Kali ini saya akan membahas anime yang menemani masa kecil saya, ada banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik dari dalam nya, termasuk mengkhayal bisa mengeluarkan rasengan dan seribu bayangan. Yap, serial Naruto.
Naruto sebagai orang nomer satu di Konoha yang berhasil membawa negaranya menjadi adidaya, bisa dibilang Konohagakure adalah Amerikanya dunia Naruto. Saya mengira bahwa modernisasi hanya menyerang dunia nyata, ternyata tidak! Dunia Shinobi juga mengalaminya. “Konoha yang dulu bukanlah Konoha yang sekarang”, ada banyak pembaharuan baik di bidang teknologi, transportasi maupun perekonomiannya.
Kini, di dunia Naruto persaingan antar negara khususnya desa, tidak hanya terpaku menghasilkan ninja hebat, juga perihal kemajuan desa. Karena dengan teknologi, mereka mampu membuat alat ninja yang canggih, seperti yang telah di lakukan boruto dalam Naruto the Movie, di sana terdapat teknologi yang bisa “mengcopy” berbagai macam jurus mematikan. Ya, sangat menggambarkan keaadan dunia nyata di mana banyak negara berlomba-lomba dalam hal teknologi perang, tidak hanya tentang pasukan terbaik. Bisa saja, nanti ada ninja spesialis nuklir, nama ninjanya Uzumaki Jong Un.
Teknologi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Konoha, mulai dari handphone, laptop, jam tangan, video game, dan masih banyak lagi. Transportasi di desa Konoha sudah didukung oleh kereta listrik. Hokage sebagai orang nomer satu disediakan fasilitas kendaraan pribadi, yaitu: balon udara. Mungkin untuk kunjungan ke negara tetangga, atau juga bisa digunakan untuk bagi-bagi sembako kepada masyarakat Konoha dari atas sana. Pusat kota juga tak kalah maju, terdapat layar besar yang memungkinkan setiap orang yang lewat menonton tayangan atau berita terkini, mini market, dan toko hamburger berdiri kokoh di pinggiran jalan. Masih kurang kapitalis gimana lagi coba?
Terlepas dari itu, Naruto masih perlu kebijakan-kebijakan untuk memberdayakan masyarakatnya. Sebagai penggemar anime Naruto, izinkan saya mengusulkan kepada bapak hokage yang terhormat, beberapa kebijakan yang dapat diterapkan di negara Konoha.
Satu: Membentuk Komnas HAM
Sangat rawan sekali dalam dunia pershinobian terjadi pembantaian klan, seperti yang terjadi di Era hokage ke 3, di mana klan uchiha dibantai oleh Itachi karena diduga akan melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Hiruzen. Meskipun Hiruzen lebih memilih untuk menyelesaikan permasalahan ini secara damai, tapi karena ada sosok Danzo yang tak lain petinggi Konoha yang sangat otoriter dalam menyelesaikan permasalahan, akhirnya dia mengusulkan opsi untuk membantai seluruh keturunan uchiha, terkecuali sasuke, ia disisakan oleh Itachi. Masih banyak lagi kelakuan danzo yang bisa dibilang melanggar HAM. Apakah dia diadili? Tidak! Dia berkeliaran bebas hanya karena dia adalah petinggi Konoha. Tapi jangan sampai nantinya Komnas HAM ini malah disalahgunakan ya, Pak. Misal nih, digunakan untuk membela pejabat yang salah.
Dua: Stafsus Hokage
Sebagai orang nomer satu di desa Konoha, pastinya tiada yang keberatan jika mengatakan bahwa hokage adalah orang yang paling sibuk kerja. Nah, untuk meringankan pekerjaannya dan seperti yang kita tahu bahwa aspirasi pemuda di desa Konoha juga perlu didengar, maka perlunya Bapak membentuk stafsus hokage. Seperti petuah hokage pertama yaitu, “Beri aku lima ninja, maka akan kuguncangkan dunia”, jadi cukup mencari 5 ninja muda aja ya, Pak.
Saya boleh nyaranin nggak, Pak? Satu aja, Denki Kaminarimon, yaitu temen sekolah anak bapak yang sangat mahir dalam mengoperasikan komputer. Tentu, skill-nya mampu membawa Konoha ke arah yang lebih baik. Dan satu lagi, Pak, dia adalah anak dari pengusaha perusahaan listrik, Kaminarimon Company yang digadang-gadang sebagai pewaris utama.
Terus kerja mereka apa? Ya, bentuk aja dulu, Pak. Masalah mereka kerjanya apa itu belakangan, itung-itung mengurangi kas negara Konoha yang nggak habis-habis. Berbanding terbalik sama negara sebelah tuh, yang nggak habis-habis malah utang negaranya.
Tiga: Kartu Pra-Ninja
Menjadi ninja di Konoha bukan hal mudah, terlebih peminatnya sangat minim. Dengan kemajuan teknologi di desa Konoha, maka sudah seharusnya hokage memberi terobosan baru: Kartu Pra Ninja. Karena tidak dapat dimungkiri, masih banyak masyarakat yang berkeinginan untuk menjadi ninja di Konoha tapi terkendala kemampuannya. Kartu Pra-Ninja ini dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat yang kesulitan dalam hal ekonomi tapi mempunyai keinginan yang keras untuk menjadi ninja.
Dengan kartu Pra-Ninja mereka nantinya dapat mengakses pelatihan-pelatihan online melalui aplikasi Ruang-Sensei yang di gagas oleh Denki stafsus bapak. Nggak hanya itu, Kartu Pra-Ninja juga bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan modal membeli peralatan ninja. Kenapa harus melalui aplikasi itu? Karena jika Bapak melaksanakan secara langsung (offline) maka akan keluar banyak biaya lagi. Mending online aja, sekalian mendukung kemajuan aplikasi garapan stafsus bapak.
Tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam penerapannya, akan banyak menuai kritikan dari masyarakat konohagakure. Sebagai seorang hokage, Pak Naruto harus bersikap bijak, kalaupun sudah tidak sanggup mendengar cibiran netizen Konoha yang pedesnya bukan maen, ya cukup didiemin aja. Syukur-syukur buzzer Bapak berhasil menggiring opini masyarakat Konoha.
Eh, emang di Konoha ada Buzzer juga? Ya harus ada lah. Atau lebih baik ciptain UU ITE. Fyi, di negara sebelah ampuh tuh Pak. Dijamin yang mencibir kebijakan Bapak akan otomatis berkurang.
BACA JUGA Menghitung Besaran UMR di Desa Konoha atau tulisan Mohammad Hidayatullah lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.