Preman Pensiun episode 20 dibuka dengan adegan Kang Mus mengendarai vespa birunya. Kang Mus datang ke pasar menemui Komar, menanyakan kabar anak buahnya. Komar mengatakan bahwa Jony belum bisa datang karena masih sakit gigi, Jupri sedang merintis usaha cilok, Iwan kurang ajar tidak mengangkat telepon. Kang Mus memberi tahu Komar bahwa Iwan sudah tidak menganggap Komar sebagai bos karena Iwan sudah meminta bergabung dengan kelompok Jamal.
Pindah ke adegan Kang Bahar yang sedang menyirami bonsai. Di sampingnya, Amin sedang mengelap mobil sambil bertanya kepada Kang Bahar apakah hari ini ada rencana bepergian karena sudah lama mobilnya nggak dipake, paling cuman dilap dan dipanasin mesinnya.
Di jalanan, Jamal, Dikdik, Ujang, dan Iwan Tison sedang berkumpul. Jamal bertanya kepada Dikdik mengenai rencana Dikdik hari ini. Katanya Dikdik akan menemui Helena, teman Ratna (ini nama samaran Rosita saat bertemu dengan Geng Jamal) untuk mencari informasi tentangnya. Bos Jamal juga memberi tugas pertama kepada Iwan Tison: membantu Ujang menarik uang iuran dari semua pedagang di jalanan.
Komar harus jalan sendiri nagih uang iuran keamanan karena sudah tidak mempunyai anak buah. Kang Mus menanyakan kabar uang yang dibawa kabur Yuli. Kalau diitung-itung uang yang dibawa kabur Yuli sekitar 10 juta.
Kang Bahar ditelepon cucunya, Tiara, anak Kinasih. Kang Bahar nungguin Tiara dan adiknya untuk datang ke Bandung. Tiara bilang bahwa kakeknya harus sabar menunggu kedatangannya di Bandung. Kang Bahar bicara dengan Kinasih menanyakan kabar Kinanti, menyuruh Kinasih untuk sekalian mengajak Kinanti pulang ke Bandung.
Kang Mus diskusi dengan Gobang perihal masalah pasar dan masalah Jamal yang belum beres, ia sudah memberi peringatan ke Jamal. Tapi bukannya takut, Jamal malah terus nyusun kekuatan. Setelah berhasil menjadikan Murad dan Pipit sebagai alat, sekarang nambah lagi Iwan. Selain itu Kang Mus curhat tentang anaknya yang sudah mulai kenal laki-laki dan mulai belajar bohong. Kang Mus khawatir anaknya terjerumus ke dalam kenakalan remaja di era informatika.
Amin curhat ke Imas. Katanya, semenjak istri Kang Bahar meninggal dan Teh Kinanti ke Jakarta, kerjaan Amin cuman ngelapin mobil yang nggak kotor dan manasin mesinnya. Imas masih marah ke Dikdik karena jawaban Dikdik mengenai pekerjaan belum dijawab dengan jelas. Dikdik menemui Helena, teman Ratna. Darinya ia baru tahu bahwa nama asli Ratna adalah Rosita. Helena juga merupakan salah satu korban dari Rosita. Helena curiga Rosita kabur ke rumah orang tuannya. Ia berjanji akan mencoba mencari informasi alamat rumah orang tua Rosita.
Saep dan Junaedi belum juga mendapatkan kabar dari Resty dan Mike. Mereka mulai mencurigai bahwa Mike dan Resty itu merupakan orang yang sama. Saep tertipu 2 juta untuk biaya perawatan di rumah sakit, sedangkan Junaedi tertipu 1,5 juta untuk biaya kuliah. Mereka juga curiga bahwa wanita tersebut merupakan orang yang sama juga yang menawari Ubed untuk menjadi TKI ke Malaysia.
Jupri bertemu Dewi di taman. Blundernya, Jupri ia langsung membahas laki-laki yang sering ketemu Dewi. Dewi jadi curiga Jupri-lah dalang pemukulan Ubed. Dewi pun marah ke Jupri. Jupri ditampar, lalu Dewi pergi meninggalkan Jupri naik angkot.
Ubed datang ke rumah Fadli untuk curhat.
“Kenapa ya saya apes melulu.”
“Lebih banyak mana apes sama beruntungnya? Pasti, beruntungnya jauh lebih banyak cuman kamu sering nggak sadar, bukan cuma kamu, saya juga kadang nggak sadar kalau saya lagi beruntung. Beruntung masih bisa makan, beruntung masih bisa napas, beruntung masih punya keluarga, beruntung masih punya temen….”
“Iya, ya.”
“Kalau kita lagi apes, lagi sial, mungkin itu ujian bagi kita untuk menguji seberapa sabar dan kuatnya kita.”
“Terus saya harus gimana?”
“Kalau itu ujian kita harus sabar, harus kuat. Tapi kalau itu balasan atas kejahatan kita, ya kita harus terima. Tapi bukan cuma terima, kita harus kapok, jangan diulangi lagi.”
“Kamu hebat,” kata Ubed sambil tersenyum
“Hebat apa?”
“Seperti ustad.”
“Hehehe… kalau ngasih nasihat mah hebat, tapi kalo jalannya mah masih ngaco juga, nggak beda lah sama kamu.”
Memang seharusnya seperti itu fungsi teman, memberi nasihat tanpa merasa dirinya paling benar. Rispek buat Fadli. Sukses untuk Band Padi Reborn-nya.
Fadli kemudian membuatkan minum untuk Ubed. Ketika sedang menunggu minum, Ubed ditelepon Dewi.
Dewi menelepon Ubed, laporan bahwa dia sudah mengetahui siapa yang menyuruh Ubed untuk menjauhi dewi. Ubed sudah tidak ingin membahasnya lagi, tapi Dewi tidak terima. Ia ingin bertemu Ubed. Mereka lalu janjian di tempat mereka biasa jajan bakso cuanki. Dewi dan Ubed kembali bersepakat untuk berjualan cilok bersama dalam susah ataupun senang, dalam untung maupun rugi.
Jupri ambyar setelah ditinggalkan Dewi. Ia kembali ke pasar, siap bergabung lagi jadi anak buah Komar. Ia langsung mendapat tugas bertama untuk membeli kopi dan kacang. Komar bercerita ke Jupri mengenai Yuli yang membawa kabur uang setoran.
Dikdik melaporkan hasil obrolannya dengan Helena ke Kang Mus. Ia sudah mendapatkan informasi alamat orang tua Rosita yang berada di luar kota. Kang Mus menyuruh Dikdik untuk tidak memberikan informasi ini ke Jamal.
Kang Bahar ditelepon Sobarna, orang yang meminta bantuan Kang Bahar lewat Jamal untuk mencari wanita yang telah menipunya. Sampai saat ini masalah itu belum beres. Kang Mus disuruh Kang Bahar untuk membereskan masalah tersebut.
Jamal menginterogasi Dikdik perihal Ratna. Lalu Kang Mus datang meminta nomor Sobarna, tapi Jamal tidak memberinya. Jamal ditampar Kang Mus setelah itu ia memberikan hapenya. Kang Mus menelepon Sobarna dan mengambil alih tugas Jamal untuk mencari wanita yang telah menipu Sobarna.
Ubed dan Dewi jalan jalan di Braga. Tiba-tiba mereka bertemu Iwan Tison dari arah berlawanan. Dengan raut wajah penuh ketakutan, Ubed mengatakan kepada Dewi bahwa orang itu adalah anak buah Kang Mus yang telah menghajarnya. Dewi menyeberang menghampiri Iwan Tison dan langsung memarahi serta menamparnya.
Setelah mendapatkan informasi alamat rumah orang tua Rosita dari Dikdik, Kang Mus langsung menghubungi tempat penyewaan mobil. Kang Mus sewa mobil dengan harga preman, kata sopirnya, “Untuk Kang Mus, soal harga bisa dibicarakan.” Kang Mus pergi ke luar kota untuk mencari Rosita, setelah beberapa jam perjalanan akhirnya sampai tujuan. Rumah Rosita melewati area persawahan. Ketika Kang Mus datang Rosita sedang santai di depan rumah, dengan singkat dan tegas Kang Mus berkata, “Siapa pun nama kamu, ikut saya sekarang.”
Preman Pensiun episode 20 ditutup dengan adegan Kang Mus menyerahkan Rosita ke Sobarna.
“Saya bawa perempuan ini untuk mencuci nama Kang Bahar yang sudah dijual sama si Jamal. Sebetulnya Kang Bahar tidak pernah tahu soal kerjaan yang Bapak kasih ke si Jamal. Setelah ini Bapak nggak perlu lagi menghubungi Kang Bahar untuk bilang terima kasih atau minta maaf. Semua sudah selesai di sini sekarang.”
Baca sinopsis semua episode Preman Pensiun musim 1 di sini.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.