Seandainya Film ‘Cruella’ Bersetting di Bantul

Seandainya Film Cruella Bersetting di Bantul terminal mojok

Ada beberapa hal yang bikin kaget pascanonton film Cruella (2021) ini. Setidaknya ada tiga hal. Pertama, pemilihan lagu yang cocok di kuping saya—dan tentu saja nggak cocok di telinga pacar saya—lantaran banyak mengambil lagu-lagu ballad rock. Kedua, jebul Cruella itu yang punya anjing dalam film 101 Dalmatians.

Ya, Alhamdulillah sekali bahwa saya blas nggak baca sinopsis atau seperti pacar saya yang melihat penggalan scene yang sudah menyebar di TikTok. Bayangkan saja, betapa nggak serunya ketika adegan sedang gayeng, saya tahu muaranya ke mana, terus pacar saya nimpali, “Nanti si Cruella begini, begitu,” Hashhh.

Nah, yang ketiga, saya nggak nyangka bahwa premis film ini bukan sihir menyihir. Astaga, betapa kupernya saya dalam memetakan film-film jagad Disney yang nggak melulu berkutat kepada istana, pangeran, dan buah beracunnya.

Saya nggak tahu tulisan ini bakal jadi spoiler atau nggak. Bisa jadi iya, malah bisa jadi bahan pemecut kalian untuk nonton—bagi yang belum nonton. Saya hanya penasaran, ha semisal Cruella tinggal di Bantul, apakah mimpinya jadi desainer kondyang akan tetap terlaksana? Hanya satu jawaban, bisa!

Pertama, Cruella nggak bakal terjebak dalam kondisi gelap pascakematian ibunya. Karena Bantul bukan Londong, Bung. Di sini terkenal dengan guyup dan rukun. Juga produktif-profesional, ijo royo-royo tak sengguh penganten anyar, tertib, aman, sehat, dan asri. Ya, pokoknya projotamansari banget lah.

Cruella, nama aslinya Estella, nggak bakal hidup luntang-lantung seperti di London lantaran di Bantul, sudah tentu ia dirawat dengan baik oleh Bu Dukuh. Ia akan dibekali tata cara mengelola dana desa yang adil, bijak, penuh wawasan, dan juga berasaskan nilai-nilai agamis. Sudah tentu, ia akan tumbuh dalam kultur budaya yang syahdu.

Kedua, Cruella nggak bakalan berbaur dengan gerombolan pencuri seperti Jasper dan Horace. Ya, namanya di Indonesia, ada maling ya sudah babak bundas sebelum dibawa ke kantor polisi. Pun dengan Cruella semisal tinggal di Bantul, atas didikan Bu Dukuh sebagai ibu asuh, barang tentu Cruella punya kawan main yang dipandang baik oleh masyarakat.

Ah, padahal Jasper dan Horace itu asyik orangnya.

Cruella bakalan main sama Rokhim atau Joko. Nggak ke tempat-tempat mewah dan melancarkan aksi pencurian, namun bakalan ke tempat-tempat seperti masjid dan balai desa. Mau bagaimanapun, kultur desa itu penuh dengan rapat muda-mudi karang taruna.

Cruella nggak bakal itu mencuri uang di hotel mewah di London, pol mentok ya Cruella duduk anteng, dengerin Pak Lurah nggambleh perihal hari kemerdekaan sambil ngunyah arem-arem. Hmmm, vibes-nya Bantul sekali.

Ketiga, Cruella akan tetap jadi desainer jago, tapi bukan berguru kepada Baroness von Hellman. Siapa yang akan menjadi kompetitor Cruella dalam menentukan desainer dan perancang busana terbaik sak Bantul Raya? Jelas para modiste kondyang yang berjejeran sepanjang Jalan Imogiri Timur maupun Barat.

Kenapa mereka bakal jadi kompetitor ulet bagi Cruella? Jawabannya cukup solid, mereka sudah punya langganan. Di Bantul, persaudaraan itu nomor satu. Mau semembosankan apa pun rancangannya, kalau sudah ada embel-embel langganan, maka peminatnya nggak bakalan ke mana-mana.

Cruella bakalan berguru kepada modiste-modiste tersebut. Ia akan diajari bagaimana cara memegang pendedel dan tata cara melayani curhatan Bu Bambang yang selalu menyombongkan anaknya.

Keempat, cerita nggak akan dimulai di Liberty Department Store, London. Ya mau bagaimanapun, London dan Bantul itu bagaikan bumi dan Andromeda Mercury perihal fashion. Tapi jangan salah, di Bantul, Cruella juga bakalan unjuk gigi di medan-medan perang pentas busana. Di mana emangnya? Mari kita bahas.

Estella jadi “anak magang” di Liberty Department Story, mabuk, merancang busana, dilihat oleh Baroness dan jadilah Cruella. Jika di Bantul, dia bakal magang di JM Fashion Balong. Weh, jangan salah, JM itu adalah mal di mata anak-anak muda Banguntapan dan sekitarnya. Dia bakal menunjukan bakatnya di sini dan akan dilihat oleh modiste-modiste tadi.

Kelima, nama Estella nggak berubah jadi Cruella de Vil. Ha mbok sing nggenah, di Bantul ada nama begitu ya dikira nama tempat makan atau nama panti pijat.

Pol mentok ya nama Estella bakal berubah jadi Cruella Barokah. Bukan, bukan karena representasi jaman Barok, namun memang Barokah dalam arti sesungguhnya. Karena menurut orang Bantul, nama adalah doa.

Sumber Gambar: YouTube Walt Disney Studio Indonesia

BACA JUGA Starterpack Muda-mudi Bantul di Malam Tahun Baru dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version