Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sabun Cuci Tangan yang Dicampuri Air Mencerminkan betapa Pelitnya Orang-orang

Vivi Wasriani oleh Vivi Wasriani
24 September 2020
A A
Sabun Cuci Tangan yang Dicampuri Air Mencerminkan Betapa Pelitnya Orang-orang terminal mojok.co

Sabun Cuci Tangan yang Dicampuri Air Mencerminkan Betapa Pelitnya Orang-orang terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Ada satu hal kecil yang sebenarnya urgent di masa pandemi, tapi masih dianggap remeh oleh orang-orang, yaitu mencampur sabun cuci tangan dengan air. Hal ini dianggap wajar dengan alasan agar lebih hemat. Tidak hanya di rumah-rumah, bahkan sabun cuci tangan yang tersedia di depan warung, toko, minimarket, dan swalayan besar juga begitu. Padahal kan, hal ini tidak baik.

Kita sebagai masyarakat dianjurkan untuk selalu mencuci tangan saat datang dan keluar dari suatu tempat. Tapi, sabun yang tersedia di tempat tersebut tidak bisa disebut sebagai sabun cuci tangan karena dicampur dengan air. Bahkan seringnya lebih banyak air daripada sabunnya. Encer banget. Berbusa saja tidak, terasa licin saja tidak. Memang kita tidak bisa mengklaim sabun yang banyak busanya itu lebih baik, tapi yang dicampur air sampai tidak ada busanya itu juga sama tidak baiknya.

Apa bedanya kalau begitu? Sama saja kayak cuci tangan pakai air biasa. Kadang kalau mau agak berusaha, kalian perlu menekan botol sabun berkali-kali, yang ngotot sekalian biar tangan semakin berbusa. Kalau nggak begini niat untuk membersihkan tangan dari ancaman virus corona bakal sia-sia. Hadeeeh.

Berdasarkan riset kecil-kecilan yang saya lakukan, sabun apa pun yang dicampur dengan air itu berisiko terkontaminasi kuman dari air yang digunakan, juga tidak efektif untuk membunuh kuman dan bakteri karena akan mengubah konsentrasi dan pH sabun. Tidak terbatas pada sabun cuci tangan saja, tapi sabun mandi cair dan sampo juga berlaku demikian.

Bagian yang menyebalkannya adalah toko-toko, swalayan besar, bahkan minimarket seperti Indoapril dan Alfamaret juga melakukan hal yang sama. Saya jadi berpikir bahwa hal ini tidak sesuai dengan poster dan spanduk yang menganjurkan untuk mencuci tangan sebelum masuk ke toko.

Masalahnya, tempat-tempat yang saya sebutkan di atas kan juga menjual sabun cuci tangan. Mengapa mereka tidak merelakan sebungkus sabun untuk dipakai oleh konsumen? Mencampur 50 ml sabun dengan 150 ml air demi berhemat kayaknya terlalu klise.  

Sabun yang seperti itu sangat tidak nyaman digunakan untuk mencuci tangan. Ini yang membuat saya kesal dan malas mencuci tangan di tempat umum. Saya lebih memilih memakai hand sanitizer atau sabun pribadi yang sering saya bawa di dalam tas.

Atau jangan-jangan mereka lupa tujuan awal menyediakan sabun dan air di depan toko atau minimarket itu untuk apa. Seharusnya tempat-tempat umum tidak boleh menggunakan asas penghematan demi keuntungan pribadi. Risiko penularan penyakit dan virus jadi lebih besar karena penggunaan sabun yang tidak efektif. Menyebalkannya lagi, ada beberapa toko yang tidak menggunakan sabun cuci tangan, tapi sabun cuci piring, bahkan detergen. Apa nggak iritasi tuh tangan orang sekampung?

Baca Juga:

Saya Lebih Percaya Dokter Tirta daripada Influencer Kesehatan Lainnya, To The Point, dan Walk The Talk!

Promosi Kesehatan: Jurusan Underrated yang Dianggap Cuma Sales, padahal Garda Terdepan Kesehatan Rakyat

Bayangkan, bagaimana geregetnya saya sebagai konsumen ketika datang ke sebuah swalayan yang cukup besar, malah disuguhi Mama Melon atau detergen untuk mencuci tangan. Saya kaget dengan kenyataan: sepelit itukah mereka? Sayangnya hal itu dianggap sebagai sesuatu yang wajar.

Mari kita lihat dari sudut pandang kesehatan kulit. Sabun cuci tangan yang penggunaannya sesuai anjuran saja masih punya efek samping, seperti membuat kulit kering. Apalagi mencuci tangan menggunakan sabun cuci piring dan detergen. Bahan aktif yang terkandung di dalam produk tersebut tidak diformulasikan untuk membunuh kuman dan bakteri di kulit. Mencuci tangan menggunakan produk tersebut hanya akan membuat kulit gatal, keriput, meninggalkan bau tidak sedap khas sabun cuci piring dan detergen, dan akan sangat menyiksa bagi orang-orang berkulit sensitif seperti saya.

Kebiasaan buruk yang dianggap wajar oleh orang-orang ini sangat mengganggu bagi saya. Saya berharap dengan tulisan ini ada beberapa orang yang tersadar bahwa mencampur sabun dengan air dan menggunakan sabun cuci piring atau detergen untuk mencuci tangan itu sangat tidak baik. Sebaiknya dihentikan aja deh. Bagi pemilik kulit sensitif seperti saya, sebaiknya menggunakan hand sanitizer atau membawa sabun pribadi setiap Anda bepergian.

Photo by: Kelly Lacy via Pexels.com

BACA JUGA Kegiatan Santri Putri ketika Nunggu Antrean Mandi Pagi dan tulisan Terminal Mojok lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2021 oleh

Tags: Kesehatanpandemi corona
Vivi Wasriani

Vivi Wasriani

Hobi bernapas dan suka makan.

ArtikelTerkait

Kegiatan Tidak Berguna: Nyuruh Orang Berhenti Merokok atau Mempertanyakan Alasan Merokok terminal mojok.co

Memangnya Kenapa Kalau Rokokku Rokok ‘Jablay’?

31 Juli 2019
6 Penyakit Nggak Keren Zaman Dulu yang Sekarang Jarang Ditemui terminal mojok

6 Penyakit Nggak Keren Zaman Dulu yang Sekarang Jarang Ditemui

17 Juli 2021
Pernikahan Saat Pandemi Mengatasi Malu dan Gengsi terminal mojok.co

Pernikahan Saat Pandemi Mengatasi Malu dan Gengsi

18 November 2020
Pandemi Berkepanjangan Bikin Penderita Maskne seperti Saya Kewalahan terminal mojok

Pandemi Berkepanjangan Bikin Penderita Maskne seperti Saya Kewalahan

8 April 2021
Botol Minum Berbahan Stainless Steel, Sebaik-baiknya Botol Minum  Mojok.co

Botol Minum Berbahan Stainless Steel, Sebaik-baiknya Botol Minuman

26 November 2023
Kehidupan Saya di Jerman Selama Ada Virus Corona

Kehidupan Saya di Jerman Selama Ada Virus Corona

14 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.