Bila mas Rofif Zaenal Abidin dalam tulisan “Menciptakan Ketahanan Pangan dari Rumah ke Rumah” menganggap bahwa menanam cabai itu mudah, tetapi bagi saya yang baru pertama kali menanam cabai itu susah. Ketika daun cabai tiba-tiba keriting jadi kelihatan nggak sehat. Memang masih bisa tumbuh bahkan sampai berbuah. Eh, kok pas berbuah, cabainya dipakai lalat buah untuk berkembang biak. Cabai busuk sebelum matang. Angan-angan saya akan memanen cabai seketika gugur.
Mulai bulan Januari kemarin, saya memutuskan untuk membuat pekarangan depan rumah untuk ditanami sayur-sayuran. Saya ingin menanam cabai, terong, tomat, daun bawang, dan kembang kol. Berangkatlah saya ke pembibitan dan membeli bibit-bibit tersebut. Pikir saya, nanti enak kalau panen. Kalau kepengin sambel, tinggal petik aja. Swadaya kebutuhan dapur dong. Selain itu, saya membeli benih kangkung dan sawi yang masih berupa biji.
Eladalah, kata teman saya yang petani, cabai dan terong itu banyak perawatan. Tidak disarankan untuk pemula seperti saya menanam dua tanaman itu, katanya. Karena obat-obat seperti pestisida, insektisida, dan fungisidanya lebih banyak daripada tanaman lainnya. Saya belum percaya kalau belum mengalami sendiri. Ndilalahnya, saya pun menemui paling banyak masalah pada tanaman cabai, terong, dan tomat. Bahkan kembang kol saya gagal panen. Hiks.
Tiwas ngenteni suwe jebul gagal panen. (Terlanjur menanti lama ternyata gagal panen)
Sebenarnya, semua masalah hama itu sudah bisa diatasi dengan obat-obat yang dijual di toko pertanian. Hanya saja, harga-harganya itu lo yang bisa menguras isi dompet. Terutama cabai. Atau pake yang organik bisa, missal dengan air rendaman tembakau. Tapi ya kuncinya harus tlaten dan tidak langsung hilang. Harus sabar.
Kalau cabai, terong, dan tomat tidak direkomendasikan untuk pemula, lalu tanaman sayur apa saja yang bisa direkomendasikan kepada pemula? Saya pun bertemu dengan channel youtube kebun organik yang membahas tentang ini. Saran beliau, untuk pemula adalah menanam sayur yang daunnya dipanen. Karena sayur jenis ini adalah yang paling mudah perawatan dan paling cepat panen. Di sini akan saya tuliskan tanaman-tanaman tersebut. Ya bagi yang ingin menciptakan ketahanan pangan berbasis rumahan pemula, saran ini bisa dipakai.
Kangkung
Salah satu sayuran favorit saya. Sayuran ini sangat mudah tumbuh dan minim hama. Bahkan masa panennya pendek. Pada umur 25 hari bisa dipanen. Tapi kalau saya sih, sebulan lebih biasanya saya panen. Bahkan saya pernah lihat ada channel Youtube yang memanen kangkung hanya dalam waktu 17 hari.
Kangkung juga minim hama. Pernah juga tanaman kangkung saya dimakan hama ulat kecil-kecil yang jumlahnya banyak. Hanya satu tanaman yang terkena saat itu. Akhirnya saya mencabut tanaman tersebut dan lenyap sudah gangguan ulat. Tidak kembali.
Sawi
Sawi juga termasuk tanaman yang mudah ditanam dan cepat panen seperti kangkung. Baik itu sawi pahit, sawi hijau hingga sawi daging (pakcoy). Sebenarnya saya tidak senang dengan sawi. Saya menanam karena ayah saya senang dengan sawi. Hitung-hitung menyenangkan ayah. Sawi yang saya tanam adalah sawi hijau.
Ndilalah, pertama menanam kok gagal. Karena sawi-sawi saya yang di pekarangan diserang ulat. Salah saya juga sih, tidak rajin-rajin melihat sawi. Sehingga ulat-ulat dengan lahap menghabisi mereka. Dan saya terlambat mengetahuinya ketika sawi sudah gugur semua. Kegagalan itu tak menyurutkan niat saya untuk menanam sawi kembali. Saya pun menanam sawi lagi, tetapi kini di pot. Tidak di pekarangan, karena trauma. Pikir saya di pot lebih enak memantaunya. Haha.
Daun bawang/ bawang pre
Daun bawang itu adalah tanaman yang bisa reinkarnasi dan mudah beranak pinak karena nggak pakai KB, eh. Kalau malas membeli bibitnya, kalian bisa mendaur ulang daun bawang dari dapur. Sisa dari batang daun bawang bisa ditanam, daripada dibuang. Kan lebih enak punya tanaman sendiri. Apalagi daun bawang ini rajin membelah diri untuk memperbanyak keturunan.
Hanya saja masa panen daun bawang ini lebih lama daripada kangkung, sawi, dan bayam, 2,5 bulan dari bibit. Kalau dari penyemaian bisa sampai 5 bulan. Meski begitu, daun bawang ini termasuk tanaman yang mudah ditanam dan minim hama. Tapi pernah saya memergoki ulat bulu besar menggerogoti daun bawang saja. Meski begitu, masih bisa diatasi. Karena ulatnya hanya satu, nggak datang bergerombol seperti ulat grayak atau ulat tentara.
Bayam
Baik bayam cabut maupun tidak dicabut, keduanya sama-sama mudah ditanam. Masa panen bayam hampir sama dengan kangkung dan sawi, tapi lebih cepat bayam, 21 hari sudah bisa dipanen. Bahkan di rumah saya, tanpa saya menanam, bayam sudah tumbuh sendiri seperti tanaman liar. Tapi bukan yang bayam cabut lo ya.
Jadi, sudahkah menentukankah mau menanam sayuran apa untuk swadayswa ketahanan pangan?
BACA JUGA Menciptakan Ketahanan Pangan dari Rumah Ke Rumah dan tulisan Ervinna Indah Cahyani lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.