Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

Quiet Firing: Langkah Pengecut Perusahaan yang Amat Merepotkan

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
21 September 2022
A A
Quiet Firing: Langkah Pengecut Perusahaan yang Amat Merepotkan

Quiet Firing: Langkah Pengecut Perusahaan yang Amat Merepotkan (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Dunia kerja dengan segala dinamikanya nyaris selalu menawarkan persoalan yang menarik untuk dibahas. Salah satunya adalah quiet firing. Belakangan, istilah ini sempat ramai menjadi bahan perbincangan para pekerja di semesta LinkedIn, karena sebagian pekerja merasa relate, pernah mengalami secara langsung, atau paling tidak diceritakan oleh rekan kerjanya.

FYI, quiet firing adalah momen di mana atasan atau perusahaan diam-diam memaksa karyawannya untuk resign dengan menciptakan situasi dan/atau lingkungan kerja yang nggak nyaman, toxic, dan sebangsanya. Pada titik tertentu, sebaik apa pun pencapaian kalian sebagai karyawan, bahkan tidak dilihat atau dihargai sedikit pun. Sederhananya, kerjaan lagi jelek dicerca, tapi ketika bagus nggak jadi bahan cerita. Sebagian lainnya menyebut bahwa konsep quiet firing sama halnya seperti istilah “politik kantor”.

Jika kalian sudah memahami konteksnya, merasa familier atau pernah mengalami, dan merasa quiet firing sangat-sangat-sangat menyebalkan sekaligus membikin kalian pengin misuh sambil teriak “Bajingan!”, tenang, kalian nggak sendirian.

Pada dasarnya, quiet firing memang menyebalkan. Bagi saya, bahkan nirprofesional. Lantaran, atasan atau perusahaan seakan-akan mencari gara-gara, menciptakan perkara yang nggak perlu, agar karyawan merasa nggak betah. Sampai akhirnya, karyawan tersebut memutuskan untuk resign dalam keadaan terpaksa—karena situasi dan kondisi di kantor yang jauh dari kata nyaman.

Kenapa quiet firing dirasa sangat menyebalkan bahkan terkesan nggak profesional?

Begini. Jika memang seorang atau beberapa karyawan tidak lagi dibutuhkan eksistensinya di suatu perusahaan dengan berbagai alasan atau faktor, apa pun itu (kondisi finansial perusahaan yang sedang kurang sehat, efisiensi, dll.), disukai maupun tidak oleh para karyawan, sebaik-baiknya cara adalah dikomunikasikan. Disampaikan secara terbuka. Agar tidak ada prasangka, asumsi, sekaligus gesekan yang tidak perlu antara perusahaan dan karyawan.

Selain itu, quiet firing terkesan tidak profesional. Lha, gimana. Sama-sama sudah dewasa, sama-sama ada di ranah profesional, masa proses penyelesaian masalahnya menggunakan langkah pengecut sekaligus merepotkan, sampai membuat karyawan nggak nyaman segala?

Jika di antara kalian ada yang bertanya-tanya kenapa quiet firing bisa terjadi atau sengaja diciptakan, beberapa alasan yang paling umum di antaranya:

Baca Juga:

Cari Kerja Memang Susah, tapi Bertahan di Lingkungan Kerja Toxic Juga Nggak Ada Gunanya

Mau Diakui atau Tidak, Pemain Mobile Legends Indonesia Memang Toxic

Pertama, faktor dislike karena alasan yang subjektif, bukan berdasarkan kinerja. Kedua, tidak ada rencana untuk meningkatkan performa karyawan. Baik dari sisi kompetensi maupun promosi jabatan. Sehingga, perusahaan lebih mengambil opsi mencari karyawan baru. Ketiga, tidak diperlukan lagi.

Dan masih banyak alasan lain yang menyebalkan, padahal untuk solusi dari persoalan tersebut, sebetulnya masih bisa dibicarakan. Suka atau tidak, realitas yang mesti dihadapi di dunia kerja, di sebagian perusahaan, memang demikian.

Lantas, apakah ada cara dalam melawan quiet firing? Tentu saja ada. Saran saya, lawan dengan cara yang berkelas dan atas nama profesionalitas.

Pertama, tetap bekerja sebagaimana biasanya, minimal sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang diberikan. Kalau bisa, tetap capai target sesuai dengan yang disepakati. Jika dalam prosesnya kalian diberi tugas ini dan itu sebagai tambahan, coba kerjakan sebaik-baiknya terlebih dahulu. Anggap saja kalian sedang improvisasi diri lewat jalur mandiri sambil menerapkan konsep: take a chance, make a change.

Kedua, jika dalam satu tim sudah menyadari ada kejanggalan ini, terlepas dari apakah yang diam-diam dipecat hanya satu atau beberapa karyawan, utamakan saling back up satu sama lain untuk tetap bisa capai target, maka akan lebih baik. Buktikan bahwa satu dengan yang lain memang sudah solid.

Ketiga, peka. Kalian, sebagai karyawan, nggak ada salahnya untuk menyadari, kapan harus terus berjuang-membuktikan kepada perusahaan bahwa kalian memang layak untuk tetap bekerja-mendapat promosi-atau pendapatan yang lebih baik. Dan kapan harus mengakhiri perjuangan.

Jika memang perusahaan atau atasan masih tetap bersikeras menjalankan praktik quiet firing, sedangkan kalian sudah maksimal dalam bekerja, pilihan dikembalikan kepada kalian: bertahan atau mundur perlahan.

Hal penting yang perlu diingat, pengalaman, usaha, dan perjuangan yang sudah dilakukan, tidak akan pernah sia-sia. Bahkan, bisa dijadikan bekal ketika bekerja di perusahaan lain di waktu mendatang. Setidaknya, bisa lebih siap dan tidak gagap dalam menghadapi persoalan serupa.

Terakhir, sebagaimana dinamika lainnya dalam dunia kerja, quiet firing, mesti dilawan dengan sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya, oleh para karyawan.

Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Begini Rasanya Disingkirkan Pakai TWK dan 4 Alasan Menjadi ASN KPK Itu Terlalu Rumit Dipahami

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 September 2022 oleh

Tags: quiet firingresigntoxic
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Menunda Resign Demi THR Sah-sah Aja, Itu Siasat Karyawan Memaksimalkan Haknya Mojok.co

Menunda Resign Demi THR Sah-sah Aja, Itu Siasat Karyawan Memaksimalkan Haknya

5 April 2024
Hal-hal yang Perlu Karyawan Ketahui tentang Exit Interview Saat Mengajukan Resign terminal mojok.co

Hal-hal yang Perlu Karyawan Ketahui tentang Exit Interview Saat Mengajukan Resign

8 April 2021
Apakah Pegawai J.CO kalau Resign Juga Beli Donat J.CO? Ternyata Tidak, Mereka (Kayaknya) Beli Pizza Hut

Apakah Pegawai J.CO kalau Resign Juga Beli Donat J.CO? Ternyata Tidak, Mereka Beli Pizza Hut

21 Desember 2023
lowongan kerja pencari kerja wawancara kerja sdm keluhan rekruiter pengusaha wirausaha mojok

Saat Wawancara Kerja, Jangan Pernah Menjelek-jelekkan Perusahaan Lama

30 Mei 2021
10 Makanan Khas Karyawan Resign: Dari Donat sampai Tumpeng Mojok.co

10 Makanan Khas Karyawan Resign dari Donat sampai Tumpeng

22 November 2023
Untuk Menjadi Pebisnis, PNS Nggak Harus Resign dari Pekerjaannya

Untuk Menjadi Pebisnis, PNS Nggak Harus Resign dari Pekerjaannya

12 April 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet Mojok.co

AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet

11 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.