Saya suka banget datang ke pernikahan adat Madura soalnya ramai banyak yang jualan jajanan kayak pasar malam!
Di Madura, momen pernikahan biasanya dirayakan dengan sangat meriah dan mewah. Para orang tua biasanya menikahkan anak-anaknya seolah tak ada lagi anak lain yang akan dibiayai. Apalagi kalau menikahkan anak perempuan, wih, makin besar aja acaranya.
Sebagai orang Madura, saya sangat menyukai suasana pernikahan adat Madura. Acara tetek bengeknya lama dan panjang, tapi seru dan menyenangkan. Mulai dari kegiatan lalakon (rewang) yang biasanya dilakukan H-7 sebelum acara, terop (pemasangan tenda), lek-mellek (kegiatan bergadang sebelum acara pernikahan), sampai acara inti resepsi nanti.
Selain rangkaian acaranya yang lama, ada juga hal lainnya yang bikin saya suka sama pernikahan adat Madura ini. Yuk, saya kasih tahu satu per satu.
Daftar Isi
Pernikahan adat Madura hampir sama ramainya dengan pasar malam: banyak orang yang jualan!
Pernikahan tradisional adat Madura itu selain meriah dan megah, tentunya juga ramai, malah hampir sama ramainya dengan pasar malam. Salah satu hal yang bikin meriah adalah banyaknya orang yang jualan.
Apa saja yang dijual? Banyak! Rata-rata makanan tradisional Madura seperti rujak, cendol, martabak Madura, dan tahu campur Madura. Ada juga makanan lain seperti bakso, mie ayam, cilok, dan berbagai makanan kekinian lainnya. Konon, semakin besar hiburan yang disediakan oleh pihak keluarga manten, orang-orang yang jualan semakin banyak dan beragam.
Rata-rata para penjual tersebut adalah para tetangga sekitar, entah yang memang aslinya pedagang atau yang hanya berprofesi sebagai pedagang dadakan alias berjualan kalau ada acara pernikahan saja. Biasanya mereka membuka lapak di sekitar lokasi pernikahan, seringnya sih di pinggir-pinggir jalan gitu.
Sebagai orang yang suka makan dan ngemil, saya tentu suka banget sama fenomena kayak gini. Bikin agenda makan saya meriah. Saya bisa bebas memilih makanan yang jarang ditemui kalau bukan di acara pernikahan adat Madura gini.
Full hiburan gratis
Sudah bukan rahasia umum lagi kalau inti dari pernikahan di Madura itu adalah hiburan gratis yang disediakan oleh si tuan rumah. Biasanya sih dilaksanakan saat acara inti resepsi di malam hari. Di Madura, hiburan yang disediakan bermacam-macam, misalnya tari ular dan sanjungan jiwa.
Tari ular ini biasanya dilakukan seorang perempuan yang menari dengan latar musik khas India, penuh seruling. Sedangkan sanjungan jiwa bisa berupa seorang perempuan dan lelaki yang memainkan drama tentang tarik ulur perasaan diiringi dengan lagu “Sanjungan Jiwa”. Properti yang digunakan dalam drama ini adalah selendang dan kursi. Adegan paling terkenal adalah saat si lelaki terjatuh dari kursi yang sebelumnya sudah dipindahkan oleh si perempuan.
Hiburan lainnya yang juga biasa dihadirkan adalah orkes dangdut. Sama seperti orkes lainnya, orkes ini biasanya terdiri dari beberapa biduan dan beberapa lelaki yang nantinya bernyanyi secara bergantian. Biasanya akan ada adegan saweran.
Selain orkes dangdut, ada juga gambus. Orkes satu ini nuansanya lebih islami. Biasanya para penyanyinya memakai gamis dan kerudung atau sarung dan kopiah. Lagu-lagu yang dinyanyikan seringnya bertema cinta Islam dan Rasul.
Dalam pernikahan adat Madura ada juga acara pengajian. Biasanya yang mengisi acara adalah kiai pengasuh pondok pesantren. Acaranya berisi ceramah agama yang membahas tentang pernikahan atau menjaga kerukunan rumah tangga.
Akan tetapi baru-baru ini muncul hiburan lain yang cukup populer, namanya habsiyan atau habsyi. Kegiatannya berisi sekelompok orang yang membacakan salawat secara bersamaan. Seringnya sih dipimpin satu atau dua orang habib atau ustaz yang populer dan bersuara merdu. Kegiatannya singkat, cuma satu hingga dua jam tapi dilakukan non-stop.
Nah, dari sekian banyak hiburan yang disediakan si empunya acara, tentu saja hal di atas bikin saya senang. Soalnya saya bakalan dapat hiburan gratis.
Melihat pameran perhiasan para tamu undangan
Sudah bukan rahasia umum lagi kalau orang Madura suka banget sama yang namanya emas. Biasanya perhiasan emas dipakai di acara-acara tertentu seperti Lebaran dan pernikahan. Saat ada pernikahan, semua orang seolah sedang berlomba-lomba memamerkan harta perhiasannya. Bahkan menurut saya, bling-bling bajunya pengantin wanita kalah silau dengan emas yang dipakai ibu-ibu Madura ini.
Lupakan soal pamer tas, baju, atau sepatu branded lainnya. Bagi sebagian besar perempuan Madura, emas tetap menjadi kasta tertinggi untuk menunjukkan status sosialnya di masyarakat. Makanya saya suka banget kalau ada tetangga yang mengadakan pernikahan adat Madura, soalnya saya bakal melihat pameran perhiasan ibu-ibu tetangga dan melihat bagaimana mereka menyombongkan perhiasan mereka satu sama lain. Wqwqwq.
Kalau kamu punya kerabat orang Madura dan akan melangsungkan pernikahan, mending datang aja. Nggak usah pakai alasan absen segala. Lumayan lho kamu bisa dapat hiburan gratis di pernikahan adat Madura.
Penulis: Siti Halwah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 14 Tahapan dan Istilah Pernikahan di Madura.