ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sancaka di Gundala: Penyebar Virus Literasi dari Jagat Sinema Bumilangit

Allan Maullana oleh Allan Maullana
9 September 2019
A A
sancaka

sancaka

Share on FacebookShare on Twitter

Akhir pekan ini untuk mengubah sebuah quantity time agar menjadi quality time, saya mengajak istri jalan berdua. Dengan rasa percaya diri yang tinggi, saya merasa seperti sepasang kekasih anak SMA. Jadi, ada semacam pacaran sudah halal, gitu. Cie pacaran halal~

Tidak. Tidak… Saya tidak sedang berkampanye agar teman-teman menikah muda, kok. Tidak juga sedang berkampanye kalau pacaran setelah halal itu asyik. Sumpah, itu hanya sebuah delusi. Saya Cuma mau pamer saja kalau saya dan istri sebetulnya sudah tua tapi merasa masih baby face. Halahhh baby face. Pede banget, Mz~

Kebetulan sekali film Gundala sedang hype banget. Akhirnya kami berdua membeli tiket untuk menyaksikannya. Kami juga ingin merasakan euforia setelah menonton film ini. Sekaligus dalam rangka perayaan kecil atas honorarium pertama saya dari Terminal Mojok. Ya lumayan lah, bisa mengajak istri nonton bisokop. Pulangnya bisa makan di restoran yang cukup elit.

Jujur saja, saya tidak tahu banyak ihwal pahlawan super dari Indonesia. Sewaktu duduk di bangku SMP saya pernah mendengar nama-nama pahlawan super Indonesia dari majalah anak-anak. Salah satunya Gundala Putra Petir ini. Tapi sampai sekarang, sampai saya sudah dewasa—untuk tidak menyebut sudah tua—belum pernah membaca ceritanya atau komiknya. Ya, cuma sekadar mendengar namanya saja.

Maka dari itu ketika lampu sudah mulai dipadamkan, ketika suara Dolby: “All arround you…” terdengar sayup-sayup di telinga, dan ketika film akan dimulai, saat itu saya mulai fokus. Fokus kepada Sancaka dan konflik-konflik lingkungan yang sudah ia lewati dari kecil.

Saya tidak menyangka kalau Sancaka lahir dari keluarga buruh. Lahir dari orangtua yang memperjuangkan hak buruh. Dan Sancaka itu sendiri juga bekerja sebagai security pabrik. Termasuk buruh juga, kan?

Pantas saja kalau si Sancaka punya panggilan jiwa yang kuat untuk memperjuangkan keadilan. Di awal film saya cukup optimis, pahlawan yang lahir dari latar belakang buruh akan menjadi pahlawan yang tangguh. Sebab menjadi buruh saja merupakan pahlawan. Khususnya untuk kehidupan keluarga dan perusahaan.

Ada hal yang mengejutkan saya. Wah, ternyata Gundala ini sosok yang pintar. Tak hanya pintar bela diri saja, tapi juga pintar dalam hal lain: memperbaiki lampu di rumahnya, memperbaiki mesin di pabrik tempatnya bekerja, dan ilmu pengetahuannya juga cukup mumpuni.

Dalam adegan demi adegan, cukup memberi kesan kalau Sancaka sudah pintar dari kecil. Memang untuk menjadi pahlawan nggak cukup sekadar kuat dan memiliki kemampuan ajib, tapi juga harus pintar. Berkat pengetahuannya, Gundala memiliki langkah cerdik untuk menghancurkan botol-botol obat yang berisi serum amoral dengan cara menyalurkan gelombang petir melalui botol kaca yang dia pegang. Secara otomatis botol kaca di tempat lainnya juga ikut pecah.

Lagi pula bagaimana Sancaka nggak pintar? Coba perhatikan saat adegan di tempat tinggal Sancaka—yang terlihat seperti rumah susun itu. Kamera akan menyorot buku-buku koleksi Sancaka. Meskipun hanya sebagai latar belakang saja. Ada satu adegan saat Sancaka menjelaskan tentang petir, lalu Teddy (adiknya Wulan) berseru: “Kok tahu?”. Dengan singkat, padat, dan jelas Sancaka menjawab: “Baca”.

Kemudian saya sempat heran ketika ada adegan Sancaka—sambil memegang buku—ngobrol dengan Pak Agung. Batin saya bertanya-tanya: Kenapa ada buku di tangannya, gitu?

Eh, ternyata tidak hanya di rumah, di loker tempat kerja Sancaka juga tersimpan buku-buku koleksinya. Ini cukup jelas untuk menggambarkan bahwa Sancaka adalah tokoh yang suka membaca. Pahlawan yang melek literasi.

Dalam film ini saya melihat tidak hanya sekadar literasi keberaksaraan—buku-buku bacaan— saja yang ditunjukan. Saya kira lebih jauh dari itu. Lebih dari sekadar ajakan membaca. Melainkan literasi yang menyangkut kemelekan atas lingkungan sosial. Di setiap adegan atau konflik dalam film ini, kita bisa belajar membaca isu-isu lingkungan. Mencermati untuk bisa bersikap kritis dalam melihat sesuatu yang terkecil dalam ruang lingkup kita.

Film Gundala ini memiliki rating 13+. Agak berat rasanya jika dikonsumsi anak-anak yang konfliknya politik banget. Seharusnya memang tidak ada anak-anak dibawah usia 13 tahun yang menonton. Tapi tetap saja pihak bioskop akan membolehkan anak-anak untuk masuk. Mau gimana lagi? Demi omzet, Bray~

Loh, kalau rating-nya 13+, lalu pesan Sancaka—secara tersirat—agar suka membaca, untuk siapa kalau bukan untuk anak kecil?

Ya sangat jelas, untuk kita—orang dewasa—yang menontonya agar tidak mudah terprovokasi gerakan masa. Agar tidak mudah termakan berita bohong. Agar tidak lagi membaca berita hanya dari judulnya saja. Agar lebih mendalam untuk memahami keadaan suatu lingkungan.

Ada misteri X—atau apalah namanya—yang saya dapatkan di sini. Tidak menutup kemungkinan, Joko Anwar melalui Sancaka sedang menyebarkan virus literasi kepada khalayak ramai. Bahkan untuk lebih topnya lagi, Sancaka bisa didhapuk sebagai duta literasi nasional dari Jagat Sinema Bumi Langit ini.

Melihat potensi Sancaka, ia tidak akan menjadi duta literasi yang hanya menggaungkan minat baca. Ia akan mengajak kita untuk naik level, dari yang hanya sekadar suka membaca buku menjadi membaca lingkungan dan sosial. Sebab dengan begitu kita akan menjadi manusia yang menjunjung tinggi kebenaran. Melawan Pengkor-Pengkor dunia nyata.

Mungkin, kalau Sancaka punya akun media sosial, dia tidak segan mengunggah buku-buku yang sudah dibacanya. Tak lupa juga foto yang Instagramable lengkap dengan resensinya. Eh, tapi kalau sedang update status jangan lupa dimatiin lokasinya yah. Takut lokasinya ketahuan haters musuh yang sedang mencari dirimu, Mz.

Oh iya, anyway, kalau punya Instagram ada niatan untuk menjadi seorang bookstagram nggak, Mz Sancaka? (*)

BACA JUGA Perjuangan Ibu Hamil Di KRL atau tulisan Allan Maullana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

—

Terakhir diperbarui pada 9 September 2019 oleh

Tags: gundalajagat sinema bumilangitjoko anwarsancakavirus literasi
Allan Maullana

Allan Maullana

Suka terbangun pada pukul 04.12 AM

ArtikelTerkait

Kereta Api Sancaka: Nyaman dan Lebih Cepat dari Pesawat Udara

Kereta Api Sancaka: Nyaman dan Lebih Cepat dari Pesawat Udara

12 Maret 2023
5 Kasta Mainan yang Meresahkan di Indomaret dari yang Termahal hingga Termurah

5 Kasta Mainan yang Meresahkan di Indomaret dari yang Termahal hingga Termurah

23 Oktober 2022
Dari Joko Anwar Hingga Timo Tjahjanto, Netflix Gaet Sineas Lokal untuk ‘Waktu Netflix Indonesia’ Terminal Mojok

Dari Joko Anwar Hingga Timo Tjahjanto, Netflix Gaet Sineas Lokal untuk ‘Waktu Netflix Indonesia’

4 September 2022
3 Orang yang Sebaiknya Nggak Nonton Film Pengabdi Setan 2 Communion Terminal Mojok

3 Orang yang Sebaiknya Nggak Nonton Film Pengabdi Setan 2: Communion

6 Agustus 2022
Pengabdi Setan 2: Communion: Lebih Bagus? Ah, Nggak Juga

Pengabdi Setan 2: Communion: Lebih Bagus? Ah, Nggak Juga

5 Agustus 2022
4 Film Joko Anwar di Disney+ Hotstar, dari Komedi hingga Superhero Terminal Mojok

4 Film Joko Anwar di Disney+ Hotstar, dari Komedi hingga Superhero

11 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
PB Djarum jangan pamit

PB Djarum Jangan Pamit, Masih banyak Anak-anak yang Ingin Mengejar Mimpi Mereka

i hate monday

Slogan I Hate Monday: Memang, Apa sih, Salahnya Hari Senin?

Jakarta

Things I Learned From Living in Jakarta For the Last 5 Years



Terpopuler Sepekan

Pasar Malam Kramat Jati, Pasar Unik dengan Konsep Drive Thru

Pasar Malam Kramat Jati, Pasar Unik dengan Konsep Drive Thru

oleh Muhammad Arifuddin Tanjung
21 September 2023

Gaduh Ikon Gunungkidul dan Pembangunan Tugu Tobong Gamping yang Ngadi-ngadi

Mengenal Gunungkidul, Kabupaten (yang Dianggap) Gersang yang Ternyata Dulunya Dasar Laut

oleh Adinta Darmawan
27 September 2023

Honda Scoopy, Motor dengan Lampu Jauh Paling Nyebelin

Motor Paling Menyebalkan di Jalanan, Gelar yang Amat Pantas Disandang oleh Honda Scoopy

oleh Cindy Gunawan
24 September 2023

Cowok Korea Tak Semanis Drakor: KDRT Marak, Perempuan Tak Punya Ruang Gerak

Cowok Korea Tak Semanis Drakor: KDRT Marak, Perempuan Tak Punya Ruang Gerak

oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
28 September 2023

4 Rekomendasi Skincare Aman dan Terpercaya di TikTok Shop

Memblokir TikTok Shop Nggak Bikin Pasar Tradisional Tiba-tiba Ramai

oleh Ahmad Arief Widodo
26 September 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=UYaA2xiqS2A

DARI MOJOK

  • Jurusan IPS SMA Bisa Jadi Apa? Berikut Jurusan Kuliah hingga Prospek Kerjanya
  • Sejak Deklarasi Anies-Imin, Elektabilitas NasDem Melejit, PDIP-Gerindra Turun
  • Warga Kediri Tidak Perlu Repot-repot ke Malang untuk Kuliah di Universitas Brawijaya
  • Di Jogja Puluhan Orang Ikuti Lomba Tarik Lokomotif Seberat 80 Ton
  • 5 Dampak Kaesang Jadi Ketum PSI, Ada yang Berefek ke Jokowi
  • Kisah Mahasiswa UNY Bertahan Hidup di Jogja Bermodalkan Rp250 Ribu per Bulan
ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!