Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Saatnya Berhenti Menyuruh Orang Lain untuk Tambah Anak, Donatur Juga Bukan, tapi Ngaturnya Kelewatan!

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
8 April 2025
A A
Saatnya Berhenti Menyuruh Orang Lain untuk Tambah Anak, Donatur Juga Bukan, tapi Ngaturnya Kelewatan!

Saatnya Berhenti Menyuruh Orang Lain untuk Tambah Anak, Donatur Juga Bukan, tapi Ngaturnya Kelewatan!

Share on FacebookShare on Twitter

Lebaran 2025 memang sudah usai, tapi isu ini perlu dibicarakan terus-terusan, yaitu perkara memberi saran untuk tambah anak bagi pasangan beranak satu.

Sumpah. Saya sudah berusaha jadi manusia yang damai, tidak mudah tersinggung. Senyum terikhlas saya pasang di muka saya selama berkumpul bersama keluarga. Tutur kata terlemah lembut sudah saya haturkan. Tapi ketika disuruh tambah anak, sumpah, saya tidak bisa menahan amarah. Jawaban saya selalu ketus, tak bisa santai.

Iya lho, saya bakal nambah anak, tapi kosek. Koseeek koe do menengo sik.

Sekarang bayangkan seperti ini: anak masih kecil, tapi bentar lagi sudah masuk masa sekolah (PAUD dan TK), keluarga baru seumur jagung, pasti masih meraba-raba kehidupan, plus keadaan ekonomi Indonesia yang gonjang-ganjing. Lalu, dengan santainya kau bilang “kapan nambah anak”?

Nambahin wajahmu dengan memar itu malah bisa, mau sekarang? Mau berapa?

Berkeluarga itu tidak mudah dan tidak murah

Kita semua tahu, berkeluarga itu susah, menambah anggota keluarga itu tak murah. Anak harus diberi yang terbaik. Susu yang proper, pampers yang nyaman, kasur yang empuk, rumah yang bersih, dan, yang terpenting, mental yang sehat. Dan mental yang sehat, kawan-kawan, itu mahal. 

Itu semua butuh duit. Duit yang amat banyak. Cobalah untuk jujur, berkeluarga itu mahal. Kalian saja yang denial.

Masih nggak percaya? Nih lihat rincian biaya hidup keluarga kecil di Jakarta. Nggak bisa mewakili seluruh Indonesia memang, tapi bisa jadi gambaran bahwa berkeluarga itu tak murah.

Baca Juga:

Derita Menyandang Status Sarjana Pertama di Keluarga, Dianggap Pasti Langsung Sukses Nyatanya Gaji Kecil dan Hidup Pas-pasan

4 Hal Nggak Enaknya Punya Saudara Crazy Rich: Dikira Hidup Serba Mudah hingga Diremehkan kalau Nggak Jadi Siapa-siapa

Makanya, menyuruh keluarga satu anak untuk tambah anak itu nggak bijak. Mereka bisa saja baru survive dari hellish economy yang mereka alami. Atau mereka bisa saja hanya berencana punya satu anak. Nggak ada yang salah dengan itu.

Kalian mungkin akan bilang, nanti kalau cuman punya satu anak, bakal kesepian di hari tua. Sekarang saya tanya balik, memang yang anaknya lebih dari satu itu nggak ada yang kesepian di hari tuanya?

Malah pada rebutan warisan itu yang ada woakakakaka.

Sebenarnya, orang-orang yang kalian sarankan untuk tambah anak itu hatinya pada kecut. Udah anaknya masih kecil, masih bakar duit, masih meraba-raba jalan hidup, malah disuruh-suruh sama orang yang bahkan nggak kontribusi apa-apa.

Berhenti menyuruh orang lain untuk tambah anak

Saya tahu, itu hanyalah basa-basi. Kalian mungkin tidak serius untuk menyuruh tambah anak. Saya tahu, beberapa yang kemarin memberi saran nambah anak itu cuman guyon. Tapi kadang, ada beberapa candaan yang tak perlu dilontarkan.

Ada juga yang beneran menyuruh nambah anak sampai setengah memaksa. Ini yang beneran bikin saya risih. Kenapa sih sampai segitunya maksa orang nambah anak? Karena kamu punya anak lebih dari satu? Karena kamu lebih tua? Atau karena kamu pengin ditendang?

Anak saya masih kecil, masih minta diberi kasih sayang tanpa putus dan tak terbagi. Oleh karena itulah, saya memilih untuk menunda. Lagian juga saya belum mampu, wong anak satu saja sudah jatuh bangun membiayainya, apalagi dua.

Motif ekonomi memang masih jadi alasan terbesar, dan kalian mungkin menganggap saya perhitungan. Tapi percayalah, punya anak tapi nggak punya duit itu mengerikan. Dan rasanya amat tak bertanggung jawab punya anak tapi kesulitan untuk membiayai, setidaknya itu bagi saya. Kalau kalian mah bodo amat mau gimana.

Meski ini tak lagi lebaran, saya pikir saatnya menyudahi basa-basi kapan nambah anak. Tiap keluarga punya kebijakan dan rencana masing-masing. Kecuali passion kalian adalah geger geden, silakan terus-terusan memancing amarah.

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Perintah untuk Tambah Anak, Basa-basi yang Seharusnya Tak Perlu Dilontarkan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 8 April 2025 oleh

Tags: Keluargatambah anak
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

Hentikan Romantisasi Anak Pertama, Semua Anak Punya Beban dan Tanggung Jawab Juga Terminal mojok

Hentikan Romantisasi Anak Pertama, Semua Anak Punya Beban dan Tanggung Jawab Sama

20 Februari 2021
bunga terakhir

Perjumpaan Terakhir: Pada Akhirnya Kita akan Menyusul Mereka

9 Agustus 2019
anti-natalitas

Anti-Natalitas : Sebuah Gaya Pikir Kontras Untuk Mengembalikan Kualitas

25 Mei 2019
5 Film Anime Keluarga Antimainstream biar Kamu Nggak Tahu Studio Ghibli Aja Terminal Mojok

5 Film Anime Keluarga Antimainstream biar Tahunya Nggak Studio Ghibli Aja

26 Mei 2022
Nama Saya Terinspirasi dari Bus dan Pemain Ketoprak terminal mojok.co

Nama Saya Terinspirasi dari Bus dan Pemain Ketoprak

24 Februari 2021
anak tertekan tinggal dalam keluarga perfeksionis mojok.co

Trauma Anak yang Hidup dalam Keluarga Perfeksionis

29 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.