merasa juga punya andil dalam hidup perempuan Flores tersebut dan mau mendapatkan “bagian” mereka. Biasanya orang-orang inilah yang menentukan besaran belis yang akan dibawa oleh keluarga laki-laki dalam proses tatap muka antara kedua belah pihak.

Bayangkan saja kalau calon istrimu adalah perempuan Flores dan orang tuanya punya beberapa saudara yang ikut ambil bagian dalam diskusi mengenai belis yang diminta. Menurut saya, hal ini adalah salah satu faktor penentu absolut kenapa belis perempuan Flores bisa menjadi besar. Jadi, saran saya jika kamu hendak menikahi perempua Flores, mulailah untuk mengakrabkan diri dengan keluarga besarnya.

#3 Kondisi keluarga

Salah satu faktor lain yang menyebabkan belis wanita Flores mahal adalah kondisi atau situasi anak perempuan dalam keluarganya, seperti anak tunggal atau anak perempuan satu-satunya, atau juga anak kesayangan kedua orang tuanya, sehingga akan terasa berat bagi orang tuanya untuk melepaskan anak gadisnya untuk dipinang. Saya pernah mengikuti acara mengantar belis ke pihak keluarga perempuan di Flores dalam lamaran abang saya. Dalam proses tawar menawar yang begitu rumit, akhirnya kedua belah pihak mencapai kesepakatan besaran belis yang harus dipenuhi dengan alasan bahwa anak gadisnya adalah anak emas dalam keluarga, sehingga belisnya lumayan besar waktu itu. Saya cuma bisa mbatin dalam hati, “Lah, memangnya abang saya ini aluminium? Abang saya juga anak emas dalam keluarga.” Ehehehe.

Saya kira tiga alasan di atas berperan penting dalam menentukan kenapa belis atau mahar untuk perempuan Flores bisa menjadi sangat besar. Tidak ada yang salah dengan besaran belis yang diminta oleh pihak keluarga perempuan di Flores, karena memang pada dasarnya itu merupakan bentuk penghargaan pihak laki-laki kepada pihak perempuan, secara khusus kepada orang tuanya.

Selain itu, belis merupakan sebuah tradisi yang sudah diwarisi dan dijalankan secara turun temurun oleh orang-orang Flores dan sampai saat ini masih dilestarikan. Pihak keluarga perempuan juga pasti punya alasan tersendiri dan mendasar terkait dengan besaran belis yang diminta. Dalam tongkrongan saya, teman saya pernah berceletuk seperti ini, “Percuma cantik kalau besok lusa orang tua tukar dengan sapi atau kerbau.” Saya pun langsung menjawab, “Kalau mau yang gratis, mending nikah saja dengan pohon kelapa yang ada di depan rumah!”

Sumber Gambar: YouTube Trans7 Official

BACA JUGA Menerka Alasan Warung Kopi di Flores Sering Sepi Pengunjung atau tulisan Alexandros Ngala Solo Wea lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version