Sahabat Perempuan Pacar Sudah Biasa Dicemburui

sahabat perempuan

Sahabat Perempuan Sudah Biasa Dicemburui

Entah sebuah kebetulan atau terserah mau disebut apa, sehari setelah artikel di terminal Mojok yang berjudul “Tiga Alasan Kenapa Sahabat Perempuan Pacar Seharusnya Nggak Dicemburui” temen saya datang dan bilang baru saja putus dengan pacarnya. Hubungan yang sudah berjalan 5 tahun itu kandas gegara teman saya cemburu sama sahabat perempuan pacarnya.

Saya pengen bantah tiga alasan yang masnya sebutkan di artikel sebelumnya tapi saya akan menguraikan cerita singkat, anggap saja jadi study kasus mengapa teman atau sahabat perempuan selalu dicemburui. Sebut saja tiga orang yang terlibat ini dengan nama: Wati teman saya, Budi pacarnya, dan Nina sahabat pacarnya.

Ketiga orang ini sebenarnya saya kenal dengan sangat baik, saya, Wati dan Budi dulunya teman sekampus. Dengan Wati teman sekelas; dengan Budi teman diskusi lintas Fakultas; sedang Nina adalah teman di Organisasi kemahasiswaan Nasional. Saat ini Budi sedang menyelesaikan study Master dan sekarang sekelas dengan Nina.

Saya mengetahui hubungan yang baik antara Budi dan Nina selain karena teman sekelas, mereka memiliki beberapa kegiatan bersama, dan lingkaran kelas mereka sangat solid. Bisa dikatakan sangat solid karena mereka saling mendukung satu sama lain dikarenakan ikatan background aktivis mahasiswa yang punya sejarah “lulus di waktu yang tepat.”

Persoalan bermula dari sini, ketika Wati menemukan sejumlah Chat yang isinya Budi menceritakan soal masalah hubungannya kepada Nina. Di posisi ini kita bisa memahami meskipun lelaki katanya bukan makhluk curhat tapi terkadang mereka berpikir menceritakan masalahnya kepada sahabat perempuan dapat menemukan solusi karena perempuan akan saling paham.

Wati sangat marah besar, kemarahannya karena dia menganggap Budi tidak perlu menceritakan masalah mereka kepada orang yang dia tidak mengenalnya secara personal. Menurutnya kalau ingin curhat ya ke orang yang mengenal mereka berdua. Selain itu ketakutan Wati jika Budi menemukan kenyamanan berbicara kepada perempuan lain {maklum orang ada masalah suka cepat nyaman}

Setelah dari masalah itu, pada suatu acara pernikahan teman Budi dan Nina, Wati diajak serta untuk menghadirinya. Dari sanalah pertemuan sekaligus perkenalan mereka satu sama lain secara resmi.

Tapi apakan mereka menjadi dekat? Apakah Wati tidak lagi cemburu sama Nina? Jawabannya tidak sama sekali. Mereka tidak dalam frekuensi yang sama, Wati yang kadung cemburu dan Nina yang tidak merasa memiliki masalah apa pun karena menganggap hubungannya dengan Budi adalah murni bersahabat.

Sebagai teman yang mengenal mereka semua saya berulangkali meyakinkan Wati bahwa hubungan Budi dan Nina adalah sebatas sahabat baik. Saya mempercayai Nina sebagai teman baik juga sebagai sesama perempuan. Namun Wati yang sudah terlalu dikuasai cemburu bersikeras dengan keyakinannya yang menyerempet ketidaklogisan khas perempuan. Naluri FBI-nya mulai menjadi-jadi mencari semua hal yang membenarkan prasangkanya.

Hal ini ditunjang dengan sikap Budi yang mencoba menghapus chat dengan Nina, tidak memberitahu Wati kalau sedang bersama Nina. Dan hari naas itu tepat terjadi kemarin, saat Budi dan Nina sedang mengikuti Interview pekerjaan. Wati marah besar menganggap Budi tidak memberitahu kalau Nina juga mengikuti Interview tersebut (padahal juga kalau dikasih tau, doi bakal uring-uringan).

Respon yang sama ditunjukkan Budi, marah besar sekaligus kecewa karena ketika dia seharusnya mendapat support tapi malah disemprot. Budi mengatakan bahwa dia akan menceritakan soal Interview dengan Nina secara langsung jika mereka bertemu (sounds familiar, right?).

Di lain sisi Wati menganggap bahwa itu hanya alasan saja karena ketahuan kalo enggak ketahuan pasti diem-diem bae. Dan akhirnya mereka putus setelah 5 tahun bersama “hanya karena” sahabat perempuan.

Nah, itu contoh kasusnya soal bantahan terhadap 3 alasan sahabat perempuan tidak perlu dicemburui begini,

Sahabat perempuan bisa membantu memahami pacar sahabatnya utamanya ketika menghadapi masa on period?

Haduh ini nggak usah repot-repot mas, bukan apa-apa ini masa yang susah untuk dipahami nggak usah laki ke perempuan, perempuan ke perempuan aja bisa sensian loh. Malah kadang buruknya si perempuan dalam masa on period nggak ngerti sama dirinya sendiri.

Sahabat perempuan bisa membantu memecahkan masalah?

Nah jangan coba-coba apalagi sama sahabat perempuan yang ngga dikenal pacar kasusnya bisa kayak di atas. Selain itu saya juga punya pengalaman dicemburui sama pacar teman saya padahal kita sudah dekat sekali suka jalan bareng, curhat-curhatan, saya berpikir baik-baik saja karena hubungan kita baik tapi rupanya si pacar teman menyimpan cemburu. Hal ini saya tahu justru ketika mereka putus, eh tapi putusnya karena soal yang lain.

Sahabat perempuan google berjalan yang salah satunya bisa bantu merekomendasikan tempat-tempat yang bagus untuk dikunjungi?

Wah… wah.. jangan deh apalagi dasarnya pacar udah ngga suka sama temennya. Walaupun dia suka tempatnya juga bakal najis dia ke tempat itu.

Nina dan Wati saja sebenarnya punya hoby yang sama, suka masak. Suatu kali saya mencoba mencairkan suasana d iantara mereka dengan mengatakan ke Wati untuk mengajaknya ke rumah Nina masak bareng. Tapi apa respon Wati: “oh si Nina pinter masak? pinteran aja ya Budi cari cewek yang jago masak.” Jreng~Jreng~ udah pengen jedotin kepala di tembok aja saya waktu itu

Jadi begitulah, soal alam percemburuan pacar kepada sahabat perempuan nggak sesederhana “tenang aja tetep kamu di hati aku” iya ngomong aja gitu paling mukanya digaruk mas. Sebenarnya kalo boleh jujur, nggak hanya perempuan kok yang suka cemburuan, lelaki juga. Apalagi kalau tau pacarnya punya sahabat yang dekat dan sudah mengenal lebih lama dari hubungan mereka.

Seperti sikap Wati juga tidak serta merta seperti itu, sebelumnya juga Budi menunjukkan sikap yang sama yang melarang Wati intens berkomunikasi pada sahabat lelaki. Di sisi lain masih dalam sikap yang wajar kok, perasaan takut kehilangan apalagi ditambah dengan pengalaman dari lingkungan, rasa memiliki yang menjadikan diri lebih kompetitif.

Kalo boleh jujur, jangankan sama pacar, sama gebetan aja yang nggak diseriusin kalo mulai ada yang tepe-tepein kita juga mulai panik, mulai gercep kayak ajudan pribadi. Apalagi yang sudah berpacaran lama dan menginvestasikan banyak hal.

BACA JUGA Tiga Alasan Kenapa Sahabat Perempuan Pacar Nggak Seharusnya Dicemburui atau tulisan Indah Setiani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version