Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Sebagai Bangsa Mahir Recycle, Kaleng Bekas pun Ada Kasta-kasta Penggunaannya

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
9 Juli 2020
A A
kaleng bekas kaleng khong guan kaleng monde kegunaan rumah tangga indonesia mojok.co

kaleng bekas kaleng khong guan kaleng monde kegunaan rumah tangga indonesia mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai insan yang setia jadi anak rumahan, saya punya waktu mengamati berbagai benda rumah tangga. Namun, ada benda yang menggelitik nurani saya. Benda itu adalah kaleng bekas. Benda ini begitu akrab dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Saking dekatnya, saya bisa menemukan kaleng bekas di setiap rumah yang saya kunjungi.

Kaleng bekas sangat istimewa. Dia menjadi salah satu kontainer bekas yang jauh dari tempat sampah. Berbeda dengan kontainer berbahan gabus dan plastik yang selalu dicampakkan (dan memelatuk aktivis lingkungan). Kaleng bekas kadang lebih berharga dari barang yang mendiaminya. Dan ia selalu dikaryakan setelah paripurna bertugas. Bahkan setiap jenis kaleng bekas ini punya peran dalam keharmonisan penyimpanan barang rumah tangga.

Karena variasi yang muncul, tanpa sadar ada pengastaan dari setiap kaleng bekas ini. Meskipun tidak ada landasan teori yang jelas, tapi tiap variasinya punya peran yang sama dari rumah ke rumah. Maka saya tergerak untuk mengulas dan mengelompokkannya berdasar variasinya. Saya mengambil sampel dari rumah saya, rumah handai taulan, dan beberapa rumah kawan yang pernah saya kunjungi. Metodologi yang saya gunakan adalah sistem gathuk di mana saya menghubung-hubungkan sampel dengan fungsi sesuai logika saya.

Kaleng Khong Guan

Kaleng berbentuk kotak ini adalah primadona dari setiap kaleng bekas. Dipandang sebagai puncak inovasi peradaban manusia. Kemuliaannya menyilaukan tamu yang berkunjung. Ada kesan tersendiri jika melihat kaleng ini: kemewahan yang menggambarkan ekonomi mapan sebuah keluarga yang mampu membeli biskuit multirasa.

Karena memiliki nilai luhur, kaleng ini dikaryakan kembali sebagai kontainer makanan luar biasa lainnya: rengginang dan kerupuk udang. Bentuk yang cantik dan fungsional menjadikan kaleng ini pantas menjadi kontainer pangan yang sama cantiknya.

Kaleng Monde Butter Cookies

Kaleng ini memiliki bentuk bundar dan lebih pipih dari kaleng Khong Guan. Prestisenya sama dengan kaleng Khong Guan. Terutama karena kemewahan biskuit yang ditawarkan. Kaleng ini juga menjadi simbol kedigdayaan sebuah keluarga. Hanya keluarga digdaya yang mampu membeli biskuit yang berjumlah sedikit tapi berharga selangit.

Berbeda dengan kaleng Khong Guan, kaleng Monde bekas tidak diposisikan sebagai kontainer pangan. Dia memiliki peran yang dekat dengan para ibu-ibu. Peran ini adalah kontainer alat jahit. Bentuk pipih yang luas memberikan kenyamanan para bunda untuk menyimpan dan mengakses alat jahit tanpa menghabiskan banyak ruang. Jika peran ini dilakukan kaleng Khong Guan, niscaya jari para bunda terancam tertusuk jarum atau benda tajam lain.

Kaleng Wafer Tango

Kaleng silindris ini juga akrab dengan banyak keluarga saat masa lebaran. Berbeda dengan kaleng monde, diameter kaleng ini lebih kecil namun lebih tinggi. Tetapi, kaleng wafer ini masih kalah pamor dengan kaleng sebelumnya. Dia tidak memancarkan kemewahan. Bahkan kaleng ini juga dipandang sebelah mata akibat iklan produk yang dimuatnya. Janji wafer ratusan lapis hanya tinggal janji. Saya merasa dikhianati iklan ratusan tadi.

Baca Juga:

Tidak Ada Sampah di Jerman: Tren Bagi-bagi Barang Bekas di Jerman, Upaya Paling Efektif untuk Sustainability

Apakah Anjuran Membuang Sampah pada Tempatnya Masih Relevan?

Karena pamor yang lebih inferior, fungsi purnatugas kaleng ini pun tidak terlalu gagah. Umumnya, kaleng ini dipakai untuk menyimpan perkakas. Sering kali menjadi kontainer busi bekas kendaraan. Pada akhirnya, kaleng ini tercampakkan di garasi atau gudang rumah. Sedih sekali.

Kaleng oli

Meskipun banyak kemasan oli berbahan plastik, namun beberapa merek oli berkelas tetap mempertahankan kontainer berupa kaleng ini. Kaleng oli juga memiliki ukuran yang variatif, tergantung volume oli di dalamnya. Karena erat dengan dunia kotor kendaraan, kaleng ini juga dipandang sebelah mata. Apalagi dia datang bukan dari golongan kontainer pangan. Tentu tidak akan dikaryakan sebagai kaleng penyimpan bahan pangan.

Peran kaleng oli juga tidak jauh dari benda kotor. Umumnya kaleng ini dikaryakan sebagai penyimpan oli bekas dan minyak goreng bekas. Sebenarnya sangat filosofis. Kaleng oli memberikan kita oli baru, dan kita balas dengan oli bekas. Dia menuntaskan tugasnya tidak hanya sebagai pencapai pembaharuan. Dia tuntaskan sebagai penutup dari sebuah pembaharuan. Maksud saya ya ganti oli tadi.

Kaleng cat

Kaleng cat juga punya nasib seburuk kaleng oli. Karena tidak berasal dari kontainer bahan pangan, kaleng cat juga jauh dari kata prestisius. Meskipun memiliki muatan yang mengindahkan dan melindungi rumah, kaleng ini bernasib tak seindah muatannya. Bahkan kaleng ini selalu dalam antrean depan saat membuang sampah atau saat dijual ke tukang rongsok.

Beberapa kaleng yang beruntung tetap dikaryakan di rumah. Tapi karya yang dilakukan juga tidak semegah kaleng-kaleng bekas sebelumnya. Paling banter kaleng cat dikaryakan untuk menampung tetesan air karena atap bocor. Paling bagus juga dijadikan pot sederhana dan murah meriah.

Kaleng pomade

Meskipun menjadi kontainer obat ganteng, nasib kaleng bekas pomade tidak seganteng itu. Memiliki ukuran yang kecil, kaleng bekas ini tidak punya banyak manfaat. Padahal kaleng bekas pomade memiliki nilai estetika yang tinggi. Beberapa orang mengoleksi kaleng bekas pomade karena nilai estetikanya. Yah, hari ini apa pun bisa dikoleksi. Bahkan pesan singkat mantan pun dikoleksi.

Jika tidak dikoleksi, kaleng ini dikaryakan sebagai asbak. Ya, kontainer obat ganteng ini berakhir sebagai tampungan abu dan arang sisa merokok. Jauh dari peran awalnya yang menambah kegantengan si empunya. Ukurannya yang kecil memang sangat pas untuk dijadikan asbak. Menurut saya, kaleng pomade yang menjadi asbak ini adalah titik terendah dan terhina dari kasta kaleng bekas ini.

Demikianlah penggolongan kasta kaleng bekas yang berhasil saya himpun. Semoga tulisan ini membantu anda sekalian untuk mengurangi sampah dengan memanfaatkan barang bekas seperti kaleng. Saya akhiri tulisan ini dengan sebuah pantun:

Ada kaleng, ada susu
Cukup sekian, Mas

BACA JUGA Mencuci Kaleng Khong Guan dan Wadah Bekas, Kepahlawanan Ibu untuk Menyelamatkan Bumi dan tulisan Dimas Prabu Yudianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 Juli 2020 oleh

Tags: Daur Ulangkaleng bekas
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Apakah Anjuran Membuang Sampah pada Tempatnya Masih Relevan?

Apakah Anjuran Membuang Sampah pada Tempatnya Masih Relevan?

14 Juli 2022
sampah plastik

Sampah Plastik: Hanya Ada Satu Kata, Tinggalkan!

15 Juni 2019
pasta gigi

Pasta Gigi Kok Harus Pakai Kotak Lagi?

3 Agustus 2019
barang bekas

Berhenti Berpikir Bahwa Semua Barang Bekas Bisa Disulap Menjadi Karya Menakjubkan Seperti Video DIY Di YouTube

1 Agustus 2019
3 Program Unggulan yang Bisa Mengantarmu Tinggal di Jerman. Bekerja dan Belajar di Negara Asing Bukan Hal Mustahil

Tidak Ada Sampah di Jerman: Tren Bagi-bagi Barang Bekas di Jerman, Upaya Paling Efektif untuk Sustainability

10 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.