Sedaring-daringnya Universitas Terbuka, Doi Tetap Punya Gedung. Gede Lagi!

Sedaring-daringnya Universitas Terbuka, Doi Tetap Punya Gedung (Unsplash)

Sedaring-daringnya Universitas Terbuka, Doi Tetap Punya Gedung (Unsplash)

Kuliah online memang jadi pilihan bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu. Misalnya, mereka yang sibuk bekerja dari pagi hingga petang. Makanya, mereka memilih kuliah online yang waktunya lebih fleksibel. Kebetulan, saya juga dulu kuliah online di Universitas Terbuka (UT). Ini adalah sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ke-45 di Indonesia. Saya ulangi sekali lagi, ya: Perguruan Tinggi Negeri. NE-GE-RI.

Nah, berbicara kuliah online, topik ini memang sedang banyak dibicarakan gara-gara… you know, lah. Bagian paling lucu dari pembahasan tentang kuliah online ini adalah ketika ada  yang menyebut bahwa kampus online nggak butuh gedung. Wow, siapa saja yang mengatakannya, saya doakan semoga jempol kakinya ketindihan standar motor tiap kali mau nyetandar.

Ya, maaf, kalau doa saya jahat. Gemes akutu. Mentang-mentang kuliahnya online, dibilang nggak butuh gedung. Noh, lihat UT noh. Sedaring-daringnya Universitas Terbuka, doi tetap punya gedung. Gede lagi!

Gedung Universitas Terbuka lebih gede dari PTN lain di Jabodetabek

Saya nggak bercanda waktu bilang gedung kampus Universitas Terbuka itu gede. Kalian yang sering melintas di Jalan Raya Pondok Cabe Tangerang, pasti sepakat bahwa kampus UT pusat memang segede itu. 

Saking gedenya, ada yang menyebut bahwa gedung Universitas Terbuka pusat lebih besar daripada kampus lain yang ada di Jabodetabek. Lebih besar ketimbang Universitas Negeri Jakarta maupun Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

Sama seperti kampus pada umumnya, Universitas Terbuka punya atribut gedung yang lengkap. Mereka punya gedung fakultas lengkap dengan ruang layanan mahasiswa, ruang konsultasi, untuk dekan, dosen, dan lain-lain.

Bukan hanya itu saja. Universitas Terbuka juga punya UT Radio, studio syuting berstandar broadcast internasional, Pusat Layanan Pustaka, Pusat Layanan Bahan Ajar, Gedung Pusat Pengujian–untuk koordinasi terkait ujian dan pemeriksaan hasil ujian, serta ruang pusat produksi multimedia–tempat bahan ajar untuk mahasiswa diproduksi. Ada pula gedung serbaguna bernama Universitas Terbuka Convention Center yang dapat menampung hingga 2.000 orang.

Kerennya lagi, kampus pusat UT juga punya hutan, taman, vertical garden, dan danau! Beneran segede itu, Gaes kampus online ini~

Baca halaman selanjutnya: Meski kuliahnya online, tetep butuh gedung.

UT pusat UT pusat mulu. UT daerahnya gimana?

Jadi begini. Sebagai sebuah kampus yang mengedepankan perkuliahan secara online, Universitas Terbuka tidak hanya memfokuskan kegiatan mereka di pusat saja. UT sadar betul bahwa kuliah online menjangkau lebih banyak orang. Untuk itulah, diperlukan unit layanan di daerah untuk membantu operasional. Unit layanan di daerah inilah yang kemudian disebut dengan nama Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ).

Di UPBJJ, mahasiswa Universitas Terbuka bisa mendapatkan berbagai macam layanan. Misalnya seperti mengurus administratif akademik serta melaksanakan kegiatan akademik secara tatap muka. UPBJJ ini berada di hampir seluruh provinsi di Indonesia, bahkan mancanegara.

Saya sendiri pernah ke UPBJJ UT Purwokerto. Waktu itu, saya ke sana dalam rangka mengikuti Sistem Ujian Online (SUO). Dan, yah, beneran ada gedungnya, Gaes. Bukan ruko, bukan pula numpang di hotel. 

Umumnya, gedung UPBJJ Universitas Terbuka bisa dikenali dari warnanya yang dominan biru elektrik. Nah, di dalam gedung ada banyak aktivitas akademik. Saya melihat sekelompok mahasiswa bersiap melakukan kuliah tatap muka, orang-orang berseragam sibuk di depan layar komputer, dan lain sebagainya.

Alasan kampus online tetap butuh gedung

Sedaring-daringnya suatu kampus, mereka tetap butuh gedung untuk operasional kayak Universitas Terbuka. Jadi, ya, kalau ada kampus yang nggak punya gedung dengan alasan perkuliahan dilakukan secara online. Silakan kalian simpulkan sendiri.

Pada akhirnya, ribut-ribut soal kuliah online ini bisa dijadikan pembelajaran buat kita semua. Bahwa, ketika kita memutuskan untuk kuliah online karena satu dan lain hal, mending pilih kampus yang pasti-pasti saja. 

Ingat, kita nggak pernah tahu bagaimana nasib kita selanjutnya. Kan nggak lucu kalau ternyata takdir kamu jadi komisaris BUMN, tapi setelah dikuliti netijen, ketauan kalau kampus tempat kamu kuliah ternyata nggak punya gedung. Nanti alasannya, “Kan dulu kuliahnya online.”

Halah pretttt.

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Mengenal Universitas Terbuka yang Kuliahnya Fleksibel dan Murah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version