Samsat merupakan tempat pelayanan utama untuk mengurus persoalan surat-surat kendaraan. Kantor ini buka setiap hari, tapi memiliki jam operasional berbeda ketika akhir pekan tiba. Di Surabaya sendiri ada empat kantor utama Samsat yang berada di Surabaya Barat, Surabaya Timur, Surabaya Utara, dan Surabaya Selatan.
Setiap hari, utamanya Senin, warga yang datang ke kantor Samsat Surabaya sangat membludak, melebihi antrean kantor pelayanan lainnya. Sayangnya, besarnya kebutuhan warga Surabaya terhadap kantor samsat, nggak sebanding dengan fasilitas yang tersedia di sini.
Makanya sebagai warga yang mencintai Kota Pahlawan, saya menyarankan agar Samsat Surabaya bisa belajar dari Indomaret. Ha, kenapa Indomaret? Ya karena tempat ini paling sering dikunjungi masyarakat dan selalu memberikan pelayanan prima. Maka sudah seharusnya Samsat Surabaya belajar dari Indomaret!
Daftar Isi
Ruangannya dingin
Saya yakin, pasti ada beberapa orang yang pernah masuk ke Indomaret bukan untuk berbelanja melainkan sekadar ngadem. Hayo ngaku, siapa yang pernah begitu? Maklum, panasnya Kota Surabaya memang kadang bikin kepala ini mendidih, dan masuk ke dalam Indomaret rasanya seperti disiram air dingin. Nyesss. Harus kita akui, Indomaret memperhatikan kenyamanan orang yang datang berbelanja ke gerai mereka dengan menyediakan ruangan full AC.
Sayangnya, Samsat Surabaya nggak seperti Indomaret. Kantor pelayanan ini terkesan abai dengan kenyamanan warga yang datang ke sini. Iya, kantor samsat memang sudah luas, tapi tetap nggak sebanding dengan jumlah pengunjungnya. Dalam satu lantai yang sama bisa ada 50 hingga 100 orang yang datang dan menunggu di sini.
Apesnya lagi, fasilitas berupa kipas angin atau AC nggak sebanding dengan luas ruangan dan jumlah orang di dalam ruangan. Sudah bisa dipastikan kalau datang ke Samsat Surabaya warga pasti mandi keringat. Sumuk banget, Rek!
Maka rasanya nggak berlebihan kalau sebaiknya pihak Samsat Surabaya memperhatikan kenyamanan warga yang datang. Minimal bikin ruangan pelayanan jadi adem kayak di Indomaret lah.
Samsat Surabaya harusnya memberikan pelayanan ramah seperti karyawan Indomaret
Ketika masuk Indomaret, biasanya kita akan mendapat sapaan yang khas banget. “Selamat datang di Indomaret, selamat berbelanja.” Sapaan ini tentunya nggak bakal kita temui saat datang ke kantor Samsat Surabaya.
Alih-alih mendapatkan sapaan ramah atau semacam kalimat tanya, “Ada yang bisa saya bantu, Pak/Bu?” seringnya pegawai di kantor samsat menunjukkan gaya bicara yang terkesan garang. “Dokumennya diletakkan di mana, Bu?”, “Sini duduk, tunggu panggilan,”, dsb. Percayalah, tiap kali bertemu pegawai samsat yang seperti itu, saya merasa merinding.
Padahal sapaan ramah atau pertanyaan sepele “ada yang bisa dibantu atau nggak” sangat dibutuhkan warga. Saya sering lho ketemu orang-orang yang kebingungan dengan alur pelayanan di Samsat Surabaya, apalagi kalau mereka baru pertama kali datang ke kantor samsat. Wong saya saja yang sudah beberapa kali bolak-balik juga masih bingung, kok.
Saya berasumsi mungkin para pegawai di kantor samsat kelelahan menghadapi ratusan berkas setiap harinya. Kalau memang begitu, harusnya pihak terkait punya solusi untuk memangkas kerumitan birokrasi ini.
Banyak pilihan sistem pembayaran
Kita pasti sudah nggak asing lagi dengan berbagai sistem pembayaran yang disuguhkan oleh Indomaret. Mulai dari tunai, debit, hingga QRIS diterima di sini.
Sayangnya, sistem pembayaran yang memudahkan ini nggak berlaku di kantor Samsat Surabaya. Pembayaran di tempat ini cuma ada dua macam, tunai dan debit bank, itu pun cuma satu bank. Padahal kalau boleh jujur, sistem pembayaran dengan dompet digital sangat memudahkan di era sekarang ini. Warga Surabaya yang terbiasa cashless pun nggak perlu panik seumpama uang tunai mereka kurang saat bertransaksi di samsat.
Butuh kursi yang memadai di kantor Samsat Surabaya
Kalau soal yang terakhir ini kayaknya Samsat Surabaya nggak perlu belajar dari Indomaret, sih. Sebab, nggak semua gerai Indomaret menyediakan kursi buat pelanggan yang datang. Ini sekadar tambahan saran dari saya sebagai warga Surabaya.
Jadi begini, warga yang datang ke kantor samsat itu mencapai 100 orang dan bahkan lebih setiap harinya. Sayangnya, kursi yang disediakan nggak cukup buat warga yang datang. Seringnya orang harus duduk bergantian di kursi. Kadang sampai ada yang jongkok di lantai karena nggak kebagian kursi saat sedang antre, atau malah terpaksa berdiri sampai dilayani.
Nah, fasilitas kursi di ruang tunggu ini harusnya mendapat perhatian khusus dari pihak samsat. Pasalnya, masih ada warga yang sudah lansia, tapi tetap datang mengurus surat kendaraan mereka, lho.
Pemda dan pihak terkait selalu mengajak warga untuk mengurus sendiri surat-surat yang dibutuhkan, tapi kalau ajakan itu nggak didukung dengan fasilitas dan pelayanan yang baik, bukannya malah bikin kapok warga dan memilih “jalur lain” yang lebih cepat? Kalau kantor samsat di kota kalian gimana pelayanannya, Gaes?
Penulis: Naimatul Chariro
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Rumitnya Bayar Pajak Kendaraan Sebelum Era E-Samsat.