Ramayana Mall Salatiga: Mall Mewah yang Dulu Jadi Andalan, tapi Sekarang Mulai Ditinggalkan

Ramayana Mall Salatiga: Mall Mewah yang Dulu Jadi Andalan, tapi Sekarang Mulai Ditinggalkan

Ramayana Mall Salatiga: Mall Mewah yang Dulu Jadi Andalan, tapi Sekarang Mulai Ditinggalkan (Unsplash.com)

Siapa yang dulu punya kenangan tiap weekend datang ke Ramayana Mall Salatiga ini?

Kebanyakan keluarga zaman dulu punya agenda quality time tiap weekend pergi ke suatu tempat. Entah pergi berbelanja ke mall atau sekadar tamasya ke kebun binatang. Kalau nggak bisa, paling mentok pergi ke supermarket yang ada di kota. Pokoknya jalan-jalan bareng keluarga waktu kecil dulu rasanya wajib banget, deh.

Di Salatiga, juga ada lho satu tempat yang jadi andalan quality time keluarga pada masanya. Tempat yang saya maksud adalah Ramayana Mall Salatiga.

Ramayana boleh dibilang supermarket serba ada yang sejak dulu jadi kebanggaan bocil-bocil di area Salatiga dan sekitarnya. Bahkan dulu kadang saya merasa iri dengan teman-teman yang tiap minggu bisa menghabiskan waktu mereka di sini, entah untuk main di Timezone atau belanja alat tulis.

Sayangnya, kini Ramayana Mall Salatiga sudah nggak semewah dulu. Tempat ini makin sepi ditinggalkan pelanggan.

Tergeser dengan banyaknya toko online

Hadirnya toko online memang menjadi salah satu penyebab Ramayana Mall Salatiga mulai ditinggalkan. Alasan utamanya jelas karena di toko online tersedia beragam pilihan promo dan cashback yang menguntungkan pembeli. Selain itu, berbelanja di toko online nggak perlu berdesak-desakkan dengan pembeli lainnya seperti di dalam mall.

Padahal dulu Ramayana Mall Salatiga selalu ramai, apalagi saat weekend tiba, beneran full dan penuh dengan canda tawa anak-anak. Bahkan di hari-hari besar seperti menjelang Idulfitri pengunjung yang datang ke mall mewah di Salatiga ini tak kalah membludak.

Antrean panjang di kasir jadi pemandangan biasa dulunya. Eskalator di dalam mall pun penuh dengan pengunjung. Oh ya, eskalator di mall ini terbilang legendaris, lho, sebab termasuk yang pertama ada di Salatiga. Saat pertama kali ada eskalator di mall ini, banyak orang yang datang ke sini sekadar untuk menjajal tangga berjalan tersebut.

Ramayana Mall Salatiga dulu termasuk mall mewah

Dulu, strata sosial seseorang bisa terlihat dari rutinitasnya berbelanja ke Ramayana Mall Salatiga. Sebab, mall ini dulunya termasuk mall mewah yang hanya bisa dijangkau oleh orang-orang dari kalangan menengah ke atas. Selain itu, mall satu ini juga cukup komplet pada masanya sehingga jadi andalan warga yang hendak berbelanja.

Promo tiap weekend

Demi menarik kembali pengunjung untuk datang ke sini, mall ini berupaya semaksimal mungkin. Salah satu usahanya lewat promo yang kerap diadakan di weekend. Biasanya informasi soal promo ini disampaikan melalui speaker mall.

Sebenarnya dulu Ramayana Mall Salatiga juga kerap menginformasikan barang-barang baru atau barang promo yang tersedia melalui loudspeaker. Sekarang cara ini kembali dilakukan demi menarik minat berkunjung para pelanggan.

Area Timezone tetap ramai

Meski kondisinya sudah nggak seramai dulu, ada satu bagian Ramayana Mall Salatiga yang tetap ramai sampai sekarang. Tepatnya di arena bermain anak, yakni Timezone. Jika datang ke sini, kita masih akan menjumpai anak-anak yang antusias bermain dan menukarkan hasil kerja keras mereka dengan boneka atau camilan.

Timezone tetap ramai dikunjungi anak-anak karena di sekitaran Salatiga memang cuma sedikit arena bermain untuk anak. Nah, anak-anak Salatiga zaman dulu pasti mainnya di Timezone Ramayana Mall Salatiga ini dan sampai sekarang pun tempat ini jadi yang favorit.

Mall mewah ini telah menjadi saksi bisu perkembangan Kota Salatiga yang makin maju. Meskipun kini kondisinya makin sepi dan mulai ditinggalkan para pelanggan, mall ini tetap lekat di hati masyarakat Salatiga. Kalian punya kenangan apa di mall ini?

Penulis: Wulan Maulina
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 3 Hal yang Perlu Disiapkan Sebelum Wisata ke Salatiga.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version