Pertama kali membeli welcome set skincare SK-II bulan Agustus 2020 lalu, saya memperlakukannya dengan hati-hati bak benda keramat. Sebelum membeli pun, manfaat dan khasiatnya sudah diperhitungkan dengan cermat. Pasalnya, harganya yang sekian digit berpotensi membuat dompet sekarat. Namun, apa boleh buat. Meski berat, saya sudah bertekad kuat. Merawat dan mencintai kulit wajah tanpa syarat.
Keinginan merawat kulit ini bukannya tanpa sebab. Sekitar dua tahun lalu, saya mengikuti sebuah lomba lari maraton di Jawa Tengah. Seperti biasa, di sepanjang lintasan, para fotografer kawakan siap mengabadikan momen-momen para pelari. Foto-foto yang sangat Instagram-able itu selalu saya pamerkan di akun media sosial dengan bangga.
Di antara sekian banyak foto keren, terdapat satu foto extreme close up wajah yang membuat saya tertegun. Betulkah kulit wajah saya seperti itu?
Lensa tele sang fotografer begitu jelas menangkap seraut wajah yang kulitnya kering, pori-porinya besar, berlubang-lubang bekas jerawat, penuh kerutan, dan terlihat tua. Rasanya tidak mungkin. Bukan itu yang saya lihat setiap hari saat bercermin. Akan tetapi, foto itu diambil di bawah sinar matahari, dan sinar matahari tidak pernah berbohong.
Sontak saya merasa bersalah. Sejak hamil dan melahirkan, hingga kini si buah hati berusia 9 tahun, saya memang nyaris tak pernah merawat kulit wajah. Foto itu seolah menegur dan menyuruh saya berubah sebelum terlambat. Sudah waktunya saya belajar mencintai diri sendiri. Caranya antara lain dengan menyayangi wajah dan memberinya perawatan memadai.
Saya segera membeli serangkaian produk skincare lokal merek terkenal yang harganya ramah di kantong. Sayang beribu sayang, produk tersebut ternyata kurang cocok. Alih-alih membaik, wajah saya malah berjerawat.
Ketika akhirnya jerawat itu lenyap, pada saat bersamaan saya menyadari usia yang tak lagi muda. Waktu yang ada untuk merawat dan meremajakan kulit sebelum menua sungguhan, bisa jadi tidak banyak tersisa.
Oleh karena hal itu, saya lantas memilih produk yang sudah hampir pasti cocok, yaitu skincare SK-II. Berdasarkan testimoni kerabat dan kawan-kawan yang sudah bertahun-tahun memakai SK-II, jarang ada orang Asia yang tidak cocok dengan produk perawatan wajah dari Jepang tersebut.
Sebagai permulaan, saya membeli welcome set skincare SK-II yang berisi 3 produk sekaligus. Yang paling saya incar tentunya Facial Treatment Essence (FTE) dengan 90% pitera, yang sering disebut miracle water atau air ajaib karena khasiatnya. Pitera adalah air beras yang telah difermentasikan, yang mengandung berbagai nutrisi yang baik untuk kulit. Konon pitera bisa membuat kulit wajah tampak sebening kristal.
Kotak merah marun mengkilap berisi welcome set skincare SK-II itu saya buka dengan hati-hati. Botol kaca mungil berisi FTE 75 ml menempati sudut paling aman dalam laci. Juga botol plastik mini berisi facial treatment clear lotion 30 ml, dan R.N.A. POWER radical new age cream 15 gram dalam wadah bundar. Oh iya, krim wajah ini juga dijual tersendiri dalam kemasan 50 gram dengan harga cukup fantastis. Lantaran hal itu, saya merasa bahwa harga welcome set ini cukup sepadan.
Saat mengoleskan FTE untuk pertama kali, sensasinya amat menyegarkan. Kulit wajah saya terasa lembab dan nyaman seketika. Saya optimis produk ini cocok. Hati langsung lega. Rasanya seperti menebus dosa, setelah bertahun-tahun abai merawat kulit wajah.
Barangkali Anda pernah melihat iklan SK-II, di mana bintang iklan menuangkan FTE dengan melimpah ke telapak tangannya, menyatukan kedua tangan, lantas mengusapkannya ke kulit wajah hingga merata. Seolah belum cukup, ia mengulanginya lagi, lantas menepuk-nepukkan FTE ke kulit wajahnya hingga terserap sempurna.
Dari segi visual, iklan tersebut memang enak dilihat. Seolah seperti itulah seharusnya kita merawat kulit wajah, membanjirinya dengan FTE yang melimpah. Jika keborosan itu ditiru oleh para pemakainya, FTE akan cepat habis, dan mereka akan membeli lagi. Dengan demikian angka penjualan FTE akan selalu tinggi. Namun strategi pemasaran brilyan itu tidak berlaku bagi orang Cina pelit seperti saya.
Mengingat harganya yang mahal, sejak awal saya sudah bertekad untuk memakainya sehemat mungkin. Menurut seorang teman, jika dipakai secara teratur sebanyak dua kali sehari, 75 ml FTE baru akan habis setelah 4 bulan. Namun, saya sudah membuktikan sendiri bahwa jika dihemat, 75 ml FTE bisa bertahan selama 5-6 bulan.
Tekstur FTE sangat cair, tak ubahnya air biasa. Karena itu, menuangkannya ke atas telapak tangan pun harus ekstra hati-hati agar tidak mubazir. Perlu diingat bahwa sekitar 2 hingga 3 tetes FTE sudah cukup untuk seluruh wajah. Jadi sebisa mungkin jangan tuangkan lebih dari 3 tetes. Tidak perlu pula menggunakan dua tangan, cukup satu saja.
Terhitung sudah 8 bulan lamanya saya memakai FTE SK-II secara teratur. Saat facial clear lotion dan radical new age cream-nya habis duluan, biasanya saya ganti dengan produk merek lain yang harganya lebih bersahabat. Yang penting pemakaian FTE-nya jalan terus.
Meski belum tampak sebening kristal, kini kulit wajah saya sudah jauh membaik dibanding sebelumnya. Saya bahagia. Namun, dompet saya merana. Saya mencoba membujuknya.
“Habis mau bagaimana lagi. Mencintai diri sendiri itu kan penting.”
“Sejak dulu begitulah cinta, deritanya tiada akhir….”
Sumber Gambar: YouTube Dona Muramatsu
BACA JUGA Inilah Jalan Kebenaran Urutan Pakai Skincare agar Tak Sesat Lagi dan tulisan Santi Kurniasari Hanjoyo lainnya.