Bermula pada 1976, dan Bertahan Hingga Kini dan Seterusnya: Melihat Perjalanan Panjang Djarum 76, Rokok Penuh Sejarah dari Desain Bungkusnya yang Berganti Tiap Era

Bermula pada 1976, dan Bertahan Hingga Kini dan Seterusnya: Melihat Perjalanan Panjang Djarum 76, Rokok Penuh Sejarah dari Desainnya yang Berganti Tiap Era

Bermula pada 1976, dan Bertahan Hingga Kini dan Seterusnya: Melihat Perjalanan Panjang Djarum 76, Rokok Penuh Sejarah dari Desainnya yang Berganti Tiap Era (Pixabay.com)

Kalau boleh bilang, Djarum, khususnya Djarum 76 itu bukan sekadar rokok. Djarum 76 itu semacam heritage, semacam simbol, semacam identitas kultural, khususnya bagi perokok di Jawa Tengah atau Jawa Timur. Rokok ini menjadi top notes ketika bicara soal rokok, terutama rokok kretek. Dan Djarum 76 tidak hanya sekadar diisap dan dihembuskan saja, melainkan sebuah simbol perjalanan hidup, simbol perkembangan budaya.

Terdengar berlebihan memang, tapi memang seperti itulah adanya. Di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya, Djarum 76 jadi rokok yang mungkin bisa dibilang paling laku, paling disukai, dan mungkin paling stabil penjualannya. Maksudnya, tak perlu banyak promosi dengan berbagai macam iklan, orang-orang pasti tahu rokok ini, tak perlu diyakinkan lagi, dan pasti akan beli tanpa pikir panjang.

Angka 76 di belakang nama Djarum merujuk pada tahun di mana produk ini diperkenalkan oleh PT. Djarum. Iya, Djarum 76 pertama kali muncul dan diperkenalkan pada 1976. Sudah 47 tahun usianya. Selama 47 tahun, rokok ini juga sudah mengalami perjalanan yang panjang. Mulai dari perubahan harga, rasa (meski harusnya tidak banyak berubah), penambahan varian (seperti Madu Hitam, Kurma, dan Mangga), dan perubahan dalam desain bungkusnya.

Desain Djarum 76

Bicara soal desain bungkus Djarum 76, yang ada di benak kita pasti selalu tentang warna coklat keemasan, simple, dan konsisten. Iya, sejak pertama kali keluar pada 1976, rokok ini punya desain bungkus yang itu-itu aja, baik yang kretek maupun yang filter. Warnanya juga masih bertahan di spektrum coklat. Kalau pun berbeda, pasti itu sudah beda varian. Misalnya, . yang dominan warna hitam, atau 76 Mangga yang dominan warna kuning dan hijau.

Melansir dari Journal of Creative Student Research (JCSR) Vol. 1, No. 3, Juni 2023, dari tahun 1976, Djarum 76 sudah mengalami berbagai macam perubahan desain bungkus. Pertama kali, rokok ini muncul dengan kemasan simple berwarna cokelat (belum cokelat keemasan), dengan nama Djarum yang miring, serta ada gambar jarum dan logo “76” di atasnya. Saat itu, satu bungkus masih berisi 10 batang per bungkusnya, dan hanya kretek. Desain bungkus ini bertahan dari tahun 1976 sampai sekitar 1990-an.

Pada 1990-an, bungkusnya mulai berganti. Era ini adalah era di mana bungkus Djarum 76 mulai memakai warna cokelat keemasan. Selain itu, isi per bungkusnya juga sudah 12 batang. Dari sisi desain, era ini sudah semakin simple dan elegan. Tulisan Djarumnya masih miring, meski lebih tebal. Tidak ada gambar jarum, tapi masih mempertahankan logo “76” di atasnya. Desain ini jadi desain paling fenomenal, dan jadi desain paling banyak ditiru oleh merek rokok lain.

Masuk era modern

Desain ini bertahan cukup lama sampai sekitar 2007-an. Setelahnya, desainnya mulai masuk ke desain yang lebih modern. Fase ini, Djarum 76 mulai meninggalkan gaya lama. Sudah tidak ada lagi tulisan Djarum yang miring. Logo “76” juga sudah berubah menjadi lebih modern. Secara warna juga sudah bertambah, ada spektrum oranye yang berpadu dengan cokelat keemasan.

Pada era ini, logo “76” mendapat porsi lebih besar dan berada di bagian tengah tapi lebih menjorok ke arah kiri. Sementara itu, tulisan Djarum juga sudah kecil, berada di bagian sudut kanan bawah bungkus rokok. Yang istimewa, di bungkus rokok ini ada samar-samar logo kecil “76” yang memenuhi latar belakang desain. Desain ini bertahan tidak terlalu lama, hanya sampai tahun 2010-an saja sebelum akhirnya ada perubahan lagi.

Nah, di tahun 2010-an, desain 76 memang berubah, meski tidak terlalu banyak perubahan. Desainnya masih sama, logonya sama, penempatannya juga masih sama. Bedanya, bungkus Djarum 76 tahun 2010 ini hanya ada di warna yang semakin gelap saja, tidak secerah edisi 2007.

Aturan baru yang mengubah segalanya

Perubahan baru terlihat setelah tahun 2014, ada aturan bahwa rokok harus memperlihatkan gambar peringatan bahaya merokok. Barulah terlihat perubahannya. Desain rokok yang tadinya memakan semua area bungkus, kini hanya mendapat 3/4 bungkusnya saja. Logo “76” semakin ke bawah, dan tulisan “Djarum” semakin mojok ke sisi kanan bawah.

Tahun 2017, desain akhirnya berubah. Perubahan yang cukup signifikan, perubahan yang akhirnya menjadi wajah dari Djarum 76 sampai sekarang. Tahun 2017, desain kembali ke bentuk yang sederhana tapi tetap elegan. Warnanya masih cokelat keemasan, lalu logo “76” berwarna cokelat dan emas berada tepat di tengah, diikuti oleh tulisan Djarum tepat di bawahnya dengan warna emas.

Di tengah-tengah era itu, ada juga desain yang berbeda. Djarum 76 muncul juga dengan desain bungkus berwarna oranye, dengan logo “76” di tengah, tulisan Djarum di bawahnya. Bedanya, ada semacam ukiran atau aksen yang ada di latar belakang desainnya. Ada juga Djarum 76 Filter Gold yang punya desain yang tidak jauh berbeda. Warnanya oranye keemasan, penempatan logo dan tulisan Djarum masih sama. Bedanya mungkin hanya di penambahan tulisan “filter gold” saja.

Desain Djarum 76 edisi Peringatan Kemerdekaan

Itulah desain paten dari bungkus rokok Djarum 76. Selain itu, masih ada desain bungkus yang lain, salah satunya adalah bungkus edisi kemerdekaan Indonesia yang ke-76 pada tahun 2021. Desain edisi ini menarik, karena berkolaborasi dengan Temusiku, seniman pembuat bungkus rokok dengan kayu. Gambarnya juga menarik, dengan gambar motif lukisan bunga yang dibuat sedemikian rupa. Sayang, edisi ini terbatas dan mungkin sudah tidak dijual lagi sekarang.

Nah, sekarang pertanyaannya, dari sekian banyak desain bungkus Djarum 76, mana yang terbaik?

Ini mungkin akan subjektif, tapi saya akan memilih desain tahun 2007-2010. Alasannya sederhana saja. Pertama, masih tidak ada gambar peringatan bahaya merokok. Kedua, karena desainnya bagus sekali. Paduan logo “76” yang estetik, tulisan Djarum di sisi bawah yang berwarna cokelat gelap, lalu ada samar-samar logo “76” kecil yang memenuhi latar belakang desain bungkus.

Buat saya, desain 2007 itu masih relevan di era sekarang. Dibilang vintage juga ada unsur vintage-nya, tapi dibilang modern juga bisa. Jadi, apa ya istilahnya, oh iya, evergreen. Buat saya, desain tahun 2007 itu adalah desain terbaik. Sekarang, rokok 76 dengan desain itu memang sudah tidak dijual. Tapi, kalau kalian mau ngoleksi bungkusnya, sepertinya ada yang jual bungkusnya saja di marketplace. Coba cari saja.

Desain Djarum 76 tahun 2007 adalah yang terbaik buat saya. Kalau kalian, desain mana yang terbaik?

Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Merindukan Djarum Black Tea, Rokok Enak yang Kini Sudah Tiada

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version