Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Samsung Galaxy Z Fold 2 Membuat Kita Ingat Nokia Communicator pada Masanya

Christian Evan Chandra oleh Christian Evan Chandra
3 Oktober 2020
A A
Samsung Galaxy Z Fold 2 Membuat Kita Ingat Nokia Communicator pada Masanya review gadged terminal mojok.co

Samsung Galaxy Z Fold 2 Membuat Kita Ingat Nokia Communicator pada Masanya review gadged terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Melihat dan memegang langsung dua produk ponsel lipat Android besutan Samsung sebelumnya, Galaxy Fold dan Galaxy Z Flip, saya sedikit kecewa. Fold memiliki bobot yang tidak ringan dengan layar luarnya yang kecil dibandingkan ruang yang tersedia, bahkan di menu hanya muat ikon untuk tiga baris. Z Flip tampil cantik dengan dimensi dan bobot yang menarik, tetapi ada bagian engsel yang sedikit tajam dan mungkin mengganggu. Belum setahun rasanya menyambut kedatangan mereka berdua, Samsung sudah meluncurkan penerus Fold yaitu Galaxy Z Fold 2. 

Penamaan produk ini memang tergolong tepat. Kemampuan konversi instan dari ponsel ke tablet dan sebaliknya ala Fold bersatu dengan keindahan estetis dan kemampuan melipat sembilan puluh derajat dari Z Flip, jadilah Galaxy Z Fold 2.

Ketika dilipat secara penuh, tampak bak Galaxy Note20

Layar depan kini bisa memaksimalkan ruang yang tersedia demi tampilan yang nyaman layaknya ponsel pintar Android pada umumnya, hanya saja engsel jelas terlihat khususnya bagi pengguna unit dengan warna mystic bronze. Terdapat punch hole kecil di tengah layar untuk meletakkan kamera selfie, sama seperti Galaxy Note20. Bodi belakangnya juga menyerupai Galaxy Note 20, termasuk susunan kamera belakang yang sama-sama terdiri dari tiga lensa.

Penampilan dan dimensi yang tidak berbeda jauh ini sesungguhnya juga signifikan dalam angka. Note20 menggunakan layar 6,7 inci beresolusi 2400×1080 (dengan aspect ratio 20:9) alias sudah memenuhi standar full HD, sedangkan Galaxy Z Fold 2 menggunakan layar 6,23 inci beresolusi 2260×816 (dengan aspect ratio 25:9) yang tampil lebih meninggi dan hanya bisa memaksimalkan kemampuannya pada konten beresolusi HD (720p). Refresh rate-nya sama, mentok di 60 Hz.

Ketika dibuka lipatannya, muncullah sebuah tablet

Ketika “Note20” ini dibuka lipatannya, muncullah sebuah tablet dengan layar berukuran 7,6 inci dengan resolusi 2208×1768 yang bisa digunakan untuk membuka tiga aplikasi sekaligus. Dimensinya kurang lebih setara Galaxy Tab 2 7.0 dan masih lebih tipis bedanya (6,9 mm di Z Fold 2 vs 10,5 mm di Tab 2). Ukuran layar yang lebih besar ini disebabkan bezel Z Fold 2 yang lebih tipis dan penggunaan punch hole sekali lagi di bagian tengah layar sebelah kanan. Ruang yang termakan memang jauh lebih kecil dibandingkan notch untuk dua kamera selfie yang diletakkan di pinggir kanan layar tablet milik Fold, tetapi entah mengapa saya justru lebih suka Fold.

Penempatan notch milik Fold memudahkan penggunanya ketika hendak melakukan selfie di mode tablet, baik dalam posisi portrait maupun landscape. Tampilan yang hilang juga ada di pinggir sehingga tidak terkesan aneh. Bagaimana dengan notch milik Galaxy Z Fold 2 yang di tengah tidak dan di pojok pun tidak? Agak janggal dan mengganggu sih.

Ketika dilipat sembilan puluh derajat, mengingatkan kita akan Nokia Communicator

Dengan ponsel pintar biasa, mengedit dokumen Word terasa kurang nyaman jika dilakukan di mode landscape karena sebagian ruang pada layar dihabiskan oleh keyboard virtual. Mengikuti webinar atau video call dengan kamera menyala juga sulit dilakukan tanpa terus memegang perangkat atau menggunakan alat bantu. Banyak pihak memilih penggunaan laptop sebagai solusi, tetapi haruskah laptop sebesar itu?

Kemampuan Galaxy Z Fold 2 untuk dilipat tepat sembilan puluh derajat mengingatkan saya pada era Nokia Communicator. Kita bisa menggunakannya untuk mengetik dengan satu layar sebagai penampil dokumen dan satu layar lagi sebagai keyboard. Memang sih, keyboardnya tetap virtual dan bukan fisik seperti si Communicator atau laptop, tetapi ini memberikan pengalaman lebih baik dibandingkan mengetik dalam mode landscape di ponsel pintar lainnya.

Baca Juga:

Tabloid Pulsa: Salah Satu Referensi Utama untuk Urusan Gadget pada Masanya

Membebaskan Kaum yang Pakai Macbook dari Stigma Gaya-gayaan doang

Mengikuti webinar serasa di laptop tanpa perlu intervensi alat bantu atau dipegangi terus menerus juga bisa. Di sinilah peran penempatan punch hole yang sebelumnya dikatakan aneh itu terjadi. Setelah dilipat, kamera selfie tepat terletak di tengah layar yang menghadap ke arah pengguna sehingga cara menggunakannya sama saja seperti ponsel pada umumnya dengan kamera selfie di tengah dan pada mode landscape.

Tablet Android gahar dengan refresh rate layar di 120 Hz, ukuran layar yang tidak terlalu besar, dan prosesor Qualcomm Snapdragon 865+

Kita sering dibuat kecewa dengan ponsel seri S dan Note besutan Samsung yang datang resmi ke Indonesia karena prosesor yang dipilih adalah Exynos. Sama seperti Fold dan Z Flip, Z Fold 2 tidak main-main dan datang dengan prosesor terbaik dari Qualcomm saat ini, Snapdragon 865+. Ya, per tulisan ini ditulis, penggunanya yang datang resmi ke Indonesia baru Galaxy Tab S7 dan S7+, Galaxy Z Fold 2, dan ASUS ROG Phone 3.

Layar 120 Hz di tablet memang sudah ada sejak iPad Pro edisi 2017, tetapi bagi pengguna Android memang baru ada di Galaxy Tab S7 dan S7+. Ukurannya pun jumbo, 11 inci untuk S7 dan 12,4 inci untuk S7+. Z Fold 2 menjawab keinginan Anda untuk bermain game di tablet (bukan mode ponselnya ya) dengan refresh rate tinggi, prosesor terbaik, dan layar tidak sebesar dua tablet itu. Perlu dicatat, jika Anda ingin menggunakan refresh rate setinggi itu di mode ponsel, kesalahan besar telah terjadi dan lebih baik melirik ROG Phone 3 dengan refresh rate yang lebih tinggi yaitu 144 Hz. Kapan lagi bisa punya tablet yang enak diajak gaming dan bisa dengan cepat dikonversi menjadi ponsel yang tampil elegan serta tetap profesional untuk digunakan sehari-hari, ya kan?

Prosesor sama-sama Snapdragon 865+, RAM sama-sama 8GB, ROM sama dengan Tab S7+ (256GB) dan unggul dari ROG Phone 3 yang hanya berbekal 128GB, terlihat menjanjikan di atas kertas. Begitu melihat kapasitas baterainya, Galaxy Z Fold 2 dengan ukuran layar tablet di 7,6 inci hanya memiliki 4500mAh alias setara ponsel flagship biasa dan ROG Phone 3 dengan layar berukuran 6,6 inci dibekali dengan baterai 6000mAh. Bedanya? Jelas, jangan berharap bermain game di Z Fold 2 bisa selama di ROG Phone 3 ya dan memang segmennya sudah berbeda. Menurut GSMArena, endurance rating Z Fold 2 di mode tablet dengan refresh rate layar 120 Hz mencapai 81 jam ketika ROG Phone 3 dengan refresh rate layar 144 Hz mencapai 120 jam.

GSMArena juga mencatat bahwa Galaxy Z Fold 2 rentan terhadap thermal throttling alias performa menjadi tidak maksimal. Hasil pengujian AnTuTu pada unit mereka dengan RAM 12GB (di Indonesia hanya 8GB) membukukan skor sedikit lebih rendah dibandingkan Tab S7+ (tergolong wajar mengingat ukuran layar yang jumbo) dan lebih rendah sekitar sepuluh persen dibandingkan ROG Phone 3. Setidaknya, tetap lebih baik dibandingkan sebagian besar tablet dan ponsel pintar Android di pasaran.

Catatan lain yang perlu diperhatikan bahwa dalam mode tablet, Z Fold 2 ini tergolong sedikit lebih tebal dibandingkan iPad Mini (2019) dengan ukuran layar yang tidak berbeda signifikan, tepatnya produk Apple itu memiliki ketebalan hanya 6,1 mm. Z Fold 2 memang lebih ringan secara bobot (283 gram, versus iPad Mini yang melebihi 300 gram), tetapi tebalnya mungkin memainkan peranan yang signifikan. Ketika saya hands-on Fold dengan tebal saat tidak dilipat yang juga 6,9 mm dan bobot 263 gram, rasanya lebih berat dibandingkan si iPad Mini dan bahkan terhadap Galaxy Tab 2 7.0 dengan bobot mencapai 345 gram.

Hal-hal yang disayangkan

Galaxy Z Fold 2 didesain menjadi sentralnya berkomunikasi, bekerja, dan bermain sekaligus. Idealnya, baterai bisa bertahan betul-betul selama sehari penuh. Akan tetapi, hal ini sulit tercapai karena ketebalannya ketika dilipat sudah mencapai 16,8 mm, hanya selisih kapasitas baterai sebesar 120 mAh dari Fold yang memiliki baterai berkapasitas 4300 mAh dan ketebalannya 15,5 mm. 

Jika dibuat lebih tebal lagi, ponsel menjadi berat dan tidak enak digenggam. Mengejar Energizer P18K dengan ketebalan 22 mm? Kapasitas baterai paling hanya naik ke sekitar 5000mAh dan saya tidak yakin ada yang mau membeli ponsel lipat premium setebal itu. Maka, kebingungannya adalah, mengapa Samsung hanya memberikan fast charging berdaya 25W? Huawei Mate Xs, sesama ponsel lipat, bisa memberikan daya hingga 55W. Jika kapasitas baterainya kecil tetapi mengisinya cepat, tentu masalah tidak sedemikian besarnya.

Perlu dicatat juga bahwa meski tampilan luarnya mirip Galaxy Note20 dan performanya segahar Galaxy Tab S7+, penggunaan ultra thin glass untuk layar Z Flip 2 membuatnya tidak bisa digunakan bersama S Pen. Jadi, bagi kalian yang senang menulis dan menggambar bak seperti di atas kertas, ponsel lipat ini juga bukan pilihan yang tepat bagi kalian.

Pukulan lain adalah memori RAM dan ROM Galaxy Z Fold 2 (masing-masing 12GB dan 512GB) yang kompak lebih kecil dari Fold (masing-masing 8GB dan 256GB). RAM ponsel bukanlah sesuatu yang upgradable, demikian pula dengan tidak adanya kemampuan ekspansi memori berbasis kartu microSD di ponsel ini.

Toh, bagaimanapun juga, Z Fold 2 diklaim tetap menarik minat masyarakat “the have” di Tanah Air. Biar kata preorder terjadi di tengah masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini dan harga peluncurannya mencapai hampir Rp34 juta alias Rp3 juta lebih mahal dari harga peluncuran Fold, penjualan diklaim tetap memuaskan bagi pihak Samsung. Tentunya, standar akan berbeda dengan target penjualan untuk ponsel Samsung seri A atau S ya.

Sekian pandangan saya mengenai Z Fold 2. Saya tidak akan menyarankan Anda untuk lebih baik membeli satu ponsel dan satu tablet tipe tertentu karena rasanya berbeda dengan satu perangkat yang bisa menjadi ponsel dan tablet sekaligus. Tapi, harganya memang super mahal dan sudah lebih dari cukup untuk memboyong pulang sebuah motor baru. Memboyong pulang Galaxy Z Fold 2 mirip rasanya dengan Nokia Communicator di masa jayanya (terkhusus E90), memang untuk orang-orang “the have” yang punya demand lain.

Sumber gambar: Samsung.com

BACA JUGA Redmi 9C, Ponsel Murah Baru Saingan Realme C Series dan tulisan Christian Evan Chandra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 Oktober 2020 oleh

Tags: konterreview gadget
Christian Evan Chandra

Christian Evan Chandra

Analis aktuaria yang juga suka soal tulis-menulis, gadget, travelling, dan kuliner.

ArtikelTerkait

iPad Air 2020 dan iPad 8 Rilis, Saatnya Beli yang Lawas Nih produk apple chipset apple pencil terminal mojok.co

iPad Air 2020 dan iPad 8 Rilis, Saatnya Beli yang Lawas nih

23 September 2020
wfh permanen panduan memilih laptop kerja online dari rumah dual monitor ganda mojok.co

Akan WFH Permanen? Ini Tips Memilih Laptop dan Jangan Lupa Monitor Tambahannya!

5 September 2020
tukang cap voucher kuota internet mojok

Pengalaman Saya Menjadi Tukang Cap Voucher Kuota Internet

17 November 2020
Review Vivo V20 dan V20 SE yang Merupakan Sunat Edition terminal mojok.co

Review Vivo V20 dan V20 SE yang Merupakan Sunat Edition

8 Oktober 2020
oppo a53 spesifikasi review harga perbandingan kelebihan kekurangan mojok.co realme 6

Oppo A53 dengan Snapdragon 460 Pertama di Dunia? Hm, Realme 6 Aja deh!

29 Agustus 2020
Tabloid Pulsa: Salah Satu Referensi Utama untuk Urusan Gadget pada Masanya terminal mojok.co

Tabloid Pulsa: Salah Satu Referensi Utama untuk Urusan Gadget pada Masanya

12 April 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.