Saya merasa, kok, kebanyakan rebahan malah bikin badan saya jadi lemas meskipun badan nggak bekerja. Kepala pusing meskipun otak nggak dipakai buat mikir. Aneh! Padahal rebahan bukanlah aktivitas angkat-angkat barang tapi tetap saja terasa lelah. Orait, biar rebahan jadi aktivitas yang berfaedah, saya merekomendasikan buku-buku ini untuk jadi bacaan Ramadan. Nggak cuma itu, bisa juga jadi teman sehari-hari daripada meratapi rindu berkepanjangan sama yang-yangan. Yah, siapa tahu kamu yang lagi gabut banget jadi bertambah minat buat baca buku.
Membaca juga aktivitas yang mengasyikan, kok. Otak kita akan bekerja. Informasi yang kita terima bisa kita olah, kritisi, dan ungkapkan. Dari bahan bacaan juga bisa jadi bahan obrolan bersama yang-yangan saat video call. Bahan bacaan ini juga bisa menjadi bahan tulisan (seperti yang dilakukan tulisan ini hahaha). Minimal jadi sebuah trit di Twitter biar timeline isinya nggak spal-spil, spal-spil, mulu. Hedeh~
Rekomendasi bacaan Ramadan #1 Wanita yang Merindukan Surga – Esty Dyah Imaniar
Buku ini berisi esai panjang menjelaskan lima jalan hijrah yang tak perlu kamu takutkan: hijrah penampilan, hijrah pergaulan, hijrah perasaan, hijrah pekerjaan, dan hijrah pengajian. Kelima aspek itu dibahas berdasarkan pengalaman pribadi Esty dan disampaikan dengan ringan.
Dalam buku ini menjelaskan bahwa penyederhanaan konsep hijrah sebagai perubahan dari perilaku buruk ke perilaku baik, lebih cocok disebut dengan taubat. Namun demikian Esty tetap berterima kasih pada konsep hijrah ala taubat yang sekarang malah jadi hype banget. Selanjutnya Esty menjelaskan keresahannya pada kesalahan istilah ini yang berbeda pemahaman dengan momen hijrahnya Rasullullah saw..
Dalam satu aspek yang saya suka adalah hijrah pekerjaan. Di tengah riuhnya orang-orang keluar dari pekerjaannya di bank, karena secara terang riba disebutkan dalam Al-Quran. Perkara hijrah ini masih terbang pilih karena tren hijrah yang sedang berlangsung. Di sisi lain belum ada tren hijrah pekerjaan dari perusahaan sawit, pertambangan, pabrik tekstil, dan instansi lain yang jelas-jelas berdampak negatif bagi bumi.
Kemudian pekerjaan yang menjadi pilihan bagi sobat hijrah adalah berdagang. Terlebih lagi berdagang online yang waktunya memang fleksibel. Berdagang—disebutkan langsung oleh Rasullullah—adalah pintu rezeki terbanyak. Menjalankannya adalah sunah. Apalagi kalau yang sobat hijrah perdagangkan adalah produk-produk hijrah. Wah, bisa berdagang sambil berdakwah.
Saya suka banget sama gaya menulisnya Esty dalam buku ini. Sumpah enak banget. Kekinian juga. Kalau lagi baca buku ini serasa kayak lagi baca chat WA dari temen sebaya. Membacanya, kita kayak dengerin Esty sedang bercerita sekaligus memberi pemahaman layaknya sesi sharing dan curhat.
Bukunya bisa dibeli di sini.
Rekomendasi bacaan Ramadan #2 Hijrah Jangan Jauh-jauh, Nanti Nyasar! – Kalis Mardiasih
Buku ini berisikan kumpulan esai-esai karya Kalis Mardiasih. Dari semua esai yang saya baca dalam buku ini, satu esai yang sangat menarik, yakni “Jangan Bertakbir Jika Berniat untuk Merundung Orang Lain” (hlm. 100). Dalam esai ini Kalis mengangkat takbir yang beberapa waktu lalu terdengar sangat meresahkan. Seharusnya takbir yang berarti Allah Mahabesar akan membuat manusia merasa sekecil-kecilnya. Tapi beberapa waktu lalu takbir malah digunakan untuk merundung orang lain yang berseberangan pendapat atau pilihan politik. Di kolom-kolom komentar media sosial, kita bisa melihat banyak takbir tapi sayangnya lepas dari makna takbir itu sendiri. Bersama takbir ini, manusia malah merasa paling benar dan mendapat kekuatan untuk melakukan propagandanya.
Bagi Kalis, takbir seperti itu bukanlah takbir yang ia cari dalam Islam. Saya sebagai pembaca pun demikian. Ironis ketika takbir menjadi lafaz refleksi diri, eh malah dibuat untuk menakut-nakuti. Dalam esai ini, Kalis mengajak kita—pembaca—tinggalkan takbir di sudut ruang sunyi ibadah kita saja. Jangan jual takbir dengan harga murah hanya untuk menyakiti sesama.
Saya suka gaya menulisnya Kalis yang begitu semangat menyuarakan keresahannya. Semua esai hampir selalu berangkat dari pengalaman pribadi kemudian dilanjutkan dengan suatu gagasan baru. Bahasanya juga ringan sehingga pemahaman bahwa Islam itu seharusnya menyejukkan, menyenangkan, dipenuhi kebaikan, dan tidak sesak oleh amarah atau rasa penaklukan, begitu kental terasa.
Bukunya bisa dibeli di sini.
Rekomendasi bacaan Ramadan #3 Laki-Laki yang Tak Berhenti Menangis – Rusdi Mathari
Setelah membaca kedua buku di atas. Rasanya buku yang berisi kumpulan kisah-kisah islami penyejuk hati ini wajib saya rekomendasikan. Ada 23 kisah yang tersaji pada buku berjumlah halaman 115 ini. Lewat kisah-kisah ini Alm. Rusdi Mathari mengajarkan kita—pembaca—bahwa dalam beragama dan berketuhanan seseorang harus mempunyai rasa kemanusiaan yang lebih dari orang yang tidak beragama.
Membaca ke-23 kisah dalam buku ini akan membat saya teringat pada kisah-kisah islami yang disampaikan oleh guru ngaji sewaktu masih kecil. Setiap kisah disajikan dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna. Dengan gaya penulisan seperti penceritaan dongeng akan membuat kita larut dan merefleksikan diri dalam pemahaman Islam yang rahmatan lil alamin, santun, tidak grusa-grusu, dan lembut. Banyak hal yang diangkat oleh Alm. Cak Rusdi, hampir setiap kisah begitu releated dalam kehidupan.
Saya sangat suka dengan kisah berjudul “Fitnah” (hlm. 1). Mengisahkan seorang pemuda yang meminta maaf kepada Abu Nawas karena sudah memfitnahnya. Lalu Abu Nawaz memaafkan pemuda tersebut tapi dengan dua syarat. Pertama, si pemuda itu diminta oleh Abu Nawaz untuk mengoyak sebuah bantal dan mengeluarkan isinya. Kedua, si pemuda itu diminta memungut seluruh isi bantal dan memasukkannya kembali.
Tentu saja, pemuda itu tidak bisa memungut dan memasukkan kembali seluruh isi bantal yang terkoyak. Sama halnya dengan kehormatan diri, harga diri, dan nama baik seseorang yang sudah difitnah akan rusak dan menyebar ke mana-mana. Kita tidak akan bisa mengembalikan muru’ah orang yang sudah kita fitnah seperti sedia kala. Begitulah fitnah bekerja.
Bukunya bisa dibeli di sini.
Cukup 3 buku saja yang saya rekomendasikan walaupun masih banyak buku-buku bertema reliji lainnya. Baca 3 buku di atas sesuai list, sebab dari bukunya Esty kita dapat pemahaman, dari bukunya Kalis kita dapat petualangan, dan dari bukunya Alm. Cak Rusdi kita dapat refleksi.
BACA JUGA Sisi Manis Pedagang Buku Online, Profesi yang Bikin Saya Banting Setir Sekian Tahun Lalu dan tulisan Allan Maullana lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.