Ibu-ibu banyak yang kapok membawa anaknya ke Posyandu karena layanan yang tidak maksimal.
Sejak memiliki momongan, saya dan istri berkomitmen untuk memantau pertumbuhan anak secara cermat dengan rajin berkunjung ke Posyandu. Apalagi, ibu saya yang bertugas sebagai kader posyandu kerap mewanti-wanti betapa pentingnya layanan ini.
Asal tahu saja, Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu memiliki beberapa program untuk kesehatan ibu dan anak. Layanan yang dijalankan oleh puskesmas dan masyarakat ini diharapkan bisa memantau tumbuh kembang anak supaya terhindar dari kurang gizi atau masalah lain sejak dini. Pemantauan dilakukan dengan cara mengukur berat, tinggi, lingkar kepala, dan lingkar lengan anak.
Sekilas memang tidak ada yang salah dengan Posyandu dan berbagai programnya hingga saya mendengar cerita dari istri saya. Katanya, para orang tua yang datang ke posyandu (yang biasanya adalah ibu-ibu) sebenarnya merasa sebal dengan layanan di sana. Disclaimer, hal menyebalkan ini berdasarkan Posyandu tempat saya berada. Bisa jadi sama dengan yang lain atau mungkin ada juga yang berbeda.
Daftar Isi
Timbangan Posyandu kurang akurat
Posyandu tempat anak kami ditimbang itu terbilang bukan yang modern. Timbangan yang dipakai merupakan timbangan yang serupa dengan yang saya pakai dua puluh tahun yang lalu. Pernah suatu kali menggunakan timbangan modern, tapi selalu balik lagi menggunakan timbangan yang jadul. Sehingga seringkali membuat hasil timbangannya tidak stabil.
Ketika hasilnya tidak stabil, entah kenapa, yang disalahkan selalu ibunya. Misalnya saja ketika bulan ini berat badannya turun drastis dari bulan sebelumnya, sudah pasti ibunya dapat komentar negatif. Padahal, ketika dicek dengan timbangan normal yang ada, berat badan anak tidak sesuai dengan yang telah ditimbang di Posyandu. Lagian, anaknya sehat-sehat saja kok.
Komentar sinis ketika berat badan anak tidak naik
Komentar sinis jadi salah satu alasan paling kuat yang membuat ibu-ibu muda malas berkunjung ke Posyandu. Dari cerita ibu-ibu yang membawa anaknya ke Posyandu, mereka kapok karena selalu mendapatkan komentar sinis, bahkan gaslighting, dari pegawai Posyandu tatkala berat badan anak tidak naik. Misalnya seperti, “Kenapa berat badannya nggak naik?”, “Anak sendiri kok dikasih makannya nggak bener!”
Masalahnya memang bukan dari pertanyaannya, tapi dari komentar sinisnya itu. Perlu diketahui, berat badan anak tidak naik itu bukan selalu karena salah ibunya. Bisa jadi kan karena anaknya sedang mengalami “gerakan tutup mulut” (GTM) alias tidak mau makan sama sekali, sakit, atau emang perkembangan berat badannya beda dengan anak yang lain. Tapi kan balik lagi, selama kurva tumbuhan kembangnya baik, tidak menurun drastis, tidak perlu juga sampai menjatuhkan mental seorang ibu dengan komentar-komentar yang sinis.
Saran yang kurang sesuai
Pernah suatu kali istri saya ke Posyandu dan curhat mengenai anaknya yang susah makan. Saran yang diberikan oleh kadernya terkesan seperti tidak peduli, “Yaudah tinggal dibawa aja sambil jalan-jalan, biasanya anak suka kok.”
Tak lama setelah itu istri saya mempelajari bahwa jika memberi makan sambil membawa anak-anaknya jalan-jalan itu kurang sesuai. Anak nantinya tidak menyadari bahwa dia sedang makan sehingga membuatnya kelak akan sulit berkonsentrasi. Sepele sih, tapi ya cukup menyebalkan jika saran yang kurang sesuai tersebut keluar dari tempat yang katanya peduli dengan tumbuh kembang anak.
Makanan Posyandu yang kurang bergizi
Entah ini terjadi juga di Posyandu lain atau tidak, terkadang makanan yang diberikan itu merupakan makanan yang kurang sesuai dengan pedoman Angka Kecukupan Gizi (AKG). Posyandu diberikan anggaran tertentu untuk memberikan makanan yang sehat dan sesuai bagi anak yang sudah berkunjung. Namun, pernah beberapa kali makanan yang diberikan itu berupa snack jajanan yang seharusnya tidak diberikan oleh Posyandu. Memang sih kita tidak perlu membayar, tapi menyebalkan juga ketika makanan yang dikasih malah makanan yang kurang sesuai untuk kebutuhan gizi anak.
Itulah beberapa hal menyebalkan yang membuat ibu-ibu malas dan kapok membawa anaknya ke Posyandu. Walaupun begitu, tetap penting untuk selalu memantau kesehatan anak sejak dini. Kalaupun tidak mau ke Posyandu, ya minimal secara rutin cek perkembangan anak ke puskesmas lah.
Penulis: Handri Setiadi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Cek Kesehatan Gratis Saat Ultah, Satu-satunya Hal Baik dari Pemerintah Saat Ini
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.