Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Ribetnya Jadi Warga Sawojajar 2 Malang yang Serba Nanggung

Fahreza Rakha Winatra Atmaja oleh Fahreza Rakha Winatra Atmaja
24 Mei 2021
A A
Ribetnya Jadi Warga Sawojajar 2 Malang yang Serba Nanggung terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Bukan Sawojajar namanya jika seseorang baru pertama kali pergi ke sana lantas tersesat dan melontarkan kata mesra khas Jatim, apalagi kalau bukan Jª*©øk. Kenapa bisa begitu? Orang Malang pasti paham betapa mengerikannya tata letak jalan perumnas lawas ini. Gang-gang kecil begitu rapat, berdesakan dengan banyak rumah manusia yang hidup di sana. Oleh karena itu, mudah sekali orang tersesat dengan kondisi gang-gang kecil yang relatif hampir sama. Jika kalian berkunjung ke Malang, silakan langsung meluncur ke Sawojajar untuk melihat realita yang ada. Asek.

Lantas, kok bisa ada nama Sawojajar 2? Menurut legenda yang terucap dari Ayah saya, Sawojajar 2 ini adalah perluasan, bahasa kerennya ekspansi gitu, ya? Dulunya, Sawojajar 1 adalah perumnas yang berlokasi di tiga kelurahan sekaligus, yakni Sawojajar, Madyopuro, dan Lesanpuro. Dapat dibayangkan seberapa luas, kan? Lalu, mungkin pihak properti merasa PD karena Sawojajar 1 laku keras dan ingin membangun kembali. Jadilah membangun perumahan lagi dengan label Sawojajar 2 di dua desa sekaligus, yakni Mangliawan dan Sekarpuro. Wait, kok desa? Tadi kan kelurahan?

Nah, inilah sumber masalah sebenarnya yang saya angkat menjadi judul artikel ini. Sawojajar 1 terletak di Kota Malang, sedangkan Sawojajar 2 masuk wilayah Kabupaten Malang, Kecamatan Pakis tepatnya. Kabupaten Malang beribu kota di Kepanjen, jadi untuk urusan administrasi, birokrasi, dan sebangsanya, harus bertolak ke sana. Dari kediaman saya di Sawojajar 2 ini, jarak menuju ke Kepanjen sekitar 27 kilometer. Sementara untuk ke pusat Kota Malang, hanya berjarak 5 kilometer saja. Welah.

Disebut nanggung pun lantaran di sebelah timur rumah saya ada Kelurahan Cemorokandang yang masih masuk Kota Malang. Padahal kalau dari Cemorokandang ke pusat kota masih harus menyeberangi teritori saya ini. Entah siapa yang membuat rupa perbatasan ini, tapi saya yakin bukan tinggalan garis demarkasi Van Mook era perang kemerdekaan seperti halnya di Pujon. Tapi, siapa pun itu, terima kasih telah membuat kami—warga Sawojajar 2—dengan mudah bisa berkunjung ke selatan.

Saya mengalami sendiri apa itu kemudahan birokrasi di negeri ini tahun lalu, pada era jayanya Covid-19. Padahal ya sampai sekarang sih masih jaya saja. Sesuai alur dalam pembuatan KTP, saya mengurusnya mulai dari tingkat RT, RW, desa, lantas kecamatan. Wajar saja, kan? Semua masih ada dalam batas wajar jarak yang bisa saya jangkau. Eh ndilalah, ketika di kantor kecamatan, petugasnya bilang kalau pengambilan KTP di Kepanjen, tempat Dispendukcapil Kabupaten Malang hadir. Padahal kalau dari rumah, tempat pengambilan KTP untuk warga Kota Malang hanya berjarak 5 kilometer ke selatan.

Seru, nih, ke Kepanjen cuma buat ambil kartu kecil bukti bahwa kita warga negara ini. Mau minta tolong saudara, sungkan, lantaran saya kerap merepotkan. Kalau mau minta tolong teman, ya sungkan juga, hahaha. Ya iyalah, saya orangnya sungkanan karena doyan ngerepotin. Ehehehe. Jadilah saya memberanikan diri dengan tekad kuat di dada mengambil kartu penting ini menempuh jarak 27 kilometer.

Beralih ke adik saya. Berselisih satu tahun dengan saya. Tahun ajaran 2019/2020 adalah waktu dia untuk mendaftar SMA. Dengan modal danem yang tinggi 36-an hasil 4 mapel UN, ia berjuang untuk mendaftar di SMA favorit Kota Malang. Eh, eh, tapi ada yang nge-prank, bukan YouTuber brand ambassador salah satu merek paket data, melainkan para yang mulia yang ada di Kemendikbud memberi instruksi untuk memberlakukan zonasi dalam penerimaan murid baru.

Berkiblat pada falsafah Jawa atau opo iku aku gaeruh jenenge, “Sing penting yakin,” adik saya didampingi ibu mencoba peruntungan mendaftar di salah satu SMA. Dia harus gigit jari menerima kenyataan bahwa anak-anak di kecamatan saya tidak bisa mendaftar di SMA tersebut, dan hanya bisa di SMAN di Sawojajar yang berjarak 1.5 kilometer dari rumah. Saat itu, saya juga berpikir dia bakal diterima. Ternyata oh ternyata, jatah untuk anak yang berumah di kabupaten hanya 2% saja dari pagu, sehingga saat itu hanya berkisar tujuh anak. Dan adik saya ada di peringkat 8 saat itu. Anak kabupaten tidak bisa masuk lewat jalur zonasi lantaran tidak masuk Kodya Malang, walaupun rumahnya berjarak selemparan batu, layaknya adik saya. Ahahaha, ra bejo kok keterusan.

Baca Juga:

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Pada akhirnya, adik saya harus berbesar hati masuk SMA di kecamatan sebelah, tentunya sama-sama kabupaten, dong. Karena di kecamatan saya tidak ada SMAN, jadilah dia menempuh jarak 8 kilometer alih-alih 1.5 kilometer dari rumah.

Itulah salah dua contoh keribetan menjadi warga Sawojajar 2 yang sering juga disebut warga Malang coret, walaupun sebenarnya wilayah Kodya Malang juga ada beberapa yang seharusnya lebih berhak menjadi anggota Kabupaten Malang, dibanding desa saya tercinta ini. Ahahaha canda, Mylov. Namun, wilayah Malang Raya memang benar-benar memiliki bentuk dan batas yang absurd memang bila dilihat peta administratifnya. Bentuk yang tidak karuan, wilayah-wilayah yang nanggung, atau malah beberapa kecamatan bisa dimasukkan ke kabupaten tetangga.

Sekian sebuah sharing, sambat, atau mboh opo wis dari saya. Sebagai warga yang baik dan agar bisa membuat SKC, dan terhindar dari segala bentuk pengangguran, sepatutnya kita mematuhi hukum dan aturan yang ada dengan senang hati, yo walaupun aturane bener-bener nggateli. Yo opo ate gak nggateli, lawong seng nggawe aturan entose mek turu tok!

Sumber Gambar: YouTube Niko Channel

BACA JUGA Kota Malang, Apel, dan Beberapa Rasa Kecewa Saya sebagai Pendatang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2021 oleh

Tags: kota malangMalangMalang RayaNusantara Terminal
Fahreza Rakha Winatra Atmaja

Fahreza Rakha Winatra Atmaja

Pemuda optimis nan realistis yang mencintai buku dan kamu, walaupun nggak pernah berbalas.

ArtikelTerkait

Mengapresiasi Kota Depok sebagai Kota yang Menyenangkan untuk Disinggahi terminal mojok.co

Mengapresiasi Kota Depok sebagai Kota yang Menyenangkan untuk Disinggahi

11 Juni 2021
Kopi Tuku Malang Punya Gerai Terbaik yang Pernah Saya Kunjungi (Pexels)

Toko Kopi Tuku Malang, Gerai Terbaik yang Pernah Saya Kunjungi

28 Maret 2025
Kota Batu Dibuat Malu Berkat Julianto Eka Putra, Pelaku Kekerasan Seksual (Unsplash.com)

Kota Batu Dibuat Malu Berkat Julianto Eka Putra, Pelaku Kekerasan Seksual di Lingkungan Sekolah

12 Juli 2022
Karnaval Sound System di Malang, Hiburan yang Sama Sekali Nggak Menghibur. Hiburan kok Bikin Budek dan Merusak Fasilitas!

Karnaval Sound System di Malang, Hiburan yang Sama Sekali Nggak Menghibur. Hiburan kok Bikin Budek dan Merusak Fasilitas!

9 September 2023
5 Kesalahan Saya Sebagai Seorang Perantau Jawa Newbie di Tanah Pasundan terminal mojok

5 Kesalahan Saya Sebagai Seorang Perantau Jawa Newbie di Tanah Pasundan

10 Agustus 2021

Dilema Jadi Orang Kota Batu yang Dikira Masih Bagian dari Malang

6 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.