Kalau tidak salah ingat, saya menjadi user Android sejak 2014. Dan, beberapa bulan sebelum 2022 berakhir, akhirnya saya pindah ke iOS. Alasannya, sih, karena bosan saja. Saya berpikir untuk mulai mencari sensasi beda lewat “vendor lain”. Dan, kini saya menyesal. Iya, menyesal karena kenapa nggak dari dulu aja pindah dari Android ke iOS.
Yah, seperti biasa, selain rasa bosan, saya pindah ke iOS karena lingkungan. Teman-teman saya banyak yang menggunakan iPhone. Setelah mengamati selama beberapa waktu, muncul beberapa pertanyaan. Misalnya, kenapa ya banyak teman saya yang mulai memakai atau pindah ke iPhone? Apakah memang worth it?
Baca halaman selanjutnya….
Jatuh cinta dengan cepat
Singkat cerita, saya mulai membiasakan diri memeriksa perkembangan iPhone di marketplace. Setelah itu, membaca banyak ulasan. Salah satunya perbandingan Android dan iOS. Produk Apple yang saya beli adalah iPhone 8 dengan harga Rp2 juta lebih dikit. Anggap saja ini hape coba-coba.
Kini, saya sudah menjadi pengguna iPhone. Kalau menghitung lama penggunaan, sih, mungkin hampir tiga bulan. Waktu yang singkat ini semakin menguatkan pemikiran saya bahwa saya menyesal nggak mencoba iOS sejak dulu. Yah, mungkin terdengar ketinggalan zaman. Namanya saja dulu sudah nyaman sama Android. Bukankah cinta itu soal kenyamanan dan kebutuhan untuk saling melengkapi?
Perbedaan Android dan iOS
Selama hampir tiga bulan itu, saya menemukan beberapa perbedaan antara Android dan iOS. Ketika masih menggunakan Android, beberapa aplikasi berat terasa berat dijalankan, kamera yang kurang memuaskan, kurang enak digenggam, dan sistem operasi yang kurang smooth.
Sementara itu, ketika menggunakan iOS, saya menemukan bahwa sampai sekarang belum ketemu sama yang namanya lag, terus kameranya memuaskan, terasa enak dalam genggaman, dan sistem kerja yang mulus banget.
Saya merasakan kalau iPhone bukan hape untuk memuaskan gengsi saja. Produk Apple ini hadir untuk kita yang memerlukan kenyamanan, kecepatan, dan estetika. Yah, meskipun di awal terasa aneh karena tombol-tombol di iPhone 8 itu sedikit, beda sama produk Android.
Namun, meski “miskin” tombol, di situlah letak kelebihannya. Sejauh pengalaman saya, iPhone lebih efisien dan sederhana. Tinggal geser kiri, kanan, atas, dan bawah. Inilah alat yang mengerti kebutuhan pengguna.
Soal harga, saya memegang sebuah kesepakatan bersama bahwa ada harga ya ada rupa. Ketika sebuah alat kerja menjadi sangat berguna, menurut saya perdebatan soal harga antara Android dan iOS itu sudah selesai. Yah, masing-masing kan punya target pasar sendiri. Jadi, justru aneh kalau diperdebatkan.
Desain dan kamera
Ngomongin soal desain, yang saya rasakan adalah soal kesederhanaan tapi elegan. Android sih desainnya bagus juga menurut saya. Namun, iPhone punya sisi elegan dan simpel.
Nah, kalau soal kamera, bagi saya yang agak awam soal kualitas gambar, perbedaan Android dan iOS langsung terasa. Misalnya, iPhone 8 saya yang lawas ini masih mantap untuk mengambil foto dan merekam video. Hasilnya tetap memuaskan meskipun menggunakan gawai jadul.
Kadang saya heran, meskipun hape Android punya kamera 48MP, tapi hasil jepretan iPhone masih terlihat lebih jernih. Kayak nggak natural saja hasil dari Android. Saya nggak bilang sepenuhnya jelek ya. Mau gimana saya kan pengguna OS bergambar robot itu sejak 2014.
Pengin mencoba produk Apple lain
Kepuasan pelanggan itu menurut saya sangat penting di tengah persaingan. Kalau puas, seperti saya, muncul perasaan ingin mencoba produk Apple lainnya. Saya sendiri sudah mengincar MacBook. Tapi, masih bingung menentukan yang mana. Apakah pembaca ada saran untuk saya?
Terakhir, tulisan ini murni opini saya pribadi ya sebagai pengguna Android dan iOS. Pasti di luar sana ada yang merasa kalau Android lebih oke dan itu baik adanya. Yah, namanya preferensi pasti berbeda-beda. begitu.
Penulis: Deden Hilman Abdurahman
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Mau Spesifikasinya Bagusan Android, iPhone Tetep Jadi Pilihan Utama!