Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Purwokerto, Kota Kecil Rasa Jakarta: Semakin Mahal dan Kekinian padahal Dompet Warganya Pas-pasan

Wahyu Tri Utami oleh Wahyu Tri Utami
16 Mei 2025
A A
Purwokerto, Kota Kecil Rasa Jakarta: Semakin Mahal dan Kekinian padahal Dompet Warganya Pas-pasan

Purwokerto, Kota Kecil Rasa Jakarta: Semakin Mahal dan Kekinian padahal Dompet Warganya Pas-pasan (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Antrean panjang, umur pendek

Menjamurnya franchise di kota kecil ini sering kali seperti kembang api. Datang meriah, bikin heboh, lalu… pyar, hilang tanpa sisa.

Saya pernah lihat antrean di Lawson waktu baru buka. Mengular dan terlihat dari luar minimarket tempatnya berada. Tapi dua bulan kemudian, antreannya sudah tinggal dua orang.

Ini bukan karena produknya jelek. Tapi karena konsumen di kota kecil seperti kami cepat puas, cepat bosan. Rasa penasaran itu kuat, tapi loyalitas? Nggak semurah harga promo.

Dan ini juga jadi ironi, banyak franchise datang tanpa benar-benar paham siapa yang mereka layani. Mereka datang dengan asumsi bahwa anak muda di kota mana pun pasti rela bayar mahal asal tempatnya estetik. Padahal anak muda di Purwokerto bisa healing hanya dengan duduk santai di alun-alun.

Harga versus kenyataan di Purwokerto

Kita tidak bisa membohongi realitas. Mau sebagus apa pun desain interiornya, kalau harga kopinya dua kali lipat dari warung tetangga, ujung-ujungnya pelanggan akan balik ke yang murah.

Karena setelah fase coba-coba selesai, masyarakat akan kembali ke logika ekonomi paling dasar: yang penting kenyang, murah, dan gampang diakses. Nggak perlu ada WiFi 200 Mbps atau playlist Spotify lo-fi, yang penting es tehnya dingin dan bisa refill.

Saya punya teman yang waktu Fore Coffee baru buka di Purwokerto, rajin banget ke sana. Tapi sekarang? Dia balik ngopi di warung di pojokan kampus. Alasannya simpel, “Ngopi bukan soal gaya, tapi soal ngobrol.” Dan di warung pojok kampus, kamu bisa ngobrol sepuasnya tanpa takut pelayan datang bilang, “Maaf, waktu kunjungan maksimal dua jam.”

Dari gaya hidup ke pelajaran

Tumbangnya beberapa gerai besar ini sebetulnya pelajaran penting: bahwa tidak semua tempat bisa disamakan. Tidak semua gaya hidup bisa diekspor mentah-mentah. Masyarakat kota kecil seperti kami butuh adaptasi, bukan asumsi.

Baca Juga:

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kami bukan anti-modernisasi dan tidak alergi pula pada perkembangan. Tapi kami juga punya irama hidup sendiri. Dan irama itu tidak bisa dipaksa berdansa dengan lagu-lagu ibu kota yang diputar dari pengeras suara retail nasional.

Kalau kamu ingin bisnis bertahan di Purwokerto, turunkan sedikit idealismemu, naikkan sedikit kepekaanmu. Coba duduk di warung pinggir jalan, dengar obrolan orang-orang, dan pahami bahwa tidak semua orang ingin beli nama besar. Kadang mereka hanya butuh rasa yang akrab.

Purwokerto bukan kota yang anti kemajuan, kok. Tapi Purwokerto adalah kota yang belajar dari tiap hal yang datang dan pergi.

Hari ini Starbucks buka, mungkin besoknya ada yang jual kopi botolan 10 ribuan yang justru lebih laris. Hari ini Janji Jiwa buka dua cabang, mungkin tahun depan tinggal satu yang aktif. Dan itu bukan aib ataupun kegagalan. Itu cuma tanda bahwa pasar tidak bisa diseragamkan.

Jadi, kalau kamu pebisnis yang sedang mengincar kota kecil seperti Purwokerto, satu pesan saya, datanglah dengan rendah hati. Jangan bawa gaya hidup metropolitan dan mengira kami semua siap mengikuti. Karena kadang, yang kami butuhkan cuma kopi hitam di gelas plastik, rokok satu batang, dan angin sore yang lewat diam-diam.

Penulis: Wahyu Tri Utami
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jangan Bikin Purwokerto Jadi Jogja Kedua! Kami Butuh Hidup Tenang, Bukan Trending.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 17 Mei 2025 oleh

Tags: kota purwokertopilihan redaksipurwokerto
Wahyu Tri Utami

Wahyu Tri Utami

Pembaca buku, penonton film, penulis konten. Sesekali jadi penyelam andal (di internet, bukan di air).

ArtikelTerkait

10 Kuliner Khas Kampung Durian Runtuh dalam Serial Kartun Upin dan Ipin, Food Vlogger Harus Cobain!

10 Kuliner Khas Kampung Durian Runtuh dalam Serial Kartun Upin Ipin, Food Vlogger Harus Cobain!

17 Februari 2024
5 Alasan Mie Sukses's Nggak Sukses Merebut Hati dan Lidah Masyarakat Indonesia

5 Alasan Mie Sukses’s Nggak Sukses Merebut Hati dan Lidah Masyarakat Indonesia

7 Agustus 2025
Bertahun-tahun Hidup di Sumenep Madura Bikin Saya Nggak Sadar kalau 3 Kebiasaan Ini Aneh di Mata Orang Jember Mojok.co

Bertahun-tahun Hidup di Sumenep Madura Bikin Saya Nggak Sadar kalau 3 Kebiasaan Ini Ternyata Aneh di Mata Orang Jember

20 Juni 2024
2 Mangli di Kabupaten Magelang Serupa tapi Tak Sama, Jangan Sampai Terkecoh!

2 Mangli di Kabupaten Magelang Serupa tapi Tak Sama, Jangan sampai Terkecoh!

2 Januari 2025
4 Alasan Kebomas Jadi Kecamatan Paling Istimewa di Kota Gresik

4 Alasan Kebomas Jadi Kecamatan Paling Istimewa di Kota Gresik

4 November 2024
10 Kata Slang dalam Bahasa Sunda terminal mojok.co

10 Kata Slang dalam Bahasa Sunda

31 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.