Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Seandainya Tokyo Revengers Ikut Tawuran dan Klitih di Jogja

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
12 Mei 2021
A A
Mari Berandai-andai Tokyo Revengers Ikut Tawuran dan Klitih di Jogja terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai orang yang nggak bisa gelut, baca manga atau nonton anime aksi adalah pelampiasan. Apalagi sejak kecil, saya selalu dicekoki tayangan semisal Crows Zero hingga High & Low. Tentunya semua ini mengenyangkan hasrat menghajar wajah orang tanpa melukai siapa pun. Ya, itung-itung mengamalkan ahimsa.

Lantas muncul sebuah manga yang menyajikan art work apik, jalan cerita yang sulit ditebak, dan tentunya simbah darah dalam lanskap hitam putih. Tokyo Revengers judulnya. Menampilkan kehidupan seorang pria bernama Takemichi, seorang pecundang di segala medan perang, baik saat remaja maupun hingga ia dewasa.

Time loop menjadi premis penting. Demi menyelamatkan mantan pacarnya yang ndilalah meninggal dibunuh oleh sebuah geng bernama Tokyo Manji atau Toman, Takemichi kembali ke 12 tahun lalu guna menyelidiki apa dan kenapa sih Toman membunuh Hinata Tachibana?

Wes to, saya jamin panel demi panel komik bakalan epik. Apalagi Elex Media Komputindo bakal menggarap manga Tokyo Revengers secara resmi tahun ini. Namun dalam pembahasan kali ini, alih-alih spoiler-in kalian, saya lebih tertarik untuk memetakan Tokyo Manji semisal menjalani kehidupan keras antargeng di Kota Jogja. Apakah bakal survive? Mari kita bahas.

Sano Manjiro alias Mickey

Jika Mickey sekolah di Jogja, saya yakin dia bakal nyambi dua kegiatan, yakni jadi ketua OSIS sekaligus ketua geng sekolah. Masalahnya, selain jago gelut, Mickey juga jago memperlakukan anggotanya dengan baik dan benar. Ia adalah tipikal kepala yang mementingkan para anggotanya. Kalau salah ya salah, kalau benar ya benar.

Dalam posisi saat tawuran, melihat kapabilitas seorang Mickey yang mengedepankan aura dan ketangkasan gelut, sudah pasti blio jadi panglima tempur. Orang yang memompa semangat sekaligus menentukan langkah kapan mundur, kapan maju, atau bahkan kapan bubar jalan karena ada polisi.

Ken Ryuguji alias Draken

Hormat kepada orang tua, menghargai rekan satu geng, berpikir bijak bak Sokrates di tengah medan laga, sudah tentu Draken ini semisal sekolah di Jogja bakal jadi anggota Rohis. Namun bukan dengan tas tebal, jaket slereeet warna cokelat, dan kacamata tebal, melainkan anggota Rohis yang nyambi jadi anak geng.

Kalau di posisi dalam tawuran, Draken tentu menjadi seseorang yang memimpin doa sebelum tawuran. “Mari teman-teman, sebelum kita melaksanakan tawuran, kita berdoa sesuai kepercayaan dan adat masing-masing, saya persilakan.”

Baca Juga:

Pengalaman Pahit Menjadi Mahasiswa Rantau di Jogja ketika Motor Scoopy Saya Disangka Motornya Pelaku Klitih

Jogja dan Lamongan Itu Saudara Kembar: Sama-sama Punya Masalah Upah Rendah, dan Sama-sama Susah Jadi Pemimpin!

Takemichi Hanagaki

Kalau dalam tawuran, biasanya orang seperti Takemichi ini adalah beban. Besar omong doang, sekali tonjok langsung klenger. Namun jangan salah, biasanya, orang seperti Takemichi dalam tawuran khas anak SMA di Jogja, adalah bantalan saat kondisi terjepit.

Ketika posisi sudah tertekan, biasanya orang seperti Takemichi inilah yang malah makin militan memompa semangat kawan-kawannya. Ketika panglima perang sudah kena berangus, orang seperti Takemichi ini yang bakal jadi tenaga tambahan. Ya, pokoknya mengamalkan ajaran Naruto, dakwah no jutsu.

Kisaki Tetta

Kalau dalam tawuran, orang seperti Kisaki ini adalah yang paling bangsat. Biasanya posisinya di tengah. Bisa maju ambil kue yang bukan jatahnya, bisa mundur meninggalkan tim ketika kalah. Licik adalah kata yang tepat dan dalam geng, selalu ada duri dalam tumpukan daging.

Namun orang seperti Kisaki, dalam sebuah geng, ada gunanya juga, lho. Tanpa orang seperti Kisaki, geng bakalan hampa. Nggak ada yang saling curiga, pun nggak ada konflik internal. Geng tanpa cekcok antaranggota, apa serunya?

Chifuyu Matsuno

Selain jadi orang yang paling populer di sekolah, dalam geng biasanya orang seperti Chifuyu ini ada gunanya, tapi lebih banyak nggak gunanya. Selain menjadi ekor abadi dan nggak berniat menjadi kepala, dalam geng biasanya tipe-tipe seperti ini memegang filosofi mati enggan, hidup nggak mau.

Tapi tipikal seperti Chifuyu ini adalah setia sampai akhir. Ia akan memilih jalan yang menurutnya terbaik. Masalah loyalitas untuk geng, tipikal seperti Chifuyu ini jangan diragukan lagi. Kalau nyerang sekolah lain, pol mentok ya mbalang pakai batu, lalu geber motor, lari tunggang langgang seperti orang gila.

Ya, benar sekali, dunia SMA di Jogja ini berat. Ada geng tiap sekolah, ada fungsi dan peran. Namun jangan salah, jika geng Tokyo Manji dalam Tokyo Revengers kebetulan bikin gengnya di Jogja, paling juga sehari dua hari bakal rata dengan tanah oleh geng-geng tradisional Jogja seperti… Ah, lebih baik nggak usah disebut.

Sumber Gambar: Youtube AnimeTV チェーン

BACA JUGA Mengenal Demografi Shonen, Shoujo, Seinen, dan Josei dalam Manga dan Miskonsepsi Seputarnya dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2021 oleh

Tags: geng sekolahklitihmangatawuran
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Festival Tawuran Jaksel: Kenapa sih Pemerintah Berlomba Bikin Ide Konyol?

Festival Tawuran Jaksel: Kenapa sih Pemerintah Berlomba Bikin Ide Konyol?

13 Oktober 2022
Wasapadi klitih Jogja di musim liburan sekolah. (Unsplash.com)

Klitih Jogja Tak Bakal Padam: Waspadai Masa Libur Sekolah!

8 Juli 2022
Nonton Konser Dangdut ya Joget, Bukan Malah Tawuran, Dasar Norak!

Nonton Konser Dangdut ya Joget, Bukan Malah Tawuran, Dasar Kocak!

10 September 2023
Jogja Kota Salah Urus dan Sulit Dinikmati Warganya Sendiri (Unsplash)

Jogja Tidak Pantas Lagi Menyandang Kota Wisata dan Kota Pendidikan karena Tidak Bisa Dinikmati oleh Warganya Sendiri

2 Februari 2024
Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

2 Agustus 2022
Ringroad Selatan Jogja : Siang Hari Penuh Sesak, Malam Hari Menjadi Medan Perang

Ringroad Selatan Jogja : Siang Hari Penuh Sesak, Malam Hari Menjadi Medan Perang

22 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.