Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Quora Media Sosial Paling Nggak Toxic yang Pernah Saya Coba, Bikin Betah

Nurul Olivia Ulfa oleh Nurul Olivia Ulfa
21 Mei 2025
A A
Quora Media Sosial Paling Nggak Toxic yang Pernah Saya Coba, Bikin Betah Mojok.co

Quora Media Sosial Paling Nggak Toxic yang Pernah Saya Coba, Bikin Betah (unsplah.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Informasi begitu mudah didapat saat ini. Kehadiran berbagai macam sosial media seperti Facebook, Instagram, TikTok, X (dahulu Twitter) memudahkan seseorang mengakses berbagai informasi. Terlebih Quora yang memungkinkan penggunanya mendapatkan informasi sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. 

Bagi yang belum tahu, Quora adalah salah satu platform yang bisa menjadi andalan saat kita membutuhkan jawaban atas berbagai pertanyaan. Itu mengapa media sosial dari Amerika Serikat itu memudahkan penggunanya mendapatkan informasi lewat berbagai pilihan jawaban yang dilakukan oleh berbagai pengguna.  Selain lebih lengkap, pengguna bisa mendapatkan berbagai perspektif baru. Selain sistemnya yang seperti tanya jawab, di bawah ini beberapa kelebihan Quora lain yang membuat penggunanya (setidaknya saya) betah:

#1 Pembahasan yang lebih berbobot

Tidak seperti platform media sosial lain yang isinya tidak jauh dari gosip artis, informasi hoax, dan berita-berita sampah lain. Quora menempatkan diri sebagai platform media sosial yang mengedepankan interaksi berbobot berbasis komunitas.

Di media sosial ini tidak jarang kita akan menemukan pembahasan tentang ilmu pengetahuan yang lengkap dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Ilmu pengetahuan seperti kedokteran, geografi, spiritual, dan lain-lain yang tentunya akan menambah ‘pustaka’ di otak kita.

Ilmu-ilmu tersebut tentu saja dibagikan oleh pengguna Quora yang memang berkecimpung di dunia yang digeluti. Misalnya, seorang pengguna yang berprofesi sebagai seorang dokter membagikan kisahnya saat sedang menangani pasien dengan penyakit tertentu. Atau seorang pemuka agama yang menceritakan kisah spiritualnya.

#2 Isi komentar yang tidak judgemental dan bijaksana

Tidak semua yang diceritakan di Quora “bergizi”. Ada juga segelintir user yang berkeluh kesah tentang kehidupannya, tentang mertuanya yang jahat, tentang suami yang berselingkuh, ya mirip-mirip sinetronlah. Walau cerita yang dibagikan terkadang ada yang membuat pembaca mengelus dada dan ingin berkata kasar, tapi jarang sekali ditemukan komentar buruk atau kata-kata kotor.

Selain itu, komentar yang ada di Quora tidak pernah keluar dari topik yang dibahas. Upaya pembaca dalam berkomentar di Quora patut diacungi jempol. Bukan hanya panjangnya jawaban yang diberikan, namun penguasaan pembaca terkait hal yang dibahas membuat jawaban menjadi tepat sasaran dan langsung mengena ke inti persoalan.

Jika di platform lain kita sering membaca komentar yang pedas, menyudutkan, bahkan mem-bully, namun di Quora jarang ditemukan hal tersebut. Coba deh, sesekali main ke Quora dan buktikan.

Baca Juga:

4 Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Medsos X, dari Titip Menfess sampai Jasa Spam Tagih Utang

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

#3 Penghuni Quora kebanyakan adalah bukan orang sembarangan

Jika di platform media sosial lain kebanyakan user-nya adalah bocil di bawah umur, maka kamu tidak akan menemukan itu di Quora. Mayoritas pengguna media sosial ini adalah generasi X (yang berusia 41-55 tahun) dan millennial (yang berusia 26-40 tahun).

Dari rentang usia tersebut bisa dipastikan bahwa mereka adalah orang yang sudah mengalami banyak manis dan pahitnya kehidupan. Selain itu, banyak juga pengguna bertitel profesor, Ph.D yang tidak sungkan untuk berbagi cerita di Quora. Maka jangan heran jika kamu sering menemukan komentar yang intelek, bijak dan solutif karena Quora isinya bukan orang yang sembarangan.

#4 Jarang terlihat user Quora yang toxic

Mungkin banyak orang yang berhenti bermain sosial media seperti Facebook dan Instagram karena pernah menerima komentar berupa caci maki atau berteman dengan orang yang toxic. Di Quora jarang sekali ditemukan pengguna yang toxic.

Kebanyakan pengguna di sini sangat menghargai penutur dalam berbagi cerita. Makanya jarang sekali ada pengguna Quora yang berkomentar buruk apalagi mencaci. Oleh karena itu, banyak pengguna yang betah membagikan ceritanya di Quora.

#5 Bisa memakai identitas anonim

Kalian tidak suka jika orang-orang mencari tahu tentang dirimu di Quora? Kamu tidak mau bahwa kamu yang menulis cerita di Quora? Tenang, ada fitur anonim di Quora yang bisa membuat identitasmu dirahasiakan dan tidak akan terlacak.

Fitur ini rata-rata tidak dimiliki oleh platform sosial media lain. Kebanyakan orang akan membuat second account jika ingin membagikan cerita yang berbau privasi. Namun di Quora kamu tidak perlu membuat second account. Kamu tetap bisa menggunakan akun utamamu dan tinggal memilih fitur anonim jika kamu tidak mau orang lain tahu identitasmu. Aman, kan?

Setiap sosial media memang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kita tinggal memilih mana sosial media yang sesuai dengan kebutuhan kita. Bagaimana? Tertarik untuk menjadi pengguna Quora setelah membaca artikel ini? Tapi, saya sih berharap pejuang FB pro dan salam interaksi untuk bertahan di platformnya masing-masing. Terima kasih.

Penulis: Nurul Olivia Ulfa
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Bukan TikTok Atau X, Platform Media Sosial Paling Toxic Adalah LinkedIn

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Mei 2025 oleh

Tags: Media SosialquoraSosial Media
Nurul Olivia Ulfa

Nurul Olivia Ulfa

Nurul Olivia Ulfa mengawali kegiatan menulisnya sejak SD melalui diary. Berlanjut dimuatnya cerita humor di majalah Sabili tahun 2006. Saat kelas 8 SMP tahun 2007, ia meraih juara 1 lomba menulis cerpen tingkat SMP dan SMA se-kecamatan. Berlanjut pada dimuatnya artikel-artikel di platform Hipwee dan masih aktif hingga saat ini.

ArtikelTerkait

facebook

Menjadi Orang yang Berbeda di Facebook, Twitter, dan Instagram

21 Agustus 2019
sombong humblebrag merendah untuk meninggi dosa, berdosa

Berbagai Reaksi Orang ketika Menjumpai Orang yang Merendah untuk Meroket

21 Juni 2020
julid

Julid Online: Maraknya Auto Base Twitter yang Mewadahi Julid Together

7 Oktober 2019
5 Hal yang Sering Dipamerkan PNS di Media Sosial (Shutterstock.com)

5 Hal yang Sering Dipamerkan PNS di Media Sosial

7 Maret 2022
merdesa

Merdesa, Indonesia

6 Agustus 2019
3 Tipikal Admin Media Sosial yang Bikin Mangkel terminal mojok.co

3 Tipikal Admin Media Sosial yang Bikin Mangkel

23 November 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.