Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Review Film ‘Soul’, Film Komedi Berat yang Begitu-begitu Saja

Siti Nur Azizah Fitriani Akbar oleh Siti Nur Azizah Fitriani Akbar
9 Januari 2021
A A
Review Film 'Soul', Film Komedi Berat yang Begitu-begitu Saja terminal mojok.co

Review Film 'Soul', Film Komedi Berat yang Begitu-begitu Saja terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Film Soul adalah salah satu yang saya nantikan di 2020. Sebenarnya saya memang selalu tertarik dengan film garapan Disney. Film ini juga menjanjikan karya duet maut antara Walt Disney dan Pixar. Saya pun jadi sangat antusias kala itu. Apalagi di trailernya mereka juga mengiming-imingi saya dengan embel-embel garapan sebelumnya, yaitu Inside Out dan Coco.

Saya langsung teringat waktu nonton Coco. Saya mbrebes mili waktu itu. Benar-benar menyentuh. Dengan harapan bahwa film Soul akan selevel dengan Coco, maka saya antusias. Namun, ternyata jadwal tayang Soul sempat ditunda. Pada akhirnya saya perlu menunggu dan agak bersabar sedikit.

Nah, paragraf selanjutnya akan penuh dengan spoiler. Bagi yang kurang nyaman, bisa nonton dulu filmnya.

Soul merupakan film komedi yang menceritakan perjalanan jiwa Joe Gardner yang “tersesat” di The Great Before. Namun, saya kok merasa genre komedi nggak cocok dengan film ini. Malah, bisa dibilang termasuk film yang agak “berat” bagi saya. Alih-alih saya ketawa lepas tiap beberapa menit layaknya nonton Mr. Bean, saya malah memeras otak supaya bisa mengikuti alurnya.

Diawali dengan kekacauan yang terjadi di kelas musiknya (yang cukup membuat saya tertawa), Joe menunjukkan bagaimana musik dapat memengaruhi jiwa orang yang mendengarnya. Joe berhasil membuat anak didiknya terinspirasi dengan permainan pianonya. Di sini Pixar telah berhasil menunjukkan kebesaran namanya lewat animasi yang wooow. Jemari Joe sangat lincah menari di atas tuts keyboard layaknya benar-benar jemari seorang pianis ternama yang sedang unjuk kebolehan. 

Joe, yang awalnya hanya seorang guru part time, merasa tidak bahagia dengan kabar bahwa dia akan menjadi seorang guru tetap. Hal ini karena dia memiliki impian untuk menjadi seorang musisi jazz terkenal. Bagai gayung bersambut, ia mendapat tawaran—dan diterima—untuk bergabung dengan band milik Dorothea Williams yang populer. Oleh karena tidak dapat menahan luapan rasa gembiranya, Joe jadi “meleng” saat jalan. Setelah berkali-kali lolos dari bahaya, Joe berakhir di sebuah lubang yang berada di tengah jalan.

Namun, ketika membuka mata, Joe mendapati dirinya berubah menjadi makhluk biru kecil yang imut. Ya, itu adalah jiwanya. Dia beserta jutaan jiwa yang lain, berada di sebuah lintasan menuju The Great Beyond, sebuah dunia untuk orang yang telah mati. Joe yang merasa bukan waktu yang tepat untuk mati—hidupnya baru saja akan dimulai—berusaha keras untuk kabur dan terjatuh di The Great Before.

Di The Great Before, tempat pembentukan karakter bagi para calon bayi sebelum lahir di bumi, Joe bertemu dengan si Nomor 22. Nomor 22 adalah salah satu jiwa yang menolak untuk mencicipi kehidupan di bumi.

Baca Juga:

Disney, Alasan Orang Terobsesi dengan Keluarga Kerajaan Inggris meski Punya Reputasi Berdarah

MCU Phase 4 Adalah Fase Terburuk Sepanjang Sejarah MCU

Berbeda dengan jiwa di The Great Beyond yang hampir mirip dengan manusia, menurut saya representasi jiwa calon bayi di The Great Before yang digambarkan Pixar ini imut-imut gimana gitu. Dilihat dari atas, mereka tampak seperti bola-bola kecil. Bahkan Nomor 22 kadang tampak seperti hantu Casper dengan warna biru muda kehijauan. Lalu, saya juga merasa seakan melihat ratusan kelereng berkaki nggelundung ke black hole ketika jiwa-jiwa tersebut berkumpul melingkar dan secara bergantian terjun ke bumi.

Setelah di The Great Before, kisah yang disajikan di film Soul mulai terasa berat. Kisah yang menarik tawa cuma sedikit banget. Otak saya jadi lebih banyak kerja. Iya, kerja, kerja, dan kerja gitu. Petualangan jiwa Joe di “dunia baru” ini sekaligus untuk menemukan cara kembali ke bumi dengan bantuan Nomor 22 telah dimulai.

Di the Hall of You, Joe melihat beberapa cuplikan kisah hidupnya dan menyadari bahwa dia telah mengorbankan seluruh hidupnya demi meraih impian. Dan ketika dia melihat tubuhnya sendiri sedang terbaring lemah di sebuah ranjang di bumi, obsesinya naik kembali. Dia harus segera kembali ke bumi bagaimanapun caranya.

Banyak cara yang telah Joe coba, tetapi selalu gagal. Sampai akhirnya saat dia dan Nomor 22 tidak sengaja berhasil terlempar ke bumi, jiwa dan tubuhnya malah tertukar. Alih-alih berada dalam tubuhnya, jiwa Joe malah terperangkap di dalam tubuh seekor kucing. Jiwa Nomor 22 menempati tubuh Joe. Kisah keduanya di bumi dimulai dengan Joe, seorang lelaki yang berperilaku dan berpikir layaknya perempuan.

Pertukaran jiwa tersebut menyebabkan terbukanya hati dan pikiran Nomor 22 dan Joe sendiri. Si Nomor 22 akhirnya memiliki keinginan untuk bisa terlahir dan hidup di bumi. Joe sendiri menyadari bahwa ada beberapa hal yang harus dibenahi dalam hidupnya selama ini. Iya sih, kadang kita memang harus mengubah sudut pandang kita supaya lebih fleksibel dengan masalah yang kita hadapi.

Nah, setelah akhirnya Joe berhasil menggapai impiannya dengan bantuan Nomor 22, dia merasa “kok ngene tok ya”. Padahal, hari di saat ia dapat melakukan pertunjukan musik jazz dengan sukses telah ia nantikan sepanjang hidupnya. Alih-alih merasa bahagia, dia malah merasa kosong. Joe menyadari bahwa ia membayar “kebahagiaan sesaat” itu dengan seluruh hidupnya.

Kemudian, dia memutuskan untuk mencari Nomor 22 dan membantunya untuk lahir ke bumi, meskipun itu berarti dia harus merelakan jiwanya menuju The Great Before. Dan bisa ditebak, Joe diberikan kesempatan kedua untuk menikmati sisa hidupnya di bumi.

Memang sih, banyak pesan yang bisa diambil dari filmSoul. Pun alunan musik jazz-nya memberi nilai plus. Meskipun saya berharap menikmati film yang lebih konyol dan menghibur, tetapi ya sudahlah. Saya nggak merasa kecewa-kecewa amat kok. Meskipun sebel juga kok bisa jiwa yang akan menuju ke The Great Beyond bisa kabur. Si Terry juga masih ngitung jiwa pakai analisis sempoa. Hahaha. Lalu, sayang banget, nggak ada bocoran kisah bagaimana bagaimana si Nomor 22 menjalani hidupnya di bumi. Hiks~

Seperti pesan utama dalam film Soul, saya yang awalnya sangat antusias dengan film ini jadi merasa “kok ngene thok ya”….

Sumber gambar: YouTube Movies Soundtrack

BACA JUGA Katanya Turis Indonesia Malu-maluin, Apa Benar Gitu? dan tulisan Siti Nur Widayati lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 Januari 2021 oleh

Tags: disneyReview Film
Siti Nur Azizah Fitriani Akbar

Siti Nur Azizah Fitriani Akbar

Mahasiswi yang rajin, tapi lebih banyak mager.

ArtikelTerkait

Serial Dokumenter Kematian Elisa Lam Menunjukkan Tingkat Kepo Netizen bisa Berbuah Keji terminal mojok.co

Serial Dokumenter Kematian Elisa Lam Menunjukkan Tingkat Kepo Netizen yang Keterlaluan

8 Maret 2021
Review Film Her, Isu Posthuman yang Menyentil dalam Seni Perfilman Dunia joaquin phoeniz scarlet johansson spike jonze terminal mojok.co

Review Film Her, Isu Posthuman yang Menyentil dalam Seni Perfilman Dunia

6 September 2020
parasite

Percuma Nonton Parasite Tapi Menutup Mata Pada Kesenjangan

14 Juli 2019
setan

Film Ghost Writer: Meminta Bantuan Setan Merupakan Alternatif Untuk Menamatkan Naskah Novel yang Nggak Kelar-Kelar

18 Juni 2019
‘The White Tiger’ Menelanjangi Kemiskinan Struktural India dengan Cara non-Bollywood terminal mojok.co

Review Film ‘The White Tiger’ dan Seberapa Relate Ceritanya sama Orang Indonesia

30 Januari 2021
Seandainya Film Cruella Bersetting di Bantul terminal mojok

Seandainya Film ‘Cruella’ Bersetting di Bantul

6 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.