Saat ini, rakyat Indonesia seperti sedang dirampok di siang bolong. Terlebih lagi, perampoknya secara gamblang dan jelas mengumumkan hendak menjarah, seperti lagu “Peradaban”, sudah rampas galon, dispenser pula. Rakusnya bukan main. Nggak heran muncul niatan itu, niatan untuk pindah kewarganegaraan.
Penanganan Covid-19 yang tidak kunjung menemukan titik terang sudah membuat beberapa orang merasa tidak punya harapan lagi pada Indonesia. Ditambah Omnibus Law yang tiba-tiba disahkan di tengah prahara pandemi. Buruh semakin menderita, semuateraa tidak adil.
Jangan salah, generasi muda seperti kami tetap cinta Indonesia, karena saking cintanya juga kami bersedih kalau negara ini diurus semena-mena. Cuma ya kami juga merasa bahwa cinta tak harus memiliki itu omong kosong blas. Kami juga ingin cinta kami ini berbalas, kalau tidak ya jadinya seperti kisah cintanya Rachel kepada Farel di film Heart. Pediiih.
Kami yakin semua pasti ada jalan tengahnya. Kalau kami cinta Indonesia dan Indonesia tidak cinta kami, ya memang tinggal satu cara tersisa, yaitu dengan pindah kewarganegaraan. Sama halnya dengan cinta tak berbalas yang memaksa kita untuk move on, cari yang lain.
Jangan sampai berpikir bahwa pindah kewarganegaraan itu adalah sebuah pelarian terhadap tanggung jawab moral. Kami ini tidak lari, Mas Bro, kami hanya berusaha meringankan beban negara supaya tidak perlu repot-repot lagi mengurus kami-kami ini.
Urusan pindah negara memang gampang-gampang susah, tapi sebelum mikir soal administrasi lebih baik kita pikirkan beberapa calon tujuan negara kepindahan agar kita bisa tinggal di negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun gafur. Supaya kepindahan kita membawa kenikmatan, bukan keruwetan.
Oh iya, kalau kamu adalah penggemar film 5cm yang cinta mati sama Indonesia dan pegiat My Trip My Adventure, mungkin tulisan ini bukan buat kamu. Tapi kalau kamu tidak masalah untuk jadi anak semua bangsa di Bumi manusia, boleh juga dilihat beberapa tujuan negara untuk pindah di bawah ini bosque.
#1 Jepang
Jepang memiliki angka kelahiran yang rendah. Jika Indonesia yang dikabarkan akan mendapatkan bonus demografi beberapa tahun ke depan, Jepang justru mengalami yang sebaliknya. Populasi anak muda justru menurun, kebanyakan warga sudah berumur lima puluhan ke atas. Hal ini tentu menjadi peluang bagi kita untuk bisa mengisi rasa kesepian para saudara tua kita itu.
Selain itu, pendidikan yang jelas dan lingkungan warganya yang kondusif, tentu menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan keluarga dan menghabiskan masa tua. Yang agak susah disesuaikan dengan budaya Indonesia mungkin kultur kerjanya. Orang Jepang gila kerja dan saya pernah menyaksikan sendiri rombongan orang pulang kantor pukul 11 malam. Bagi bangsa yang doyan rebahan, ini akan jadi tantangan tersendiri.
Namun semua itu layak dijajaki berkenaan dengan sistem kenegaraan yang jelas dan lingkungan yang damai dan tertata rapi. Kita juga bisa nonton anime dan baca manga lebih banyak, atau kalau bosan bisa nonton konser AKB48 secara live di Akihabara. Jepang adalah tujuan utama jika ingin pindah kewarganegaraan.
#2 Kanada
Kedua, negara yang layak dituju adalah Kanada. Di bawah Perdana Menterinya yang tampan maksimal, Justin Trudeau, Kanada menjadi salah satu negara dengan pemerintahan paling efektif saat ini. Selain itu, salah satu kota di Kanada, Vancouver masuk ke dalam jajaran 5 besar kota paling enak untuk ditinggali di dunia pada 2019.
Jadi, jika pindah ke Kanada kita bisa tinggal di sebuah negara dengan pemerintahan yang jelas dan kota yang enak untuk didiami. Kendaraan umum nyaman, pendidikan terjamin, dan berbagai jaminan sosial yang sangat menguntungkan sebagai warga negara.
Kalau orang Jepang diberi stigma “gila kerja” orang Kanada juga diberi stigma yang nggak kalah keren. Mereka dianggap sebagai masyarakat yang “selalu baik hati”. Apa nggak damai tuh hidup di sana.
#3 Swiss
Tujuan berikutnya untuk pindah kewarganegaraan adalah Swiss. Negara yang dikelilingi gunung es ini bisa membuat kita merasa setengah tinggal di surga. Dari pengalaman kawan yang sudah pernah ke sana, air selokan yang mengalir di jalan itu bisa diminum kapan saja. Selain itu, angka harapan hidup di negara ini mencapai 83 tahun. Rata-rata dari mereka juga tidak hidup terlantar dan sehat. Tumbuh tua dan bahagia memang menyenangkan kawan.
Tantangan untuk hidup di sini adalah biaya hidup yang agak mahal dibandingkan rata-rata negara di Eropa. Jadi kita perlu mencari pekerjaan yang bagus dan menghasilkan dengan cukup baik.
Namun, itu tidak masalah karena kita bisa melihat pemandangan surgawi setiap hari. Menjadi sehat dan sesekali jalan-jalan ke tempat-tempat cantik lainnya.
#4 Negara Nordic
Keempat, tujuan untuk pindah kewarganegaraan adalah ke negara-negara nordic atau Eropa Utara. Negara-negaranya semacam Finlandia, Norwegia, Swedia, Islandia, dan Denmark. Alasannya, tingkat kesejahteraannya merata, tidak ada yang terlalu kaya atau terlalu miskin.
Hal ini bisa terjadi karena penerapan pajak yang lumayan tinggi, namun pajak itu benar-benar kembali lagi pada rakyat berupa pelayanan kesehatan dan pendidikan. Jadi urusan pajak ditilep itu langka sekali di sana.
Bonusnya adalah kita tinggal di tempat macam Winter Wonderland yang bikin kita tidak perlu beli AC. Beberapa kali dalam setahun kita bisa melihat aurora seperti yang ada di film Frozen.
#5 Bikin Negara Sendiri
Pilihan terakhir, jika pindah negara ternyata sulit dan banyak kendala, kita tinggal bikin sendiri. Konon, penulis novel Dilan, Pidi Baiq, pernah membuat negara sendiri di lantai 2 di ITB. Jadi ternyata membuat negara sendiri tidak perlu rumit, hanya butuh niat dan kesungguhan saja.
Usahakan buat negara sendirinya kecil-kecilan saja, kalau terlalu besar khawatir diserang oleh pihak yang berwajib. Nanti kalau sudah buat tidak perlu deklarasi juga, cukup dijalankan dengan sepenuh hati. Untuk urusan KTP dan administrasi lainnya tidak apa-apa numpang saja dulu di Indonesia, yang penting perasaan dan pikiran sudah fokus di negara baru.
Itulah beberapa rekomendasi negara untuk pindah kewarganegaraan. Silakan memilih kira-kira negara mana yang bisa jadi tujuan. Kalau kamu merasa sudah punya ceungceuman sendiri, silakan dieksekusi juga. Bye, Indonesia.
BACA JUGA Nasib Nelangsa Pekerja yang Tak Punya BPJS Ketenagakerjaan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.