Real Madrid: Ekonomi Elit, Transfer Sulit

Florentino Perez, Orang Paling Berbahaya di Jagat Sepak Bola UEFA Super League

Florentino Perez, Orang Paling Berbahaya di Jagat Sepak Bola (Akun Twitter Jaymistical1)

Setelah gelaran Piala Dunia Qatar 2022 selesai, ternyata ada tim besar yang mengalami nasib kurang mujur, tak lain tak bukan adalah Si Raja Eropa Real Madrid. Sejak jeda piala dunia usai, Real Madrid tampak seperti mengalami “quarter season crisis” atau yang netizen bola lebih sering menyebutnya sebagai “kehabisan bensin”.

Salah satu tamparan yang terbaru adalah kekalahan Real Madrid melawan FC Barcelona di Final Piala Super Spanyol dengan skor cukup telak 3-1. Selain itu, Real Madrid pun juga terlempar dari peringkat pertama klasemen La Liga dan sekarang berjarak 3 poin dari peringkat pertama Barcelona.

Dari sekian (banyak) hasil kurang memuaskan tersebut, banyak sekali fans yang menuntut adanya pembelian pemain pada bursa transfer musim dingin ini. Maklum, beberapa performa “nggerus ati” Real Madrid belakangan ini seringkali berhasil membuat para fans mengecek tekanan darah setiap selesai matchday.

Meskipun tuntutan transfer banyak datang dari para fans, manajemen klub tampaknya tetap bergeming. Bahkan, Pelatih Carlo Ancelotti pun juga sempat menegaskan bahwa klub tidak akan melakukan pembelian pemain pada bursa transfer musim dingin. Carlo Ancelotti juga menjelaskan bahwa Ia sudah merasa puas dengan kondisi skuad yang ada. Ya kita sih sebagai fans husnuzan aja ya, mungkin Ancelotti puas ngeliat Jesus Vallejo jadi asisten latihannya Courtois, atau puas ngejadiin Lord Mariano temen ngobrol di bangku pelatih.

Mariano ini beliau bukan sembarang beliau, sebenar-benarnya jimat Madrid.

Sikap pelit hemat Real Madrid ini memang telah dilakukan manajemen sejak beberapa musim yang lalu. Terhitung sejak musim panas 2020, Real Madrid hanya melakukan pembelian sebanyak empat pemain, itu pun dua pemain diambil secara bebas transfer. Dampaknya, kebijakan hemat transfer ini sangat menguntungkan sisi finansial klub. Di masa pandemi Covid-19, Real Madrid menjadi satu dari sangat sedikit klub yang berhasil surplus neraca keuangan dalam tiga musim terakhir, di saat klub rivalnya Barcelona harus menarik tuas ekonomi sampe mampus hanya untuk menyelamatkan klub dari kebangkrutan.

Manajemen Real Madrid memang jagonya urusan pelit finansial klub. Kalau boleh dianalogikan, kelakuan manajemen Real Madrid saat ini benar-benar mirip dengan kelakuan anak-anak muda Gen Z yang sering menggaungkan financial awareness di sosial media. Mulai dari sikap manajemen klub yang fokus renovasi Stadion Santiago Bernabeu demi meningkatkan passive income, sampai keputusan investasi tidak terukur dalam bentuk pemain muda yang pada akhirnya cuman jadi rugi bandar.

Bahkan kalau boleh fair, kayaknya manajemen Real Madrid lebih pelit dari para influencer financial awareness ini. Karena sepelit-pelitnya si influencer finansial itu, mereka masih menyempilkan anggaran mereka buat self-healing ke Bali tiap semester, sedangkan Real Madrid disuruh beli pemain aja malah tetep fokus bangun stadion sambil menunggu kejelasan transfer Kylian Mbappe.

Di sisi lain, berbagai kebijakan hemat transfer dan pembangunan stadion tadi juga menjatuhkan korban ke internal klub itu sendiri, tak lain ya ke pemain-pemain saat ini yang sudah mulai menua. Terhitung saat ini saja sudah ada tiga pemain usia senja yang masih harus jadi tulang punggung klub, mulai dari Toni Kroos (33 tahun), Karim Benzema (35 tahun), hingga Luka Modric (37 tahun). Dengan macetnya regenerasi pemain, Carlo Ancelotti mau tak mau harus mengeksploitasi tenaga renta tiga pemain tersebut demi mengamankan setiap poin sekaligus menyelamatkan kariernya sendiri.

Soal itu, saya ada saran nih buat Haji Benzema dkk, kalo Ancelotti dan manajemen emang udah keterlaluan mah dilaporin aja ke Satgas Kemnaker pasal eksploitasi pekerja di atas umur. Atau kalo mau yang lebih politis, bisa juga tuh gabung ke Partai Buruh. Kan bisa sama-sama untung tuh, Benzema dkk bisa dapet bekingan kalo mau bikin demo di Valdebebas, Partai Buruh juga untung bisa dapet representasi buruh di industri sepakbola, sekalian ekspansi suara ke bocil-bocil dedemit (dedek-dedek madrid).

Yah di luar semua kekecewaan tadi, kita sebagai fans cuma bisa berharap agar Real Madrid segera keluar dari keterpurukan. Minimal mah menangin tuh piala kaleng Copa Del Rey, malu juga kalo nanti ujung-ujungnya nol trofi lagi. Tapi ya mau gimana pun nantinya, pokoknya Hala Madrid Y Nada Mas!

Sumber gambar: Akun Twitter @JayMystical1

Penulis: Farrel Ahmad Syakur
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Dilema Real Madrid dan Barcelona: Beda Kelas Gareth Bale dan Ousmane Dembele

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version