Meskipun saya sudah berdomisili di Klaten, saya sejatinya manusia asli Karanganyar. Lebih dari 25 tahun saya tinggal di sana dan lumayan paham seluk beluk kabupaten yang punya sebutan New Coral ini. Selain dikenal sebagai persemayaman Raden Mas Said alias Mangkunegara I alias Pangeran Sambernyawa dan mantan presiden Soeharto, Karanganyar juga menawarkan ragam tempat wisata yang istimewa bagi pelancong luar kota.
Setiap kali saya ketemu teman luar Karanganyar, yang diketahui wisatanya hanyalah Grojogan Sewu. Sementara bagi traveler paling mentok di Candi Sukuh dan Kebun Teh Kemuning. Padahal ada puluhan, mungkin ratusan, wisata di Karanganyar yang siap memanjakan mata teman-teman semuanya.
Dalam tulisan ini, saya coba rangkumkan beberapa wisata tersembunyi yang menurut saya cocok untuk dikunjungi bagi wisatawan dan wisatawati yang tidak suka keramaian dan sedikit antimainstream.
Telaga Madirda
Terakhir kali saya datang ke sana akhir 2014. Dahulu kala, cekungan air itu sangat asri tapi terlihat kurang terurus. Tapi, mengingat potensi wisata Karanganyar, pemerintah daerah meng-upgrade Telaga Madirda menjadi sebuah lokasi wisata yang layak dikunjungi untuk sekadar menikmati kopi, rokok, dan matahari tenggalam.
Telaga Madirada terletak di bawah Tawangmangu, tepatnya di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Dulu wisata ini gratis, namun saat ini saya cek sudah mulai ada tiket masuk sebesar 15 ribu/orang.
Candi Cetho
Bagi wisatawan pecandu sejarah, Candi Cetho patut dijadikan rekomendasi wisata. Berdasarkan kasak-kusuk cerita warga setempat, candi tersebut merupakan lokasi moksa-nya Prabu Brawijaya V. Meski ada versi lain di puncak Gunung Lawu dan Pantai Ngobaran Jogja. Lokasi ini juga dijadikan pilihan mendaki di Gunung Lawu selain via Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang.
Banyak teka-teki yang butuh dipecahkan secara ilmiah. Meski ketika masuk banyak poster yang menjelaskan tentang maksud bentuk bangunan candi bercorak Agama Hindu tersebut. Di sana kalian bisa menemukan bentuk candi berbentuk kelamin (Lingga Yoni) dan memiliki sebelas teras berundak yang punya filosofi di setiap terasnya. Candi Cetho dibangun sekitar 1452-1470 Masehi pada zaman Kerajaan Majapahit, tepatnya pada masa pemerintahan Prabu Brawijaya V.
Candi ini terletak di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Pengunjung hanya perlu membayar 10 ribu/orang untuk menikmati keindahan kota dari puncak Candi Cetho.
Bukit Mangadeg
Masih dengan suasana yang dingin dan segar, Bukit Mangadeg bisa dijadikan pilihan wisata bagi para sarkub (sarjana kuburan). Di sana terdapat makam Pangeran Samber Nyawa yang dijadikan julukan suporter Pasoepati Solo. Seperti halnya makam raja di Imogiri, tata cara ziarah di sana juga menerapkan adat kraton yang tentu bisa menambah magis suasana makam.
Selain itu, sekira 100 meter dari lokasi juga ada makam presiden kedua Indonesia, Pak Soeharto dan Ibu Tien yang lumayan ramai dikunjungi peziarah yang merasakan kemakmuran semasa dipimpin selama 32 tahun Pak Harto.
Lokasi bukit ini terletak di kaki Gunung Lawu. Tepatnya di Desa Karang Bangun Kecamatan Matesih. Biasanya peziarah ditarik biaya seikhlasnya untuk berdoa dan menikmati keindahan alam di sana. Kalian harus melewati setapak tangga batu dan melihat banyak monyet berkeliaran di sekitarnya.
Studio Alam
Masuk ke Tawangmangu, ada pilihan wisata yang sangat tersembunyi dan sepi dari wisatawan. Ya, Air Terjun Studio Alam. Meski dinamai air terjun, tapi keindahannya malah jauh lebih estetik ketika musim kemarau. Di sana kalian akan melihat sebuah ruang tebing yang diselimuti lumut hijau yang sangat indah. Kemudian ada bebatuan yang masih bersih dan air jernih sungai di bawahnya.
Lokasi wisata ini berada di jalan setapak pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu. Sekitar setengah jam perjalanan dan harus menuruni tebing yang lumayan curam. Pokoknya hati-hati aja kalau lewat.
Sendang Pringgondani
Terakhir adalah Sendang Pringgondani. Wisata ini cocok bagi para pelancong ahli kebatinan. Di sana dikenal sebagai wisata rohani untuk kebutuhan duniawi seperti pesugihan, kepopuleran, naik jabatan, dan lain sebagainya. Pringgondani berasal dari kata pring (bambu), (pa) nggon (tempat), dan (dan) dani (memperbaiki). Jika diartikan memiliki arti tempat yang digunakan untuk memperbaiki diri.
Lokasi Sendang Pringgondani terletak di Kelurahan Blumbang, Tawangmangu, Karanganyar. Di sana ada beberapa tempat pertapaan seperti Sendang Gedang Selirang, Pertapaan Koconegoro, Sendang Panguripan, Sendang Penganten (Pancuran Pitu), Sendang Muria, Sendang Gentong, Goa Pringgosari, Sendang Wali, dan Goa Pringgosepi.
Itulah beberapa lokasi wisata tersembunyi di Karanganyar yang patut dicoba agar referensi dolan tidak itu-itu saja. Gas, Lur!
Penulis: Joko Yuliyanto
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Tawangmangu, Sebaik-baiknya Tempat untuk Pensiun