Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Potong Kebo Andilan, Tradisi Lebaran Betawi yang Mulai Pudar Tergerus Zaman

Suzan Lesmana oleh Suzan Lesmana
5 Mei 2022
A A
Potong Kebo Andilan, Tradisi Lebaran Betawi yang Mulai Pudar Tergerus Zaman

Potong Kebo Andilan, Tradisi Lebaran Betawi yang Mulai Pudar Tergerus Zaman (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Selepas menunaikan amanah nge-MC salat Idulfitri 1443 H, saya langsung bergerak ke ke rumah ibu mertua di Bekasi. Selain menyusul istri dan anak-anak yang telah mendahului beberapa hari sebelumnya, perut saya juga sudah keroncongan tak tahan ingin segera menyantap semur daging kebo (kerbau) masakan ibu mertua. Ya, bahannya memang daging kebo hasil potong kebo andilan, sebuah tradisi Lebaran Betawi yang sudah jarang ditemukan di Jakarta.

Satu porsi ketupat dikolaborasi semur daging kebo plus sayur godog pepaya, sambal tumis, topping bawang goreng serta kerupuk kulit, ludes tak bersisa saya habiskan. Tak lama ibu mertua saya telah menyiapkan segelas kopi hitam ditemani biji ketapang, dodol, dan tape uli. Duh, nikmat mana lagi yang ‘kan kudustakan mempunyai ibu mertua sebaik ini.

Tak lama istri saya pun ikut bergabung bersama kakak-kakaknya. Lantas sudah menjadi kebiasaan ibu mertua setiap kumpul Lebaran, bercerita tentang masa lalu. Kali ini bertopik tradisi potong kebo andilan yang sudah mewujud menjadi semur daging kebo yang saya santap barusan.

Menurut beliau tradisi andilan ini telah lama menjadi tradisi sejak belio kecil di kalangan masyarakat Betawi dan konsisten diteruskan hingga belio seusia kini. Bedanya dulu sekarang belio sudah pindah ke Bekasi.

Adu silat adat Betawi (Greg PW via Shutterstock.com)

Andilan atau patungan yang dimaksud adalah beberapa orang bersepakat berkolaborasi atau bekerja sama membeli seekor kerbau yang akan dipotong jelang Lebaran tiba. Jumlah peserta andilan kebo tak dibatasi, sesuai kesepakatan saja.

Biasanya dalam satu perkampungan bisa lebih dari satu kelompok andilan karena memang tak harus tujuh orang seperti sapi atau kerbau kurban Iduladha. Untuk iuran andilan dapat disetor pekanan atau bulanan.

Supaya tak terlalu berat, iuran andilan dibuat sistem paketan (lorisan) hingga setahun lamanya. Agar kelompok andilan tenang dan tak bubar hingga selesai potong kebo, biasanya ada seorang yang dituakan atau disegani sekaligus dikasih amanah memegang iuran andilan, membeli kebo, bahkan merawat si kebo hingga waktu pemotongan tiba.

Baca Juga:

Dilema Orang Bogor: Terlalu Betawi untuk Disebut Sunda

Dilema Orang Cikarang: Terlalu Betawi untuk Disebut Sunda, Terlalu Sunda untuk Disebut Betawi

Potong kebo andilan dilaksanakan H-2 atau H-1 jelang Lebaran. Mereka yang menjadi anggota andilan akan datang bergotong-royong memotong, mencacah daging, hingga memecahkan tulang kebo. Akhirnya bagian-bagian kebo ditanding sesuai sejumlah anggota yang ikut andilan sedari awal.

Semua orang yang menjadi bagian potong kebo andilan pada akhirnya akan segera memasak daging kebo menjadi semur atau rendang untuk Lebaran. Tak lupa olahan masakan daging kebo andilan juga dibagi ke orang-orang yang lebih tua, terutama orang tua sendiri dan saudara-saudara yang tua.

Tradisi membawa tentengan yang berisi daging kebo tersebut dikenal pula dengan istilah “nyorog.” Jadi “nyorog” tak hanya tradisi Betawi jelang Ramadan saja, jelang Lebaran pun tak masalah.

Makanya dalam tentengan berwujud rantang bertingkat tak hanya diisi semur kebo berkuah kental, tapi berisi juga pernak-pernik lainnya seperti sayur besan, lauk-pauk ringan seperti ikan gabus kering, dan lain-lain. Paket sembako atau kue-kue kering khas Lebaran juga tak ada salahnya disertakan biar orangtua tambah senang.

Semur kerbau (Shutterstock.com)

Seiring waktu, sepertinya tradisi potong kebo andilan ini akan semakin pudar di Jakarta. Lahan-lahan di Jakarta yang dapat mengakomodir kebo-kebo untuk dipelihara sudah semakin terbatas. Semua berubah jadi kompleks atau klaster perumahan-perumahan atau pasar modern baru.

Akibatnya, sudah semakin langka sajalah tradisi potong kebo andilan ini untuk dapat disaksikan atau ditonton anak-anak kecil seperti Jakarta tempo doeloe. Keterbatasan lahan dalam menjalankan tradisi andilan ini pernah diaminkan oleh sejarawan JJ Rizal (2022) sebagaimana dikutip dari Okezone.com.

Kalau ditelusuri, saat ini sesungguhnya masih ada masyarakat Betawi yang meneruskan tradisi kolaborasi yang sesuai dengan prinsip orang tua kita zaman dahulu ini, yakni “berat sama dijinjing ringan sama dipikul”. Namun, rata-rata mereka tinggal di luar Jakarta alias Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek).

Entahlah, sampai kapan tradisi ini dapat bertahan dan diteruskan anak cucu masyarakat Betawi. Mengingat tanah dan lahan Bodetabek lama kelamaan akan penuh juga. Dan orang sudah memilih membeli daging kebo atau sapi di toko daging yang lebih praktis tinimbang iuran hingga setahun lamanya. Akankah semakin pudar dan tergerus zaman?

Sudahlah. Saya tak mau berandai-andai lagi. Akhirnya saya pun beranjak kembali ke meja makan untuk menyendok kembali ketupat dan semur daging kebo. Kompetisi begitu ketat ketika banyak orang berkumpul. Mudah-mudahan Lebaran tahun depan saya masih dapat menikmati semur daging kebo senikmat ini lagi. Aamiin.

Penulis: Suzan Lesmana
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kawasaki Athlete, Motor Ayam Jago Jadi-jadian.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Mei 2022 oleh

Tags: adatbetawipotong kebo andilansemur kebo
Suzan Lesmana

Suzan Lesmana

Seorang MC yang suka menulis sejak pandemi

ArtikelTerkait

Tidak Semua Setan Betah di Kota Jakarta, Tidak Semua Malaikat Nyaman di Jogja mojok.co/terminal

Betawi yang Modern, Betawi yang Tak Lagi Saya Kenali

22 Januari 2021
daftar tamu undangan pernikahan ra srawung rabimu suwung seserahan adik nikah duluan gagal nikah dekorator pernikahan playlist resepsi pernikahan mojok

Menolak Falsafah ‘Ra Srawung Rabimu Suwung’

6 Juli 2021
ereveld makam korban perang belanda jogja sulitnya cari makam kuburan mojok

Sulitnya Mencari Makam di Jogja

6 Oktober 2020
Ondel-ondel, Ikon Jakarta yang Terpinggirkan Terminal mojok

Ondel-ondel, Ikon Jakarta yang Terpinggirkan

8 Februari 2021
Rebu, Tradisi Menjaga Hubungan Keluarga dari Suku Karo Terminal Mojok

Rebu: Adat Suku Karo untuk Menjaga Hubungan Keluarga

9 Desember 2020
Nyorog: Tradisi Masyarakat Betawi Jelang Ramadan yang Bikin Mertua Tambah Sayang

Nyorog: Tradisi Masyarakat Betawi Jelang Ramadan yang Bikin Mertua Tambah Sayang

26 Maret 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.