Daftar Isi
Kota tua yang eksotis
Sekitar awal periode 1980-an, masih banyak bangunan dan rumah tua peninggalan Belanda. Meski rata-rata sudah berusia di atas 100 tahun, bangunan tua itu masih kokoh berdiri. Rata-rata, bangunan tersebut berdiri di antara tahun 1950-1960.
Salah satu bangunan yang sangat terkenal di Purwokerto adalah Villa Krandji. Rumah peninggalan Belanda ini terletak di tepi selatan Jalan Jenderal Sudirman. Villa Krandji adalah ikon kota, bersama bangunan tua lainnya yang sudah tergerus oleh perkembangan zaman.
Saat ini, ruko memadati sepanjang Jalan Jenderal Sudirman. Padahal, sampai 1997, saya masih ingat, di depan Alun-Alun Kota yang sekarang berdiri sebuah mall, dahulu ada gedung bioskop dengan nama Bioskop Garuda. Bioskop Garuda menjadi satu-satunya gedung bioskop yang memiliki balkon seperti layaknya gedung kesenian di Eropa yang masih tersisa di Jawa Tengah.
Menurut cerita simbah, dulu Bioskop Garuda merupakan gedung kesenian. Gedung ini menjadi pusat berbagai jenis kegiatan seni. Adalah Karesidenan Banyumas, meliputi Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Cilacap yang mengadakan. Selanjutnya, Gedung Kesenian Sutedja di Pasar Manis menggantikan Gedung Garuda sebagai pusat kegiatan budaya. Gedung Sutedja dibangun untuk mengenang dan menghormati tokoh budaya Banyumas pada masa lalu.
Sisa-sisa bangunan peninggalan Belanda
Saat ini, rumah tua peninggalan Belanda yang masih tersisa mungkin hanya yang ada di sepanjang Jalan Ahmad Yani. Selain itu? Mungkin saya yang kurang info, tapi yang jelas, bangunan-bangunan dengan konstruksi bangunan Eropa sudah semakin langka dan sulit ditemukan.
Hanya sedikit yang tersisa di sekitar Sokaraja, di sebuah kecamatan di sebelah timur kota Purwokerto. Sayangnya, bangunan tersebut kurang perawatan. Satu-satunya yang masih agak terawat adalah bangunan bekas pabrik gula Kalibagor, yang sudah berganti fungsi sebagai pabrik garmen.
Kalibagor, dengan cerobong asap yang khas, sudah menyandang status cagar budaya. Makanya, gedung tersebut lebih terawat.
Hilangnya toko penjual lukisan di Sokaraja
Sokaraja di Purwokerto. Siapa yang tak kenal? Selain sebagai pusatnya sroto dan getuk goreng, Sokaraja ini dulu juga terkenal dengan pelukis dan banyaknya toko lukisan karya pelukis lokal. Saya masih sempat menjumpai toko-toko ini pada pertengahan 1990-an. Saat itu, masih ada 8 toko yang menjual lukisan.
Ketika saya melintas di Sokaraja di awal September 2023, hanya tersisa 1 toko yang masih menjual lukisan. Saya tidak tahu berapa sisa jumlah pelukis lokal Sokaraja. Ini adalah kenyataan yang sangat memiriskan hati, mengingat Sokaraja juga terkenal dengan pelukis-pelukisnya yang hasil lukisannya terlihat sangat natural dan indah dipandang mata.
Mungkin, apa yang saya sampaikan terdengar klise. Namun, sebenarnya, dari keberadaan bangunan tua bisa menjadi dasar bagi kita semua untuk menghargai sejarah berdirinya sebuah kota. Sayang, sisi eksotis itu sudah hilang. Membuat Purwokerto tak lagi elok seperti dulu.
Penulis: Santhos Wachjoe P.
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Purwokerto, Tempat Tinggal Terbaik di Jawa Tengah