Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Rasanya Ngontrak Bareng Anak Indigo Bagian 2

Akhyat Sulkhan oleh Akhyat Sulkhan
10 Oktober 2019
A A
anak indigo

anak indigo

Share on FacebookShare on Twitter

“Kebaikan bisa mendatangimu lewat hal-hal yang mungkin tak terduga.”

Kutipan nasihat Ibu di atas, saya kira cocok untuk membuka kelanjutan cerita Rasanya Ngontrak Bareng Anak Indigo: Sering Mendadak Horor yang masih menggantung di bagian akhirnya—antiklimaks. Setidaknya, akhir cerita saya, untuk sementara ini, tidak setragis novel-novelnya Abdullah Harahap atau KKN Desa Penari–nya SimpleMan.

Jadi begini, insiden susah kencing yang menimpa saya beberapa hari lalu memang cukup aneh. Karena berlangsung hanya saat itu juga dan tak lagi berulang. Saya sih bersyukur, meski masih agak takut juga sampai hari ini. Haryanto tak mengatakan apa-apa mengenai kejadian itu. Ia hanya ketawa-ketawa saja setiap kali saya tanya.

Mungkin ia mangkel karena sudah sedikit saya olok, jadi ia tidak lagi berbagi cerita horor sebagaimana sebelumnya. Padahal saya yakin, si anak indigo pasti tahu sesuatu.

Agak lama dia tidak lagi membahas seputar hal-hal mistik sampai akhirnya beberapa hari lalu, saya mimpi dikejar pocong. Saya tidak ingat detail seluruh kejadian dalam mimpi tersebut. Akan tetapi, intinya, saya sedang berada di kontrakan malam-malam dan sendirian dan gelap. Lalu ketika saya membuka pintu hendak keluar, entah bagaimana, saya malah tiba di sebuah kuburan dan ada pocong menuju ke arah saya dengan cara melayang.

Saya mencoba lari dari pocong itu tetapi langkah kaki saya berat sekali. Saya juga mencoba membaca beberapa potongan ayat Alquran, akan tetapi lidah saya kelu mendadak. Dan ketika hantu yang wujudnya hampir mirip guling itu memeluk saya, saya pun bangun. Gelagepan. Mak gendindap! Atau entah apa pun istilah lain yang sanggup menunjukkan kekagetan yang amat sangat. Selain badan yang dingin, keringat saya juga bercucuran, seperti habis lari keliling kompleks perumahan.

Waktu itu jam 12 malam. si anak indigo sedang mengerjakan tugas di kamarnya. Melihat saya tiba-tiba masuk dengan wajah pucat dan seluruh badan basah keringat, ia pun heran.

“Kamu sakit?”

Baca Juga:

Cerita Horor Blok M Buatan Kawan Saya Bikin Saya Yakin Semua Urban Legend Adalah Karangan

Pertigaan Gandok, Pertigaan Paling Meresahkan di Kota Bandung. Mulai dari Durasi Lampu Merahnya yang Menguji Kesabaran, sampai Ada Teror “Pocong”!

Saya menggeleng. “Aku mimpi.”

“Mimpi apa?”

“Dikejar-kejar pocong,” kata saya.

Haryanto menunjukkan senyum ala dukun serba tahunya. “Ya jelas, wong pocongnya tidur sama kamu!”

Deg! Ucapan Haryanto sontak membuat bulu kuduk saya meremang.

“Jangan nakut-nakutin, sih!”

“Sudah sejak tadi, aku melihat pocong itu di atas kasurmu. Tadinya mau cerita, tapi ntar malah kamu jadikan bahan guyonan,” ucapnya. “Makanya jangan suka mencela apa yang belum kamu ketahui.”

Saya agak kesal sebetulnya dengan sikap sok–nya Haryanto. Tapi mungkin juga dia masih sakit hati akibat saya goda. Terbukti dari sindirannya itu.

Saya tidur di kamar Haryanto malam itu. Daripada nanti bangun-bangun, si guling malah tiba-tiba menindih saya dari atas seperti dalam film-film. Walaupun Haryanto agak risih dan berusaha menyuruh saya kembali ke kamar sebelah sembari mengejek. “Masa cowok udah gede takut tidur sendiri.” Tapi terserahlah. Saya pura-pura tak mendengar olokannya.

Besoknya, sewaktu kami sarapan, si anak indigo bilang, “biar rumah ini nggak dihuni yang aneh-aneh, harus sering dibersihkan dan harus rajin-rajin didoakan.”

Setelah dua kejadian yang menimpa saya, tentu saja saya tidak bisa tidak sepakat dengan usul Haryanto. Maka usai sarapan, kami pun merancang kegiatan positif yang kemudian rutin kami lakukan hingga hari ini. Kegiatan-kegiatan tersebut sederhana saja, tetapi efeknya cukup bikin hidup lebih baik. Berikut ini saya sampaikan lebih jelasnya :

  1. Bersih-bersih

Agar rumah tak dihuni jin dan segala macam, maka saban hari saya pun terpaksa menguatkan diri untuk bersih-bersih. Mulai dari menyapu ruangan, rajin mencuci pakaian supaya tak menumpuk, rajin membersihkan kamar mandi, menyikat toilet, tidak membiarkan sampah membusuk lama di tempat sampah. Pokoknya apa pun saya lakukan, agar supaya para jin tidak betah berada di rumah kontrakan, sebagaimana anjuran Haryanto.

Ini di luar kebiasaan saya sebelumnya. Kalau dulu, saya bersih-bersih kosan mungkin sebulan sekali. Itu juga sekiranya sudut-sudut ruangannya sudah disesaki sarang laba-laba dan bau sampah-sampah di tong sudah sedemikian busuk sehingga menarik keluarga kecoa untuk tinggal.

  1. Rajin Beribadah

 Aktivitas selanjutnya yang kami lakukan dalam rangka menghalau jin keluar rumah, tentu saja rajin-rajin beribadah. Minimal sering salat dan mendaras Alquran. Ini berat sih buat saya yang biasanya suka salat Zuhur mepet Asar, Magrib mepet Isya, dan Subuh kalau sempat bangun. Tapi Haryanto terus menekan saya supaya rajin salat tepat waktu. Ia juga sering memaksa saya untuk ikut tahlilan saban Jumat.

Walhasil, dalam hal beribadah, saya ada peningkatan walaupun motifnya agar terhindar dari setan-setan. Kadang tertekan juga sih—tapi setidaknya bukan tertekan yang seperti pas zaman Orba. hehe. Namun setidaknya salat saya terjaga, kecuali Subuh. Memang sih sering, tapi kalau sedang ngantuk-ngantuknya, sering ngelantur juga bacaan saya dan, kadangkala, jumlah rakaatnya kelebihan lantaran belum sadar betul.

  1. Sering Bersilaturahim

Selain soal bersih-bersih dan ibadah, Haryanto kemudian sering pula menganjurkan saya open house. Tujuan pertamanya: silaturahim. Tujuan keduanya supaya rumah ramai manusia dan jin-jin kabur. Memang sih, dengan silaturahim, kawan banyak dan kadang mereka bawa jajan juga ke kontrakan. Haryanto memberi contoh dengan mengawalinya.

Tapi beberapa kawan Haryanto agak nggragas dan itu cukup membuat dia sebal. Misalnya, soal madu botolnya yang ditenggak habis, padahal itu untuk persediaan satu bulan. Dan, yang paling bikin dia berang, itu soal pemantik apinya yang kerap disikat. Sehingga, kadang untuk menyalakan rokok, Haryanto mesti susah-susah mendekatkan congornya ke atas kompor.

Dengan semua kegiatan di atas, saya memulai hidup baru. Sudah beberapa hari ini, saya istiqamah bersih-bersih rumah dan beribadah. Meskipun lucu juga kalau mengingat, bahwa saya melakukan ini semua lantaran takut hantu. Tapi saya rasa, saya jadi lebih baik, lebih disiplin ketimbang dulu. Memang benar nasihat Ibu saya, mengenai kebaikan yang mungkin mendatangi manusia dari arah yang tak terduga.

Namun pengalaman mendadak horor saya, tak bisa purna sepenuhnya. Beberapa kali Haryanto tiba-tiba pulang dari bepergian dalam kondisi seperti orang stres. Kalau sedang demikian, itu berarti dia  ketempelan banyak jin-jin dari jalanan. Dia sendiri mengakui hal tersebut.

“Orang yang aura dan mata batinnya sudah terbuka sepertiku, bisa jadi magnet untuk jin-jin. Walaupun jarak mereka mungkin saja jauh,” demikian Haryanto menjelaskan.

Apabila merasa sudah ketempelan, Haryanto biasanya akan melakoni wirid tertentu, kemudian meruqyah dirinya sendiri lewat gerakan-gerakan yang sama sekali saya tidak mengerti. Dengan demikian, saya berani bertaruh kalau Haryanto, umpamanya niat bikin channel YouTube, pasti dia bisa menyaingi Citra Prima dan cerita-cerita dia jelas tidak se-kacangan  Ewing HD atau bahkan Raditya Dika.

Yogyakarta, 2019 (*)

BACA JUGA Lagu Lingsir Wengi dan Kaitannya Terhadap Kemunculan Kuntilanak di Penginapan atau tulisan Akhyat Sulkhan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Oktober 2019 oleh

Tags: anak indigocerita hororkkn desa penaripocongruqyah
Akhyat Sulkhan

Akhyat Sulkhan

ArtikelTerkait

asrama mahasiswa

Sosok Penghuni Asrama Mahasiswa yang Sebenarnya

11 Oktober 2019
Iklan Podcast Horor di Spotify Sukses Bikin Saya Langganan Spotify Premium

Iklan Podcast Horor Sukses Bikin Saya Langganan Spotify Premium

4 Desember 2023
lowongan kerja perusahaan tak kasatmata operator warnet kisah mistis cerita horor hantu setan genderuwo mojok.co

Pengalaman Bertemu Operator Warnet yang Berteman dengan Setan Penyuka Susu

11 Juni 2020
di kuburan

Pengalaman Numpang Tidur di Kuburan

18 Oktober 2019
sinetron jadi pocong pocong mumun mojok.co

Pocong Mumun dan Jefri di Sinetron ‘Jadi Pocong’ Adalah Tontonan Terseram Semasa Kecil

7 Agustus 2020
Pengalaman Membonceng Teman yang Mendadak Kesurupan. Kapok, deh! terminal mojok.co

Pengalaman Membonceng Teman yang Mendadak Kesurupan. Kapok, deh!

18 Desember 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.