Di Jogja, tepatnya di Jalan Magelang, ada pusat jajanan pasar yang jadi jujugan para pencinta kue tradisional.
Sebagai warga yang sudah mendiami Kota Jogja sedari lahir, saya kerap diminta untuk memberikan rekomendasi. Rekomendasinya ada dari siapa saja dan tujuannya untuk apa saja. Ada teman kuliah yang minta diberi tahu tempat belanja kerudung, saudara sepupu yang melancong ke Jogja dan pengin belanja oleh-oleh selain bakpia, hingga orang asing di Twitter yang mencari tempat berburu jajanan pasar.
Untuk yang terakhir, biasanya diikuti oleh syarat-syarat tertentu, salah satunya bukan dijual di dalam pasar. Lho, agak ajaib juga ya permintaannya. Belanja jajanan pasar tapi bukan di pasar. Tapi, di Kota Jogja ini memang ada surga bagi para pencinta jajanan pasar yang dijajakan di pinggir jalan langsung.
Di ujung Jalan Magelang, sekitar satu kilometer dari perempatan Pingit yang katanya punya durasi lampu merah terlama di dunia, terdapat surga untuk belanja jajanan pasar. Lokasi pusat jajanan pasar ini berada di utara Borobudur Plaza atau selatan pabrik traktor Quick. Di kedua sisi jalan, yang mayoritas berkumpul di sisi timur, penuh dengan jajanan pasar yang menggiurkan.
Transaksi jual-beli di sini sebenarnya berlangsung sejak subuh, sekitar pukul 3 pagi. Yak, ketika sebagian besar orang masih memeluk guling, pedagang kaki lima di Jalan Magelang sudah mulai menata dagangan. Kamu mungkin bertanya-tanya, siapa yang makan snack pukul 3 pagi?
Orang-orang yang sudah menyambangi pusat jajanan pasar Jalan Magelang di jam-jam mata masih mengantuk ini umumnya adalah para pengulak. Mereka membeli jajanan dalam jumlah besar untuk dijual kembali. Dan untuk mendapatkan harga beli paling murah dan panganan yang masih hangat, mereka harus berangkat pagi-pagi buta.
Tempat terbaik untuk kulakan adalah membeli dari para pedagang kaki lima yang menyusun dagangannya di kardus atau keranjang-keranjang berwarna putih. Mereka umumnya duduk dengan dingklik dengan jajanan yang mengelilingi. Harga untuk setiap makanan yang dijual oleh pedagang dengan karakteristik ini biasanya cenderung nggak pas. Misalnya roti kukus dan brownies dihargai masing-masing Rp 1.300. Harga yang nggak pas ini tujuannya agar pembeli, yang biasanya adalah pedagang juga, bisa mengambil untung ketika menjualnya kembali.
Kalau kamu lewat di Jalan Magelang lebih dari jam 7, hampir sudah nggak ada lagi pedagang kaki lima yang berjualan di pusat jajanan pasar ini. Wis podo kukut. Bahkan ketika saya datang jam 6 pun sudah nggak terlalu banyak pilihan makanan yang di keranjang karena sudah habis diborong pembeli yang kulakan. Tinggal tersisa makanan yang nggak cepet basi, yang didominasi oleh roti-rotian.
Selain karena sudah ludes terjual, para pedagang kaki lima ini memang punya waktu yang terbatas dalam menawarkan jualannya. Sebab, mereka menggelar dagangannya di depan toko-toko yang masih tutup. Jadi ketika sudah memasuki jam kantor, para pedagang kaki lima ini harus segera membereskan dagangannya.
Selain lapak para pedagang kaki lima, ada pula sejumlah lima kios besar yang juga menjajakan jualan mereka di pusat jajanan pasar ini. Opsi jajanannya di kios besar memang cenderung lebih variatif dan masih banyak meski mereka buka sampai sore. Bahkan bisa dibilang mereka bukan hanya menjajakan jajanan pasar. Sebab, di sini kamu juga bisa menemukan kue ulang tahun, nasi kotak, hingga harum manis.
Hanya saja, kios-kios yang bernama Elegance Snack, Excellent Snack, Kangen Omah, Lisa Snacker, dan Depot Janda ini nggak cocok untuk kulakan. Harganya selisih jauh dengan dagangan para pedagang kaki lima. Satu buah dadar gulung dikenakan harga Rp2.000 dan risol mayo Rp2.500. Tentu para pengulak mikir-mikir untuk kulakan di sini.
Kios-kios jajanan di Jamal memang kalah telak dari segi harga. Namun, kios-kios ini buka lebih lama dan dapat menerima pesanan partai kecil maupun besar. Banyak ibu-ibu arisan atau yang sedang menggelar hajatan yang pesan antar snack di sini karena lebih praktis. Sementara itu nggak semua pedagang kaki lima dapat menerima pesanan sehingga terkadang kamu harus pesan langsung kepada pemasoknya. Kamu harus tahu terlebih dahulu siapa pemasoknya dan di mana rumahnya.
Snack yang dijajakan di pusat jajanan pasar Jalan Magelang, baik oleh pedagang kaki lima maupun kios, umumnya dipasok oleh supplier. Beberapa supplier tinggal di dekat Jalan Magelang, yaitu di sekitar Kalurahan Kricak. Ada juga pedagang yang memang memproduksi sekaligus memasarkan sendiri. Maka nggak heran kalau makanannya masih anget.
Jadi, harga untuk setiap jajanan di Jalan Magelang ini dipengaruhi oleh dua hal, yakni waktu jualan dan tempat untuk menaruh jajanan. Kalau datang pagi, kamu akan bisa belanja banyak snack dengan harga grosir di para pedagang kaki lima. Tapi para pedagang ini akan pulang ketika orang-orang sudah mulai berangkat kerja. Selain itu, harga panganan yang ditata di keranjang jauh lebih terjangkau dibandingkan yang disusun di atas meja.
Kamu bisa memutuskan, mau agak struggle dengan bangun pagi dan membungkuk sewaktu milih makanan tapi dapat harga miring atau memilih dengan lebih nyaman tapi harganya kurang ramah.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Rekomendasi Tempat Berburu Takjil sambil Ngabuburit di Kota Yogyakarta.