Rumah dekat kuburan kurang diminati. Banyak orang menganggap lingkungan di sekitar kuburan itu horor. Hanya mereka yang pemberani atau cuek dengan hal-hal mistis yang biasanya bersedia tinggal dekat kuburan.
Sebagai seseorang yang tinggal di rumah dekat kuburan, saya tidak bisa menyalahkan anggapan itu. Sebab, suasana tempat tinggal saya yang dekat kuburan itu memang terlihat seram. Sebagai gambaran, rumah yang saya tempati berada di ujung jalan gang, bersebelahan dengan kuburan di belakang rumah. Terdapat kuburan khusus untuk keluarga juga kuburan tempat pemakaman umum warga sekitar. Di antara rumah saya dengan kuburan, terdapat banyak pohon besar yang menambah suasana seram. Jadi wajar saja jika ada orang lewat rumah saya ketika petang hari, biasanya langsung lari terbirit-birit karena ketakutan.
Untungnya, selama tinggal di rumah dekat kuburan ini, saya tidak pernah sekalipun mengalami pengalaman-pengalaman mistis. Beda cerita dengan kawan saya yang katanya pernah melihat sosok pocong ketika bermain ke tempat saya.
Di balik cerita-cerita horor yang beredar, rumah dekat kuburan itu sebenarnya nggak buruk-buruk amat lho. Kenyataannya malah ada beberapa keunggulan yang sulit kalian jumpai di kawasan tempat tinggal lain.
#1 Jauh dari kebisingan
Sebagai seorang introvert, memiliki rumah yang jauh dari kebisingan adalah nikmat yang tidak terhingga. Saya merasakan nikmat tersebut ketika menghuni rumah yang dekat dengan kuburan. Berbeda dengan rumah-rumah pada umumnya yang biasa dilewati kendaraan, orang lewat, atau para pedagang yang suka teriak-teriak. Rumah dekat kuburan jauh dari itu semua.
Selama menghuni rumah dekat kuburan ini, tidak ada kebisingan yang saya rasakan kecuali suara-suara alam yang begitu syahdu. Hal tersebut merupakan keuntungan bagi orang-orang introvert yang tidak suka dengan banyak keributan seperti saya.
#2 Relatif aman dari pencurian
Entah kenapa, selama menghuni rumah ini saya merasa minim terjadi pencurian. Bisa jadi karena suasananya yang mengerikan dan juga mencekam. Boro-boro kepikiran untuk mencuri, yang ada nyali keburu menciut sendiri.
Padahal, lingkungan yang saya huni ini merupakan daerah rawan pencurian. Bulan lalu saja terdapat beberapa motor yang raib. Anehnya rumah yang saya huni relatif aman-aman saja. Walaupun suasana sekitar rumah memang mengerikan, apalagi ketika malam, tapi nyatanya kebanyakan maling takut. Untuk sekadar lewat saja tidak berani, apalagi sampai masuk untuk mencuri.
#3 Tidak menjadi objek tempat kekerasan
Beberapa kali di daerah saya diadakan panggung konser band metal. Konser tersebut seringkali diiringi dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan mabuk-mabukan juga kekerasan. Tak jarang para pengikutnya mengganggu keamanan rumah warga sekitar.
Akan tetapi, tidak demikian terhadap rumah saya yang terletak di ujung dan juga berdekatan dengan kuburan ini. Ketika selesai acara, banyak yang berbincang rumahnya menjadi sasaran kekerasan pengikut konser yang mabuk. Sampai pintu rumahnya digedor-gedor bahkan ada yang melempari batu. Lagi-lagi rumah saya yang dekat kuburan tidak menjadi sasaran sehingga saya sekeluarga bisa tidur dengan nyaman.
#4 Kecipratan berkah ketika ada yang takziah
Tak jarang rumah saya dilewati orang-orang yang sedang bertakziah, terutama ketika lebaran Idulfitri. Biasanya pengunjung kuburan yang berada dekat rumah memberikan bingkisan-bingkisan atau makanan sebagai tanda terima kasih. Saya sendiri menyebutnya kecipratan berkah. Ternyata punya rumah dekat kuburan tidak terlalu buruk juga, malah untungnya bisa dapat hadiah gratis karena dianggap menjaga kuburan.
Memang menghuni rumah di dekat kuburan ini terkesan menakutkan. Tapi, kalau sudah terbiasa, dan bukan seorang yang penakut, tinggal di rumah “angker” ini malah punya banyak keuntungan.
Penulis: Handri Setiadi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 3 Penderitaan Punya Rumah Dekat Sawah yang Nggak Disadari Kebanyakan Orang Kota
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
