Beberapa hari lalu, saya melakukan apa yang orang lakukan saat ke Jogja. Bukan, bukan ngantre Kopi Klotok, tapi memutari ringroad, dari utara dan finish di Flyover Janti.
Memutari ringroad Jogja itu saya pikir sudah jadi ibadah yang wajib dilakukan nom-noman saat di Kota Istimewa. Katanya, mengitari jalan ini bisa menghilangkan sakit hati. Ada juga yang bilang, ring road malah jadi sumber sakit hati. Sebab, ada residu kenangan yang tersisa, menghantui siapa pun yang melewatinya.
Yaaa bisa dibilang, ringroad Jogja adalah salah satu ikon kota yang tak tercatat.
Tapi, nggak ada hal romantis tanpa hal tragis. Selain cerita tragis orang kandas asmara, ringroad punya banyak hal tragis yang bikin pengendaranya misuh-misuh-misuh. Apa sebabnya?
Daftar Isi
Trans Jogja yang asal masuk jalur motor di ringroad Jogja
Suatu ketika saya melewati ringroad utara, secara mendadak bus Trans Jogja nyelonong masuk ke jalur sepeda motor. Oh, cerita ini tentu familiar bagi kalian pengguna ringroad.
Keberadaan Trans Jogja di jalur roda dua membuat para pengendara sepeda motor harus ekstra hati-hati. Apalagi ketika mendekati halte yang tidak ada space buat bus berhenti, biasanya akan menimbulkan kemacetan sesaat ketika Bus Trans Jogja berhenti di halte.
Jalur sepeda motor sempit
Ini menurut saya sendiri ya, jalur motor di ringroad Jogja itu sempit. Sebenarnya cukup sih, cuman masalahnya, jalur sepeda motor juga dilewati mobil. Hanya cukup satu mobil, dan nggak ada space sisa yang berarti.
Jadi, kalau mau nyalip mobil, memang bertaruh nyawa. Salip dari kiri, bisa keluar jalur. Salip dari kanan, risikonya nyenggol pembatas jalan. Akhirnya ya, kemacetan yang tak perlu terjadi.
Ditambah pula banyak bangunan yang mepet banget dengan jalan, khususnya di ringroad selatan. Terlebih lagi ketika malam hari, penerangan di beberapa titik tidak dapat diandalkan karena ketutup oleh pohon di sepanjang ringroad
Banyak mobil yang tiba-tiba nyelonong jalur motor di ringroad
Selain harus berhati-hati dengan Trans Jogja, pengguna mobil pun harus juga diwaspadai. Pokoknya jalur roda dua ini tempatnya para pengguna sepeda motor untuk mengalah deh.
Ya mau bagaimana lagi, jalan masuk ke kampung memang hanya bisa dilewati dengan masuk ke jalur motor. Melarang hak mereka sih nggak mungkin ya, cuman kalau jalurnya sesempit itu, keberadaan mobil jadi hal yang nggak diinginkan.
Mbok kalau ambil jalur roda dua ya jangan seenaknya nyelonong. Pelan-pelan, biar motor bisa mengambil jarak. Nggak bikin kaget, nggak ada risiko kecelakaan juga.
Kendaraan dari jalanan kampung yang main serobot
Keberadaan jalan kampung yang bersimpangan langsung dengan jalur roda dua di ringroad Jogja ini juga menjadi hal yang menjengkelkan. Betapa tidak, terkadang banyak pengguna sepeda motor yang asal masuk ke jalur roda dua tanpa melihat pengendara di belakangnya.
Kendaraan monster yang mengintimidasi
Ini serbasalah sih. Oleh karena ringroad ini jalanan umum (yaiyalah), jadi segala jenis kendaraan bisa masuk. Nah, kalau sudah ada truk besar atau bus pariwisata lewat, melewati ringroad jadi hal paling mengerikan. Apalagi jika kita mau putar balik, wah, tambah ngeri.
Sebenarnya masih ada banyak hal-hal ngeri di ringroad Jogja. Seperti aspal rusak, drainase yang tak berfungsi, beberapa rancangan jalannya yang tak masuk akal. Tapi, tak perlulah saya bilang banyak-banyak.
Ringroad Jogja adalah jalanan paling romantis di Kota Istimewa. Ratusan ribu melewati jalan ini, dengan cerita indah dan tragis yang mereka bagi di sepanjang jalan ini.
Tapi bagi yang tak sudi melihat dan merasakan cerita tersebut, ringroad benar-benar bengis. Salah langkah sedikit, cerita Anda bisa benar-benar tragis.
Penulis: Fajar Novianto Alfitroh
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Sejarah Ringroad Jogja yang Kini Sudah Berubah Nama