Seandainya Taeko dalam Film Only Yesterday Ghibli Hidup di Indonesia, Dia Pasti Jadi Omongan Tetangga

Seandainya Taeko dalam Film Only Yesterday Ghibli Hidup di Indonesia, Dia Pasti Jadi Omongan Tetangga

Seandainya Taeko dalam Film Only Yesterday Ghibli Hidup di Indonesia, Dia Pasti Jadi Omongan Tetangga (Unsplash.com)

Ketika selesai menonton film Only Yesterday garapan studio Ghibli, hal yang pertama kali ada dalam pikiran saya adalah: kalau Taeko hidup di Indonesia, dia pasti jadi omongan tetangganya. Soalnya dia melakukan banyak hal—yang disukai dan diinginkannya—namun bertentangan dengan kebiasaan masyarakat kita. Tentu saja hal-hal kayak gitu bakalan jadi bahan julid orang lain.

Only Yesterday atau Omohide Poro Poro sebenarnya adalah film garapan studio Ghibli yang dirilis pada tahun 1991. Premis ceritanya sih sederhana banget, tentang seorang perempuan usia akhir 20-an yang sedang cuti dan memilih berlibur ke desa tempat tinggal keluarga kakak iparnya. Di sana, dia membantu mereka panen bunga safflower.

Terus, memangnya apa saja sih yang sudah dilakukan Taeko dalam film Only Yesterday yang berpotensi bikin dia jadi santapan utama omongan pedas tetangga? Sini saya kasih tahu satu per satu.

#1 Dalam film Only Yesterday garapan studio Ghibli, Taeko diceritakan belum menikah meskipun sudah masuk usia akhir 20-an

Taeko adalah perempuan berusia 27 tahun yang sukses bekerja kantoran di kota. Tentu saja dia punya gaji lumayan dan sudah tinggal sendiri alias nggak numpang lagi sama orang tuanya. Yah, meskipun nggak dijelaskan dalam film tempat tinggalnya Taeko itu ngontrak atau nyicil KPR. Intinya, Taeko independent woman gitu lah.

Nah, coba bayangkan kalau Taeko dalam film Only Yesterday ini hidup di Indonesia, wah, sudah pasti kena nyinyiran tetangga. Biasanya perempuan kayak Taeko bakal kena julid dengan kalimat semacam: Pasti keasyikan kerja sampai lupa mau cari jodoh. Atau kalimat: Ih, terlalu mandiri bikin laki-laki takut, makanya sampai umur segitu masih sendirian. Dan bahkan kalimat: Kamu masih sendirian? Terlalu pemilih, ya?

Hadeuh, capek. Untungnya Taeko hanyalah karakter fiksi, ya.

#2 Menolak lamaran laki-laki

Bayangkan, sudah usianya 27 tahun, belum menikah, tapi berani-beraninya menolak lamaran laki-laki! Apa nggak pamali? Kira-kira begitu respons yang bakalan diterima Taeko dalam film Only Yesterday dari para tetangga julid kalau tinggal di sini.

Di Indonesia, konon katanya pamali bagi perempuan yang sudah berusia akhir 20-an buat menolak lamaran laki-laki. Takutnya sih nggak ada lagi yang mau melamar. Menurut hukum tidak tertulis, lamaran harus diterima, entah si pihak wanita setuju atau tidak.

Nah, sudah bisa ketebak kan kalau Taeko tinggal di sini bukan di dalam dunia Ghibli, dia pasti habis jadi bulan-bulanan tetangga. Topik tentang penolakan lamarannya bisa bertahan jadi bahan gosip minimal 2 minggu di kampungnya.

#3 Taeko dalam film Only Yesterday pengin menetap di desa dan jadi petani

Sejak kecil, Taeko dalam film garapan studio Ghibli ini memang agak unik kalau nggak mau dibilang aneh. Ketika banyak orang senang tinggal di kota dan menikmati beragam fasilitas modern, dia justru pengin banget menetap dan tinggal di desa.

Saat kelas 5 SD, sewaktu liburan, Taeko merasa iri pada teman-temannya yang bisa mudik dan berlibur ke rumah neneknya di desa. Taeko sendiri nggak pernah tahu bagaimana rasanya berlibur ke desa karena kakek-neneknya berasal dari kota.

Impiannya untuk berlibur dan menetap di desa justru bisa ia wujudkan setelah kakaknya menikahi seseorang yang berasal dari desa—meski kedua suami istri tersebut kini menetap di kota. Taeko merasa senang bahkan berterima kasih pada kakaknya karena ia akhirnya bisa berlibur di desa.

Nah, kalau orang kota pergi ke desa biasanya sekadar liburan, cuci mata, dan foto-foto di sawah, Taeko malah sebaliknya. Ia justru ikut bekerja di sawah seperti menanam padi. Bahkan, tujuan awalnya mengambil cuti 10 hari adalah untuk membantu keluarga kakak iparnya panen bunga safflower. Unik, kan?

Bayangkan kalau Taeko hidup di Indonesia, bukan dalam film Only Yesterday garapan studio Ghibli, pasti dia sudah kena julid dua kali. Pertama oleh para tetangganya di kota, kedua oleh orang-orang di desa. Bagi kita yang selalu pengin ke kota untuk mengadu nasib dan mencari perbaikan ekonomi, keputusan Taeko jelas adalah sesuatu yang ceroboh.

Taeko meninggalkan segala kenyamanan di kota hanya untuk berkubang lumpur di sawah yang kotor. Sesuatu yang nggak akan pernah terpikirkan oleh banyak orang. Apalagi bertani jelas bukanlah profesi yang menjanjikan di sini.

#4 Resign dari kerjaan enak di kota untuk mengikuti panggilan hatinya dan hidup tenang di desa

Berapa banyak sih perempuan yang punya pilihan dan dengan berani mengambil keputusan untuk keberlangsungan hidupnya sendiri? Jawabannya tentu nggak banyak.

Taeko dalam film Only Yesterday tumbuh seperti kebanyakan para perempuan lain di Indonesia yang sering dipandang sebagai kelas 2 dan bakatnya sering nggak diapresiasi. Bedanya, di akhir Taeko mulai sadar dan berani mengambil keputusan besar dengan resign dari pekerjaannya, mengikuti hati nuraninya, dan menetap di desa. Sesuai impiannya sejak kecil.

Jika Taeko hidup di Indonesia, selain jadi bahan omongan karena keputusan nekatnya yang nyeleneh, ia tentu juga bakalan dibenci. Alasan dibencinya sih bukan karena ia resign, tapi karena ia berani menetukan nasib dan hidupnya sendiri, mengikuti kata hatinya. Sesuatu yang bagi banyak perempuan di Indonesia hanyalah mitos belaka karena ketiadaannya pilihan untuk menjadi berani.

Penulis: Siti Halwah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 3 Tempat di Yokohama yang Ingatkanmu pada Film Ghibli.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version