Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Saya Menyayangkan Video Reaksi Gus Miftah yang Menegur Ustaz Maheer di YouTube

Ahmad Muarifin oleh Ahmad Muarifin
25 November 2020
A A
Saya Menyayangkan Video Reaksi Gus Miftah yang Menegur Ustaz Maheer di YouTube terminal mojok.co

Saya Menyayangkan Video Reaksi Gus Miftah yang Menegur Ustaz Maheer di YouTube terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saya adalah warga NU, dan saya cukup menyayangkan video reaksi Gus Miftah yang menyayangkan tindakan Ustaz Maheer yang (katanya) menghina Habib Luthfi bin Yahya.

Loh, orang NU kok malah ngebela yang bukan NU sih?

Tolong pahami kalimat saya di atas dengan cermat. Di sini saya tidak sedang membela siapa-siapa. Dan saya bukannya tidak marah kalau ada yang menghina seorang ulama, NU, lebih-lebih jika yang dihina adalah seorang habib Luthfi tercinta. Tentu saja sebagai seorang Muslim, kita harus membela para ulama dan juga para Habib. Penghinaan terhadap ulama dan para habib itu tidak boleh kita biarkan. Betul???

Tapi, pembelaan itu juga tidak boleh sembarangan. Harus dibarengi dengan dasar-dasar yang rasional dan kebijaksanaan tentunya.

Maaf ya, bukannya saya meragukan Gus Miftah dalam hal rasionalitas dan kebijaksanaan. Tentu saja sebagai seorang kiai, menurut saya beliau telah menjalankan perannya dengan begitu luar biasa. Salah satu jasa Gus Miftah yang saya kagumi adalah keberanian beliau dalam melakukan dakwah di tempat-tempat prostitusi. Sebuah upaya dakwah bil hikmah yang out of the box  yang patut untuk diteladani oleh para agen dakwah di Indonesia.

Tapi, dalam unggahan video yang tersebar di YouTube beberapa waktu lalu, saya merasa agak kurang sreg dengan apa dan bagaimana Gus Miftah tampil. Menurut saya kayak nggak pantes aja gitu melihat seorang tokoh figur menegur tokoh figur lain dalam bentuk video yang diunggah di YouTube. Saya rasa itu agak menyimpang dari prinsip yang bil hikmah tadi.

Dalam video tersebut saya menangkap dua poin yang tidak penting-penting amat buat saya pribadi, tapi barangkali itu penting bagi Ustaz Maheer sebagai bahan introspeksi. Dua poin tersebut berupa prasangka dan peringatan. Di awal video Gus Miftah menyangka bahwa Ustaz Maheer sebenarnya berkepribadian ganda karena Ustaz Maheer selain menyerang Nikita Mirzani yang menghina Habib Rizieq, kemudian justru menghina Habib yang lain. Kemudian Gus Miftah memberi peringatan kepada Ustaz Maheer, jika Ustaz Maheer terus melanjutkan perbuatannya tersebut, awas, (kata Gus Miftah) maka umat yang kemudian tidak terima dengan apa yang Anda sampaikan.

Gus, umat yang panjenengan maksud itu kan yang sepaham sama njenengan, dalam hal ini warga NU. Tapi, Ustaz Maheer juga punya umatnya sendiri lho gus. Duh saya kok jadi ikutan ngeri ya.

Baca Juga:

Curhatan Santri: Kami Juga Manusia, Jangan Memasang Ekspektasi Ketinggian

Jika Tuhan Mahakuasa, Kenapa Manusia Menderita? oleh Ulil Abshar Abdalla: Sekumpulan Esai Memahami Akidah Islam

Saya paham bahwa tujuan dibuatnya video tersebut itu untuk menegur atau memperingatkan Ustaz Maheer atas perkataannya yang menyakiti Gus Miftah dan semua warga NU. Saya juga warga NU dan saya juga kesal dengan pernyataan Ustaz Maheer yang berkonotasi menghina Habib Luthfi.

Tapi, menurut saya, Gus Miftah tidak perlu repot-repot membuat video untuk menegur yang kayak gitu. Sebab, selain tidak berfaedah, menegur dengan cara begini sangat tidak efektif untuk menyadarkan seseorang. Kesannya itu kayak guru yang sedang memarahi salah satu muridnya di depan murid-murid yang lain. Alih-alih si murid akan sadar dan menyesali perbuatannya, bisa jadi ia justru malah merasa dipermalukan dan bisa saja si murid memberontak dan melawan balik.

Coba deh kita resapi skenario ini. Misalnya Ustaz Maheer tidak terima dengan apa yang disampaikan oleh Gus Miftah, kemudian dia membuat video reaksi yang lebih nyelekit lagi. Terus warga NU semakin marah-marah, minta Gus Miftah membuat video tanggapan lagi yang dua kali lebih nyelekit. Terus Ustaz Maheer semakin tidak terima dan membuat video lagi sambil nunjuk-nunjuk ke kamera pakai sapu. Begitu seterusnya. Jatuhnya malah kayak pertikaian antarseleb yang adu kepopuleran. Atau kayak perdebatan tentang film bokep yang skenarionya membosankan itu, yang entah kapan berakhirnya. Kan sangat tidak pantas untuk dijadikan konsumsi anak-anak di bawah umur.

Lagi pula kita juga berpedoman bahwa seseorang yang menghina orang lain, lebih-lebih menghina seorang habib, sesungguhnya orang tersebut sedang menghinakan dirinya sendiri. Jadi untuk apa kita tanggapi? Wong dia sudah dengan sukarela menghinakan dirinya sendiri. Biarlah dia menikmati kehinaannya. Maaf keyboard-nya eror ngetik sendiri. Untung nggak nulis nama. Keyboard saya takut UU ITE juga kayaknya.

Dalam video tersebut Gus Miftah juga mengatakan bahwa, emmm tidak, mending saya kutip saja kata-katanya. “Maka penghinaanmu  terhadap guru kami tidak akan mengurangi kemuliaan guru kami.” Nah ini, poin penting yang harus kita jadikan pedoman. Seharusnya Gus Miftah cukup mengatakan ini, sudah sangat keren. Nggak perlu ditambah dengan justifikasi-justifikasi yang tidak berfaedah seperti Ustaz Maheer berkepribadian ganda dan sebagainya. Iya kalau itu benar. Kalau tidak kan bisa memicu konflik horizontal. Siapa yang diuntungkan? Tetap media yang untung.

Saran saya sih, kalau mau menegur itu mending tidak dengan cara yang dipublish seperti itu. Menurut saya alangkah baiknya jika Gus Miftah mau menegur dengan cara menghubungi Ustaz Maheer secara langsung. Dengan media apa pun boleh lah. Yang penting eksklusif. Jadi tidak ada kesan menghakimi didepan umum. Dan kalau memang Ustaz Maheer sudah tidak bisa diingatkan ya sudah, nanti juga ada pihak yang ngurus. Cara ini saya kira lebih etis dan elegan.

Itu cuma saran saya lho Gus. Kalau panjenengan tidak setuju dengan cara yang saya tawarkan juga tidak apa-apa sih. Silakan saja adu kengototan dengan Ustaz Maheer. Entah siapa nantinya yang menyadarkan siapa juga saya kira hanya Tuhan yang tahu.

Di sini saya tidak ada maksud apa-apa ya. Keduanya adalah para pejuang agama yang patut untuk kita hormati. Sedangkan saya sendiri mah apaan. Masih disebut manusia saja sudah alhamdulillah.

BACA JUGA Bagi Saya, Sandal Selop Karet Adalah Alas Kaki Terbaik Sedunia dan tulisan Ahmad Mu’arifin.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 November 2020 oleh

Tags: agamaulama
Ahmad Muarifin

Ahmad Muarifin

Suka berdebat tanpa lawan debat.

ArtikelTerkait

Belajar Toleransi Beragama dengan Datang Langsung ke Ambon terminal mojok.co

Culte de La Raison, ‘Agama’ Ateis yang Lahir dari Revolusi Prancis

10 September 2020
Nonton Film 'Home Alone' Adalah Cara Mudah Menyambut Natal bagi yang Tidak Merayakan terminal mojok.co

Nonton Film ‘Home Alone’ Adalah Cara Mudah Menyambut Natal bagi yang Tidak Merayakan

17 Desember 2020
sujud kepada ilahi

Sebuah Usaha Menggapai Cinta Ilahi

24 Mei 2019
Model Dakwah Ala Kultum Pemuda Tersesat Sudah Ada Sejak Zaman Rasulullah terminal mojok.co

Kultum Pemuda Tersesat: Akhirnya Ada Wadah untuk Pertanyaan Liar Seputar Agama

1 September 2020
Bukan Ibadah Salat Saya yang Kecepetan, tapi Salat Anda yang Kelamaan mojok.co/terminal

Bukan Ibadah Salat Saya yang Kecepetan, tapi Salat Anda yang Kelamaan

18 Maret 2021
daftar pekerjaan haram versi abu yahya al bustamy facebook profesi haram halalan toyyiban terminal mojok.co

Hal yang Mungkin Kita Pikirkan Setelah Membaca Daftar Pekerjaan Haram Versi Abu Yahya Al Bustamy

28 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.