• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menciptakan Ketahanan Pangan dari Rumah Ke Rumah

Rofif Zaenul Abidin oleh Rofif Zaenul Abidin
20 April 2020
A A
ketahanan pangan

Menciptakan Ketahanan Pangan dari Rumah Ke Rumah

Share on FacebookShare on Twitter

Secara sengaja maupun tidak, kita pasti sering melihat headline pemberitaan dari beberapa portal berita baik secara online atau offline mengenai kenaikan beberapa bahan makanan. Hampir di setiap bulan bahkan terkadang mendekati hari-hari penting seperti bulan ramadhan terjadi kenaikan dan kelangkaan bahan baku seperti gula pasir, daging, bahkan bawang putih, bawang merah, dan yang paling sering adalah kenaikan harga cabai.

Cabai adalah salah satu bahan pokok wajib bagi masyarakat Indonesia yang kita ketahui sangat gemar sekali mengkonsumsi makanan dengan rasa pedas. Mungkin bagi kalangan yang belum berumah tangga seperti saya kenaikan harga bahan makanan seperti cabai tidak terlalu dipusingkan. Saya lebih pusing jika terjadi kenaikan harga kuota paket data apalagi jika disertai dengan pengurangan jumlah volume internet yang ditawarkan oleh suatu provider.

Namun, kita pasti pernah mendengarkan keluhan dari orang tua, terutama Ibu ketika selesai berbelanja di pasar tradisional. Sebagai contoh minggu kemarin ketika Ibu saya selesai berbelanja di sebuah pasar tradisional, sesampainya di rumah, sambil ngeluarin belanjaan, beliau bilang kalau sekarang minimal harus ngeluarin uang 15 ribu cuma buat beli cabai.

“Memang sekarang harga perkilonya berapa bu?” tanya saya sambil bantuin ibu masukin belanjaan ke kulkas. “Dari dulu, harga cabai per kilonya pasti di atas 50 ribu mas, ini juga hanya membeli seperempat kilo.” Ibu saya menambahkan lagi “Kalau ke pasar, Ibu paling minim membawa uang 100 ribu, itu juga hanya mendaptakan cabai, bawang putih, bawang merah serta beberapa sayur untuk dimasak 3 sampai 4 hari”.

Sebenarnya tepat di halaman rumah, kami juga menanam beberapa pohon cabai yang bisa dipetik beberapa buah. Pernah Ibu saya mengatakan bahwa cabai biasa beliau petik setiap 3 kali sehari dan cukup untuk menghemat pengeluaran belanja sebesar 100 ribu dalam setiap bulannya. Keluarga saya memang menanam pohon cabai dari 3 bulan lalu dengan membeli bibit cabai di kecamatan lain yang tidak terlalu jauh dari rumah.

Media perawatan yang dilakukan juga cukup sederhana. Kami hanya menyiapkan lahan di halaman rumah yang sudah dicangkul. Kemudian dicampur dengan pupuk organik seperti kotoran kambing ditambah dengan kulit padi hasil pengolahan beras atau biasa disebut merang. Media tersebut sangat gampang didapatkan di lingkungan tempat tinggal kita.

Saya ingat betul ketika Ibu saya mengatakan dengan menanam beberapa cabai bisa menghemat biaya belanja 100 ribu. Pernah Bapak saya mengatakan jika teman beliau menanam bawang merah dengan luas 5×6 meter mampu memanen sekitar 4 kilo bawang putih. Terbesit sebuah ide yang cukup aneh dan memang harus ditertawakan.

Karena konon katanya jika suatu ide tidak ditertawakan maka ide tersebut masih dianggap biasa saja. Ide yang langsung muncul dalam benak saya yaitu menciptakan ketahanan pangan dimulai dari rumah ke rumah dimulai dari lingkup terkecil yakni RT. Ketahanan pangan tersebut, dapat diciptakan dengan cara mengajak para anggota masyarakat untuk menyisihkan lahan kosong.

Lahan kosong dengan luas beberapa meter di depan rumah nantinya ditanami pohon seperti cabai, bawang merah dan putih. Nantinya, setiap rumah diwajibkan untuk menanam satu jenis tanaman. Jadi misalkan dengan hitungan sederhana disebuah RT terdapat 45 kepala keluarga maka, tinggal dilakukan pembagian saja.

Setiap 15 rumah menanam pohon cabai, 15 rumah menanam bawang putih serta 15 rumah menanam bawang merah. Atau lebih bagus lagi ditambah dengan ditanami beberapa sayur seperti terong, sawi atau bahkan kacang panjang dan kangkung. Nantinya di saat panen, warga di RT tersebut dapat saling bertukar hasil sesuai dengan kebutuhan mereka.

Memang terlihat sederhana. Jika mungkin ada kendala dari anggota yang tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan perawatan secara mandiri, bisa kita akali dengan memberikan pekerjaan bagi orang di RT tersebut yang memiliki kemampuan dan pengetahuan lebih tentang bercocok tanam untuk berkeliling melakukan perawatan secara berkala. Nantinya orang tersebut dapat kita berikan imbal jasa berupa pendapatan dari dana kas RT tiap bulan atau mingguan.

Selain dapat menekan biaya yang dikeluarkan dari tiap kepala keluarga, dengan program tersebut nilai positif yang timbul juga akan didapatkan rasa kekeluargaan dan semangat gotong royong yang kita eluh-eluhkan. Semoga apa yang saya pikiran dapat diterapkan oleh saya dan juga masyarakat luas di berbagai tempat. Saya akan lebih berharap lagi jika ide ketahanan pangan dari rumah ke rumah ini dalam praktek penerapannya mengalami perbaikan yang jauh tidak terpikirkan oleh saya.

BACA JUGA Lockdown Mandiri di Desa Bikin Sadar kalau Cuma Ketua RT yang Bisa Nyelametin Kita atau tulisan Rofif Zaenul Abidin lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 April 2020 oleh

Tags: ketahanan panganurban farming

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Rofif Zaenul Abidin

Rofif Zaenul Abidin

ArtikelTerkait

Urban Farming Budaya Kuno yang Kini Dibutuhkan Masyarakat Pedesaan Terminal mojok

Urban Farming: Budaya Kuno yang Kini Dibutuhkan Masyarakat Pedesaan

1 Februari 2021
urban farming bercocok tanam kota rumah kaca mojok (1)

Urban Farming untuk Mengatasi Masalah Ketahanan Pangan, Realitas atau Ilusi?

27 November 2020
urban farming, Memang Betul, Berkebun di Masa Pandemi Itu Ternyata Mengasyikkan sayuran

Rekomendasi Jenis Sayuran yang Bisa Ditanam Pemula

22 April 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Lima Kenangan Anak 90-an Bermain Playstation

Lima Kenangan Anak 90-an Bermain Playstation

Romantisme Mas Pur dan Mbak Rinjani Ketika Jakarta Memberlakukan PSBB

Romantisme Mas Pur dan Mbak Rinjani Ketika Jakarta Memberlakukan PSBB

happy anniversary 1 bulan contoh bahasa inggris salah kocak mojok

Orang Udah Berlomba-lomba ke Bulan, Kamu Masih Bilang 'Happy Anniversary 1 Bulan’



Terpopuler Sepekan

Bom Waktu Arema FC dan Momentum Suporter Generasi Baru (Unsplash)
Pojok Tubir

Bom Waktu Arema FC dan Momentum Perubahan bagi Suporter Generasi Baru yang Menolak Tunduk

oleh Iqbal AR
30 Januari 2023

Bersikaplah layaknya manusia berempati!

Baca selengkapnya
6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

25 Januari 2023
Pertashop Lebih Nyaman, SPBU Pertamina Malah Bikin Resah (Unsplash)

Pertashop Lebih Nyaman karena Mengisi Bensin di SPBU Bikin Resah

28 Januari 2023
Dilema Agen Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

Dilema Pangkalan Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

26 Januari 2023
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .