Sambal, jadi kondimen penting untuk melengkapi hidangan makanan bagi masyarakat Indonesia. Pokoknya makan nasi hangat, ya sambal pendampingnya. Terlepas setelah itu ada tambahan menu lain seperti kerupuk, tempe, ikan, ayam, atau rempeyek. Sudah jadi kebiasaan Masyarakat Indonesia untuk menghadirkan sambal setiap saat, mulai dari untuk makanan sehari-hari, sajian di momen temporal semacam arisan keluarga hingga hajatan besar seperti pesta pernikahan, atau sejenisnya.
Nggak heran, Indonesia jadi negara dengan kekayaan sambal yang sangat berlimpah. Mengutip sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Ethnic Foods pada 7 Juli 2022, terdapat 110 jenis sambal yang berbeda di Indonesia. Studi lain yang dilakukan oleh peneliti senior dari UGM, Prof Mudjiati Garjito bersama timnya pada 2018 bahkan menyebutkan ada sebanyak 322 jenis sambal yang dimiliki Indonesia.
Tapi, dari sekian banyak sambal yang ada di Indonesia, ada dua sambal yang menurut saya memiliki penikmat yang sama-sama militan dan patut untuk diadu. Kedua sambal itu adalah sambal matah dan sambal bawang. Nah kira-kira yang mana yang lebih baik?
Sambal matah
Sambal matah merupakan sambal tradisional khas dari masyarakat Bali. Kata “matah” memiliki makna mentah. Artinya seluruh bahannya disajikan dalam kondisi yang masih mentah. Tanpa digerus. diulek, atau ditumis. Rasa yang dihasilkan dari sambal yang satu ini memang unik karena perpaduan dari berbagai campuran bahan dasar yang masih segar.
Dahulu, sambal matah biasa dijadikan makanan pendamping yang dibawa oleh masyarakat Bali ketika berpergian, baik itu memancing maupun bertani. Pada saat itu, sambal matah dipadukan dengan olahan ikan asin. Seiring perkembangan zaman, dibarengi dengan masyarakat Indonesia yang doyan makan, sambal matah akhirnya dapat tersebar luas ke seluruh Indonesia, bahkan dunia.
Untuk bahan bakunya, sambal matah sendiri membutuhkan bawang merah, cabai rawit, batang serai, daun jeruk, jeruk nipis, garam, merica, gula, terasi, penyedap, dan minyak kelapa.
Mudah dimasak
Cara masaknya pun mudah, iris tipis seluruh bahan baku kecuali jeruk nipis. Kemudian terasinya dipanaskan sedikit di atas minyak kelapa. Setelah itu, peras jeruk nipis di atas bahan baku yang sudah diiris tipis. Kemudian seluruh bahan baku yang sudah diiris dicampur dengan terasi, garam, gula, penyedap, dan merica. Terakhir, tuangkan sedikit minyak kelapa dan aduk rata. Nah sudah siap disantap.
Apabila diperhatikan, seluruh bahan yang digunakan dalam pembuatan sambal matah berasal dari tumbuhan segar yang tentunya punya nilai gizi yang tinggi. Ketika bertanya kepada beberapa penikmat sambal matah, mereka mengatakan bahwa keunggulan sambal matah terletak dari kesegaran yang dihadirkan dari si sambal ini. Aroma bawang dan serainya yang dipadukan dengan rasa manis dan asinnya terasa menyegarkan ditambah dengan rasa kecut yang diperoleh dari perasan jeruk nipis. Yah pendapat itu tentu beralasan, lah proses pembuatannya saja tidak dipanaskan sama sekali, (kecuali terasinya).
Kandungan gizi dari setiap bahan baku jadi tetap terjaga, ditambah dengan penggunaan minyak kelapa yang bisa dibilang jadi minyak sehat. Karena apabila diganti dengan minyak biasa, sambal matah yang disantap jadi kurang ramah di tenggorokan. Maka dari itu, sambal matah yang menggunakan minyak kelapa sangat ramah terhadap orang yang sedang batuk. Bagi mereka jadi gak masalah.
Namun, sambal satu ini punya kekurangan, seluruh bahan bakunya yang tidak diulek membuat rasanya tidak menyatu antara bahan satu dengan bahan yang lainnya. Tentu akan sedikit menjengkelkan apabila yang kamu gigit adalah serainya. Kan jadi nggak nyaman.
Terlepas dari itu, nggak bisa dimungkiri bahwa sambal matah merupakan kandidat kuat untuk sambal sehat karena bahan-bahanya yang masih segar ketika disantap. Cocok untuk mereka yang lagi diet tapi tetap ingin makan sambal.
Sambal bawang
Kita beralih ke sambah bawang. Sambal satu ini asal usulnya memang kurang terekam jelas sebagaimana sambal matah. Beberapa sumber menyebutkan sambal bawang merupakan asli dari daerah Jawa Timur. Tapi di daerah lain seperti Jawa Barat dan sebagian besar daerah Flores juga mengenal akrab sambal ini sejak dulu.
Sebagaimana sambal-sambal lainnya, sambal satu ini akrab disajikan bersamaan dengan kerupuk, tempe/tahu, ikan, ayam, dan jenis-jenis protein lainnya.
Berbeda dengan sambal matah yang dianggap sedikit eksklusif, sambal bawang adalah sambal paling populer dan banyak disajikan di rumah makan sederhana hingga restoran ternama di Indonesia. Bahkan beberapa warung ayam geprek yang saya kunjungi di daerah Semarang dan Jakarta menggunakan sambal bawang.
Sambal yang amat sederhana
Bahan baku dari sambal ini sendiri sangat sederhana, hanya berupa bawang putih, cabe merah, cabe rawit merah, garam, gula (sedikit), terasi (opsional), dan minyak. Terdapat dua metode dalam pembuatannya dari yang saya amati di beberapa warung makan atau di beberapa kerabat di kampung.
Pertama, seluruh bahan baku, kecuali garam dan gula, digoreng terlebih dahulu di minyak panas, kemudian diuleg. Kedua, seluruh bahan diulek halus, setelahnya baru disiram dengan minyak panas. Cara kedua ini sering membuat sambal bawang disebut dengan istilah sambal korek.
Bagi para penggemarnya, sambal bawang dianggap nikmat karena rasa gurih dan pedasnya yang bercampur dengan sempurna karena prosesnya yang diuleg. Rasa pedas gurihnya benar-benar bikin nagih ketika dipadukan dengan makanan-makanan yang dominan manis dan gurih. Terlebih kalau ditambah dengan terasi, aroma sambalnya serasa memanggil untuk disantap meski pedasnya kadang minta ampun. Tapi disitulah yang membuat sambal bawang punya semacam zat adiktif yang membuat penggemarnya terus melahapnya.
Meski begitu, sambal bawang punya kelemahan. Apabila dibandingkan dengan sambal matah, sambal bawang kurang cocok bagi mereka yang sedang batuk-batuk. Lah wong udah pedesnya gila, ditambah berminyak lagi. Selain itu, dari kacamata kesehatan, jelas, sambal bawang sepertinya nggak bisa menggeser predikat sambal matah sebagai sambal sehat untuk kalangan vegetarian.
Dari penjelasan yang saya uraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sambal matah punya keunggulan dari sisi kesehatan dan kesegaran rasanya. Sementara sambal bawang, unggul dari sisi kesatuan rasa karena tiap bahan bakunya diulek bersamaan sehingga bercampur jadi satu. Tapi, kalau dilihat-lihat lagi, juaranya jelas matah sih. Itu kalau saya lho yaaa.
Nah bagaimana kalau kalian? Tim sambal matah atau tim sambal bawang? Atau malah tim Ferdy Sambo?
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Mengintip Kepribadian Orang dari Jenis Sambal Kesukaannya