Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Puasa Tetap Buka tapi Curigaan sama Pembeli, Warung Makan Begini Sebaiknya Tutup Saja

Abdul Hamid oleh Abdul Hamid
26 April 2020
A A
Kalkulasi Kenikmatan: Konsep Puasa ala Penganut Aliran Filsafat Epicurianis warung makan yang buka siang hari di bulan puasa mau beli curiga tutup tirai mojok

Kalkulasi Kenikmatan: Konsep Puasa ala Penganut Aliran Filsafat Epicurianis warung makan yang buka siang hari di bulan puasa mau beli curiga tutup tirai mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Saya termasuk orang yang tidak masalah kalau pemilik warung makan ingin membuka warungnya di siang hari saat bulan puasa. Saya husnudzon saja, mereka berjualan bukan berniat mengganggu orang yang berpuasa.

Saya malah berterima kasih pada mereka yang masih membuka warung dengan menutup sebagian warungnya dengan kain atau sejenisnya. Yang menandakan warung buka, tetapi tidak secara terang-terangan.

Mungkin mereka mau membantu orang yang memang tidak puasa karena suatu halangan supaya bisa makan, pikir saya saat menemukan warung seperti di atas.

Kalau masih ada orang Islam yang masuk warung, itu bukan salah sang pemilik warung. Karena puasa adalah urusan manusia dengan Tuhan. Jadi, tidak mungkin orang Islam masuk warung yang separuh tertutup dengan sengaja berniat makan tanpa sadar kalau sekarang bulan puasa. Kecuali mereka memang tidak puasa sebelumnya.

Saya tidak terima kalau melihat orang yang marah-marah pada pemilik warung supaya warungnya harus tutup. Seakan bulan puasa berarti larangan untuk membuka warung di pagi dan siang hari. Padahal, bisa jadi hasil jualan mereka dipakai untuk keperluan menjalani bulan puasa.

Bagi pemilik warung sendiri, harusnya mereka sudah paham bahwa orang yang masuk ke warungnya dalam rangka membeli makanan. Terlepas mereka puasa atau tidak itu urusan mereka. Jangan sampai seperti warung makan yang saya datangi.

Ceritanya seperti ini. Seorang teman kebingungan harus membeli makan di mana. Bukan buat dia, tetapi buat istrinya yang sedang menyusui. Bukan lantas si istri menyusui dan tidak puasa, melainkan mereka sedang dalam perjalanan pulang kampung dan harus menginap, menunggu jadwal kapal untuk melanjutkan perjalanan. Mereka tergolong musafir sehingga tidak masalah jika memang tidak kuat berpuasa.

Si suami bertanya di grup WA keberadaan warung terdekat yang buka. Saya menyadari bahwa mereka sedang membutuhkan makanan. Kebetulan saya sedang ada keperluan di dekat penginapannya. Saya pun menghubungi, menawarkan diri mencarikan makanan.

Baca Juga:

10 Makanan yang Sering Bikin Salah Paham karena Namanya

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Saya langsung muter-muter mencari warung makan yang buka. Ada warung yang saya pikir buka, soalnya pintu warung itu dibuka dan ada tirai yang sengaja di pasang di depan warungnya.

Saya segera menghampiri.

“Ada nasinya, Mbak?” tanya saya yang melihat seorang perempuan penjaga warung.

Dia menatap saya sejenak, menunjukkan ekspresi kecurigaan. Dengan nada ketus dia menjawab, “Belum masak.”

“Masih lama gak ya?” Saya masih belum menyerah. Teman saya pasti sangat butuh.

“Masih lama,” nadanya masih ketus dan penuh kecurigaan.

Saya menyadari tanggapannya yang tidak enak, tetapi tidak terlalu peduli. Pikiran saya dipenuhi bagaimana menjawab tidak ada pada temen saya.

Dengan berat, Saya mendatangi penginapannya.

“Halo. Saya di depan penginapanmu,” ucap saya lewat telepon.

“Oh iya. Tunggu ya. Ini mau ke depan,” jawab teman saya penuh harapan.

Dengan suara samar-samar, saya mendengar dia mengatakan “kita ambil makanan di depan ya.”

Saya semakin merasa bersalah. Dia datang dengan menggendong anaknya.

Segera saya bilang, “Maaf ya. Warung pada tutup, jadi gak dapet makanan.”

Kita melanjutkan dengan basa-basi di lobi penginapan.

“Sebenarnya tadi ada yang buka, cuma belum masak,” ujar saya di sela-sela obrolan.

“Sebelah mana? Nanti saya aja yang ke sana,” tanggapnya tidak mau merepotkan.

“Nggak usah. Nanti saya coba ke sana.”

Beberapa menit kemudian, saya pamit untuk ke warung itu lagi.

Harapan saya tumbuh setelah melihat tumpukan aneka lauk di dalam warung. “Sekarang sudah masak, Mbak?”

“Sudah,” dia masih ketus.

“Pesen satu, bungkus.”

Dia melipat kertas dan menyentong nasi. “Kamu gak puasa?” ujarnya menuduh.

“Puasa. Itu buat istri temen.”

“Ahhh. Alasan. Ngaku aja.” Tuduhannya membuat saya tidak nyaman.

Saya menahan emosi. “Buat apa gak puasa, beli makan masih bungkus.”

“Kamu ngumpet pas makan.”

“Iya dah. Terserah,” ucap saya dengan nada ditinggikan.

“Dasar.”

Saya tidak meladeni lagi, langsung pergi menuju penginapan teman saya.

BACA JUGA Cerita-cerita Khas dalam Iklan Ramadan Emang Sukses Bikin Kangen dan tulisan Abdul Hamid lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 April 2020 oleh

Tags: Bulan PuasaMakananPuasawarung
Abdul Hamid

Abdul Hamid

Saya asli Madura, tapi bukan tukang sate dan tukang cukur.

ArtikelTerkait

menu wajib berkat tahlilan mojok.co

5 Lauk yang Secara Misterius Selalu Ada di Berkat Tahlilan

26 Agustus 2020
Bukan Indomie, Justru Kerupuk Penyelamat Hari-Hari Melarat Kita

Bukan Indomie, Justru Kerupuk Penyelamat Hari-Hari Melarat Kita

2 April 2020
3 “Penghinaan” yang Dilakukan Orang Indonesia terhadap Makanan Italia

3 “Penghinaan” yang Dilakukan Orang Indonesia terhadap Makanan Italia

4 Juli 2024
lingsir wengi ponggol setan hantu tuselak mojok

Kenapa Ada Ponggol Setan, tapi Nggak Ada Ponggol Syar’i?

1 Juni 2021
Membayangkan Uncle Muthu dalam Serial Upin Ipin Jadi Penjual Angkringan

Membayangkan Uncle Muthu dalam Serial Upin Ipin Jadi Penjual Angkringan

19 Februari 2024
zat kimia dalam makanan terminal mojok

Memahami Ketakutan Orang terhadap Zat Kimia dalam Makanan

19 Januari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran Mojok.co

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

12 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.